Refleksi - Ketaatan (Luk 1:38)
Lukas 1:38 (TB) Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia.
Sudah kurang lebih 12 kali saya mengikuti Natal. Kadang di tempat saya berkuliah atau di tempat kerja. Momen natal begitu istimewa selain hari libur (tentunya). Natal yang berarti kelahiran yang ditujukan kepada Juruselamat dunia, Yesus Kristus. Ia adalah tokoh sentral dalam iman Kristiani.
Tahun ini, saya kembali merenungkan concern apa yang Allah berikan melalui Anak-Nya ini. Kata "taat" membuat saya sedikit lebih lama dalam membaca ayat yang saya kutip di atas. Menurut KBBI, taat adalah senantiasa tunduk, patuh, tidak berlaku curang, dan bisa juga artinya setia. Taat inilah yang menjadi salah satu sikap yang harus dimiliki orang percaya.
Kelahiran Yesus yang dicatat dalam Matius dan Lukas. Perlu diketahui kedua-duanya memiliki perspektif berbeda yang saling melengkapi. Pada Lukas 1:26-38 merupakan detik-detik bagaimana malaikat Gabriel memberitahu tentang Maria akan mengandung. Yang menarik ialah ayat 38, bagaimana Maria tetap taat dengan mengatakan "sesungguhnya aku ini hamba Tuhan dan jadilah menurut apa yang dikatakan olehmu" (parafrase Penulis).
Hal ini membuktikan dalam keraguan Maria, ia belajar taat. Saat khawatirnya Maria, ia mencoba untuk taat dengan iman ia berkata demikian.
Selain itu, catatan Perjanjian Baru menggambarkan bagaimana seseorang harus hidup dengan ketaatan. Maria dan Yusuf belajar taat.
Saat Maria diberi penglihatan mengandung Anak dari Roh Kudus, ia taat. (Luk 1:26-38);
Saat Yusuf mengurungkan niat menceraikan Maria oleh karna Malaikat Gabriel, ia taat. (Mat 1:24-25);
Saat Yusuf minta mengungsi ke Mesir, ia taat. (Mat 2:13-15).
Sebenarnya masih banyak bentuk ketaatan lainnya. Menyingkat renungan ini, maka tiga gambaran singkat cukup menyatakan bagaimana harusnya seseorang taat kepada Allah.
Saya mengajak kita sama-sama merefleksikan ketaatan dalam rangka menyambut Natal Yesus Kristus. Kita yang sudah percaya.
1. Sudahkah kita lahir baru? Meninggalkan kelakuan kita yang lama.
2. Sudahkah kita taat kepada kehendak-Nya? Contoh konkret ialah mengasihi.
3. Bagaimana bukti atas ketaatan itu?
Definisi ketaatan lebih kepada sikap untuk menundukkan dan mencondongkan diri kepada keinginan Allah. Layaknya Maria saat menerima kabar baik itu.
Sulit? Pasti dan wajar. Karna kita hidup dalam kedagingan yang menghasilkan dosa. Bisa taat? Bisa! Bergantunglah terus kepada Allah.
Selamat menyongsong Natal 2023.
Salam dan berkat dari Bapa, Putera dan Roh Kudus. Allah yang Esa. Amin
Komentar
Posting Komentar