Menjawab Tuduhan - Kasihi Musuhmu = Kasihi Penjajah?
Pada tulisan kali ini, saya akan membahas tuduhan dari salah tafsir sesuai video yang beredar di medsos. Perlu diketahui jawaban ini berdasarkan sisi apologetis.
Disclaimer: Bagi saudara/i yang menganggap ini terkesan dangkal karna memang hanya diperuntukkan pembelaan iman. Di bagian ini pula saya membahas sesuai kajian Kristen tanpa menyinggung yang lain.
Anda dapat menonton video tuduhan dari link berikut: chanel Dondy Tan - kasihi musuhmu = kasihi penjajahmu?
Inti dari Video (menit 23:19-24:24): "Kasihilah musuhmu pada konteks jaman itu musuh Yahudi adalah Romawi sebagai penjajah. Maka Yesus menyuruh untuk mengasihi penjajah." (Parafrase Penulis)
Ayat yang dikutip/dibahas: Matius 5:44 (TB) Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. (Paralel dengan Lukas 6:27-28)
Sudah lama saya ingin menanggapi dari sisi apologetis mengenai pernyataan video di atas. Sebenarnya apa yang dilakukan content creator sangat tidak benar yaitu menafsir dengan memasukkan pikiran sendiri (eisegesis). Orang Kristen justru mengeluarkan apa perkataan Firman itu (eksegesis) dan menafsir Alkitab dalam terang tuntunan Roh Kudus. Ada tahapan-tahapan seperti eksegesis dan menafsir. Tidak sembarangan.
Namun, ini mengecewakan karna mengobok-obok kitab Suci agama orang lain. Menafsir seenaknya yang jelas tidak seperti begitu konteksnya.
(1) Kasihi musuhmu bukan mengasihi penjajah!: Dalam buku Jan Aritonang, Sejarah Perjumpaan Kristen dan Islam di Indonesia, disebutkan Belanda menekan agar perkabaran Injil dihindarkan di daerah Jawa. Alasannya agar tidak ada orang-orang yang menjadi Kristen akibatnya nanti tidak ada orang Jawa yang tunduk kepada Belanda. Alasan inilah disebut sosial-ekonomis.
Pada akhirnya, perbedaan Agama tetap musti dipertahankan.
Pihak zending atau misionaris Belanda pun tidak setuju dengan adanya penjajahan yang dilakukan. Ini membuktikan bahwa Injil memang berdiri sendiri alias esensinya tidak hilang. Orang yang memiliki kepentingan sendirilah yang menjadi pihak yang memanipulasi Injil tersebut.
(2) konteks singkat ayat: lihat pada ayat 43 yang merupakan satu pembahasan dengan ayat 44.
Matius 5:43-44 (TB) "Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu.
Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu."
Yesus sedang memberi pengajaran kepada pendengar-Nya. Bagi orang Yahudi yang melaksanakan Taurat. Yesus berkata "kamu telah mendengar firman" ini merujuk kepada tradisi atau pengajaran lisan tenrang hukum. Maka, Yesus meluruskan dan bukan saja mengajar sama dengan mengutip Taurat tetapi memberi "pagar" Taurat. Maka, kesan yang ditimbulkan tidak masuk diakal. Karena iman sedianya melampaui akal. Iman Kristen mengedepankan cinta kasih dan kemurahan bukan dendam. Yesus menegaskan berdoa untuk perubahan mereka.
Sebagai contoh: seorang pencuri yang dibenci dan dimusuhi di mana-mana. Apakah ketika masuk di rumah orang Kristen, kita akan membiarkan saja, karna alasan harus mengasihi musuh? Tentu saja kita harus melaporkan ke polisi agar orang tersebut mendapat efek jera. Inilah yang disebut kasih, dimana kita ingin musuh kita bisa berubah dari perbuatannya yang salah, agar dia tidak binasa.
Benci dosa dan perbuatan mereka. Bukan malah membunuh dan melenyapkannya.
(3) makna Kasihilah musuhmu: maksud perkataan Yesus ialah mengasihi sesama. Karena Tuhan mencintai manusia, namun membenci kejahatan akibat dosa. Penekanan inilah yang disampaikan Yesus kepada pendengar.
Akan tetapi, bukan berarti saya menyetujui bullying dengan ayat seperti ini. Justru harus memberantas bullying. Jika membiarkan berarti kita menelatarkan pem-bully dengan kelakuan berdosanya. Dengan cara kita harus mengasihi dia, bantu dia berubah dari pemikirannya karna ia berharga. Maka sangat tepat yang diutarakan Rasul Paulus. Kasihi musuh bukan membalas dendamlah kepada musuh.
1 Korintus 13:4-7 (TB) "Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.
Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.
Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi ia bersukacita karena kebenaran.
Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu."
Mengutip kata-kata Pak Heri dari chanel IKIM, "injil hanya untuk orang cerdas." Bukan ditelan mentah-mentah. Maka sangat tepat kita hanya bersandar kepada Roh Kudus. Hikmat dari-Nya yang menerangi.
Kesimpulan: Yesus tidak mengajarkan mengasihi musuh sama dengan menyayangi penjajah. Tetapi Yesus mengajarkan etika moral yang tinggi, hidup dalam kemurahan dan cinta terhadap sesama. Karna Tuhan sendiri tidak pernah mengajarkan membenci sesama melainkan mengasihi sesama.
Sekian jawaban atas tuduhan mistafsir.
Tuhan Yesus memberkati.
Bacaan lebih lanjut:
1. Aritonang, Jan S. Sejarah Perjumpaan Kristen dan Islam di Indonesia. Jakarta: Gunung Mulia. 2016. P85-6
2. Norman Geisler and Thomas Howe, When Critics Ask: A Popular Handbook on Bible Difficulties, Victor books.
3. “IMPLIKASI PERINTAH KASIHILAH MUSUHMU MENURUT LUKAS 6:27-36” (2014) Tumou Tou , 1(2), pp. 59-82. Available at: https://ejournal-iakn-manado.ac.id/index.php/tumoutou/article/view/7 (Accessed: 10December2023).
"Injil dalam Alkitab HANYA untuk orang cerdas spiritual" Bukan bani Copas. Thanks sharingnya ✌️😇👍
BalasHapusSama-sama pak Jend IKIM. Mantap.
Hapus