Refleksi - Kesukaan Besar (Luk 2:10-11)
Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud.
Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan."
Apa yang saudara rasakan bila terdapat kabar sukacita? Kabar kelahiran anak atau cucu misalnya? Betapa bahagianya bukan? Baru-baru ini saya pun menikmati bagaimana punya anak. Gembira dan terharu mendengar kelahirannya.
Kesukaan besar dan terlampau megah kurang lebih 2000 tahun yang lalu tepatnya kelahiran sang Juruselamat. Kabar itu disampaikan kepada gembala-gembala. Mereka kaum yang terpinggirkan jauh dari kota, sebagai gembala domba. Akan tetapi menariknya kabar itu pertama (sesudah Yusuf dan Maria, tentunya) disampaikan kepada mereka.
Kitab Lukas memang ditujukan bahwa Keselamatan untuk semua Bangsa dan bahasa. Kabar baik (injil) melalui Yesus Kristus bertujuan membebaskan semua manusia dari belenggu dosa. Maka tak heran bila kabar itu disampaikan pula kepada gembala yang saat itu sedang bekerja.
Menurut tafsir pendekatan Yahudi, yang disampaikan Rita Wahyu (Midgal Eder - Sarapan Pagi Biblika), gembala itu sedang menggembalakan kawanan domba untuk dipersembahkan di bait Allah. Ya, tepatnya Migdal Eder. Ini pula yang menjadi tipologi (penggenapan) nubuatan sebagai Anak Domba Allah. Yang akan menebus kita dari dosa. (Yoh 1:29)
Lengkaplah sudah bagaimana makna kelahiran Yesus Kristus di kandang domba, Migdal Eder itu. Sebagai bukti telah lahir Anak Domba Allah yang akan dipersembahkan sebagai tebusan. (Rom 8:32)
Mari kita merenungkan bersama:
1. Sudahkah anda memaknai Natal dengan benar?
2. Bukti anda memaknasi Natal bukan sekadar memakan cemilan, uang natal, tukar kado, dan kumpul-kumpul?
Natal yang bermakna merenungkan betapa berdosanya kita hingga sang Anak hadir untuk memulihkan kita. Dirimu dan saya berharga di mata-Nya. Natal adalah pemulihan dunia. Kesukaan besar itu sudah terjadi dan mari kita maknai dengan benar.
Komentar
Posting Komentar