Krisis Kepercayaan
Krisis adalah bagian dalam hidup manusia yang berkurang atau tersisa sedikit. Ini bukan hal yang aneh, ini lumrah dalam aspek kehidupan manusia. Ironi dan sekaligus Prihatin. Saya melihat berita Berita Kas Siswa SD raib( Ratusan orang tua siswa SD Negeri Pakemitan 3, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya, meradang usai uang tabungan siswa senilai ratusan juta raib.)"
Krisis kepercayaan dan malahan sudah menjadi akar pahit di masyarakat. Kepercayaan memang tidak nampak secara klinis (kasat mata). Kepercayaan hanya bisa dituangkan dalam tulisan perjanjian. Maka, ada perjanjian kedua belah pihak, dan tanda tangan di atas materai. Berarti ada keabsahan hukum yang terkandung dan apalagi dilanggar salah satu pihak maka akan ada sanksi.
Krisis kepercayaan ini telah dilakukan sejak Adam dan Hawa di tempatkan di taman Eden oleh Allah. Taurat mencatat bagaimana Adam diberi perintah untuk mengusahakn tanah, dan jangan makan buah pohon pengetahuan yang baik dan jahat. Allah percaya kepada manusia pertama dan pasangannya. Adam yang harusnya dapat menjaga kepercayaan itu, menjadi berubah semenjak Hawa digoda oleh iblis berwujud ular. Sejak itulah kejatuhan.
Krisis kepercayaan ini terjadi taman Eden. Akibatnya dosa. St. Augustine menuliskan semenjak kejatuhan manusia dalam dosa, maka tidak mungkin tidak berbuat dosa. Wow, kehendak bebas yang Allah berikan membuat kita condong untuk mengelabui, memanipulasi dan menjadikan diri berdosa.
Apa yang terjadi, ya mati. Hutang darah akibat membayar dosa. Hewan dipotong untuk menjadi pakaian penebusan mereka, menutupi ketelanjangan rohani mereka. Allah luar biasa memberikan kehendak bebas, supaya kita tidak menjadi robot tanpa perasaan. Tetapi adanya kepercayaan itu melahirkan kasih.
Seorang bernama Abraham dijuluki Bapa orang Percaya. Di saat orang sekitarnya tinggal di Ur-Kasdim. Membangun peradaban. Ia disuruh oleh Allah pergi dari Aram Mesopotamia ke Tanah Kanaan (yang dijanjikan). Apakah tidak aneh? Waktu itu tanah itu ramai, pusat perdagangan dan peradaban timur tengah. Tapi Allah menuntun keluar, Abraham percaya. Saat Sarah istrinya menertawakan Allah akan punya anak di usia tua. Abraham tetap percaya. Waktu Allah menyuruh Abraham mengorbankan anaknya yang tunggal, Ishak. Abraham percaya. Makanya wajar Abraham adalah Bapa Orang Percaya, dan Allah memperhitungkan itu sebagai kebenaran.
Kejadian 15:6 "Lalu percayalah Abram kepada TUHAN, maka TUHAN memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran."
Krisis kepercayaan memang tidak bisa dianggap sepele karna Allah pun menganggap orang yang percaya kepada-Nya sebagai kebenaran. Tidak heran sesama manusia tidak percaya setelah ada kasus seperti di atas. Tapi Allah menghargai kepercayaan itu. Kepercayaan menjadi buah yang harus dipetik saat mendekat kepada Allah.
Hiduplah dalam Allah melalui Firman-Nya maka anda akan belajar percaya. Meski percaya itu menjadi "sekarat" akhir-akhir ini. Tapi Allah menuntun kita percaya kepada-Nya.
Jika Krisis Kepercayaan adalah kasih yang dingin, maka Banyak Kepercayaan adalah kasih yang terus diperbaharui.
Komentar
Posting Komentar