Menjawab Tuduhan - Apakah Kristen Progresif Masuk Arus Utama?


Baru-baru ini Kristen di Indonesia telah dihebohkan dengan pernyataan salah satu Pendeta dalam acara Podcast. Ia menggemakan dan mempopulerkan kembali istilah "Kristen Progresif" (Selanjutnya disingkat KP). Apa sebenarnya KP dan mengapa ini menjadi pertentangan di dalam Gereja? Apa yang harus kita perbuat untuk mempertahankan pengajaran Kristen yang murni?

1. Apa itu Kristen Progresif? 
Kristen Progresif (KP) merupakan cabang dari satu teologi Kristen Liberal yang berkembang. Kevin DeYoung mengulas dengan singkat bahwa paham Kristen liberal ini lebih mengacu kepada perubahan pemahaman Kristen disesuaikan dengan zaman. Baik itu dari segi ilmiah, etika, penafsiran, moral hingga penebusan Kristus. 

Dalam buku Another Gospel karya Alisha Childers, sebuah pengalamannya tentang penemuan dan pertobatan iman yang ortodoksi (Yunani: Orto berarti lurus, Doksa berarti pengajaran) - sesuai arus utama - Childers dari Komunitas KP menjadi Kristen yang ortodoksi. Hingga sekarang ia terus berjuang untuk menggerus kelompok non-arus utama ini. 

Ia mengutip John Pavlovitz, salah satu oknum Kristen Progresif. Pavlovitz menyatakan KP adalah pandangan Kristen mengenai Allah menyelamatkan semua orang melalui kebaikan. Karena Yesus telah mati untuk semua orang di semua Agama. KP juga berpendapat Surga dan Neraka tidak ada, Alkitab bukan otoritas final umat Kristen dan paling parah kita perlu mendefinisikan ulang dogma (ajaran Gereja), doktrinal, dan sebagainya. 

Dilansir melalui Gospel Coaliton, Childers juga menyatakan bahwa merumuskan atau mendefinisikan gerakan Kristen Progresif menjadi sulit, karena tidak ada kesatuan atau kebakuan dalam doktrin mereka. Salah satu yang jelas, KP menolak pemahaman alkitabiah yang historis tentang pernikahan dan seksualitas, dan secara umum menyangkal atau mendefinisikan ulang doktrin-doktrin seperti penebusan dan otoritas Alkitab. 
"But what united them all was a willingness to question the things historic Christians had believed and put their hope in for two thousand years." (Another Gospel, hlm 72)
Terjemahan:
"Namun, yang menyatukan mereka semua adalah kesediaan untuk mempertanyakan hal-hal yang telah dipercayai dan menjadi pengharapan umat Kristiani selama dua ribu tahun."
Ketika mereka mendefinisikan ulang, ada pertanyaan dan rasa ingin tahu terhadap sejarah Kristen yang telah terjadi. Umumnya ini tidak salah jika menguji dan bertanya akibat ketidaktahuan - saya pun mendorong kita meneliti, menguji dan menganalisa Iman kita (Apologetika dapat menjawab ini) - yang salah ialah menolak apa yang telah menjadi pegangan Gereja selama ribuan tahun ditambah lagi mendefinisikan ulang menjadi paham sendiri. 

Padahal Iman Kristen siap untuk diuji. KP menggunakan istilah deconstruction (penataan ulang) and reconstruction (penyusunan kembali). Dua istilah melekat saat mereka menanyakan perihal teologi dalam Alkitab, sehingga menimbulkan definisi-definisi baru yang diklaim mereka "lurus".

Kutipan Ian Harber dari Mark Sayers cukup menggambarkan bagaimana pandangan Kristen Progresif.  
"Mark Sayers describes the progressive vision of the world as “the kingdom without the King.” We want all of God’s blessings—without submitting to his loving rule and reign. We want progress—without his presence. We want justice—without his justification. We want the horizontal implications of the gospel for society—without the vertical reconciliation of sinners with God. We want society to conform to our standard of moral purity—without God’s standard of personal holiness."
Terjemahan:
"Mark Sayers menggambarkan visi progresif dunia sebagai "kerajaan tanpa Raja". Kita menginginkan semua berkat Allah-tanpa tunduk pada pemerintahan dan kekuasaan-Nya yang penuh kasih. Kita menginginkan kemajuan-tanpa kehadiran-Nya. Kita menginginkan keadilan-tanpa pembenaran-Nya. Kita menginginkan implikasi horizontal dari Injil bagi masyarakat-tanpa rekonsiliasi vertikal antara orang-orang berdosa dengan Allah. Kita ingin masyarakat menyesuaikan diri dengan standar kemurnian moral kita-tanpa standar kekudusan pribadi Allah"  
Ilustrasi Gereja
Sumber: pexels.com/Ron Lach

2. Apa yang mereka percayai?

Pertama, bahayanya KP ialah menjadi percaya maka tidak perlu tertanam di dalam Gereja. Bahkan mereka mengira Gereja adalah penghalang karena mencoba menguasai manusia untuk berkembang. 

Kedua, otoritas Firman Tuhan yang dianggap bisa salah dapat mengacaukan pembacaan Firman Tuhan. Tidak ada kebenaran absolut di sana. Bukankah disebut Kristen karena mengimani Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat yang dipersaksikan dalam Alkitab (PL dan PB)? Mengapa jadi lain? 

Ketiga, perbuatan baik (moralitas) kita dapat membawa kita kepada keselamatan. Saya bisa mengerti kritik mereka yang melihat orang Kristen (yang ortodoksi) ini tidak menampilkan kasih Yesus kepada sesama. Tetapi oknum ini lupa setiap Agama memiliki klaim eksklusifitasnya masing-masing. 

Salah satu video pendek Bambang Noorsena, yang mengangkat mengenai kepindahan keyakinan pendeta Ortodoks, Hillarion Heagy. Hanya karena klaim primordial (manusia sejak asali - sebelum lahir - adalah seorang keyakinan tertentu). Dengan mengutip catatan Origen dari Alexandria, klaim semacam ini juga dimiliki oleh Kristen, bahwa semua orang yang belum percaya (k)risten - "k" huruf kecil - sedangkan yang sudah percaya Yesus Kristus sebagai Juruselamat dan Tuhan di namakan (K)risten - "K" huruf kapital. 

Sadari atau tidak, kelompok KP terlalu menitikberatkan klaim primordial sampai-sampai menggadaikan doktrin Gereja. Sampai-sampai semua orang diselamatkan diukur dengan perbuatan baik yang jelas-jelas berlawanan dengan kitab Suci. 
Roma 3:23-24  Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,  (24)  dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.
Pendeta yang saya sebutkan di atas pernah mengatakan ia dapat menginterpretasikan Alkitab lebih leluasa dengan lensa "Progresif". Ini menjadi batu sandungan karena tidak akan ada interpretasi hakiki dari semua isi kitab Suci. Yang sesungguhnya berisikan benang merah atas keselamatan dalam Yesus Kristus. Mujizat Tuhan akan seperti cerita dongeng apalagi jatuh kepada mitos. Bagaimana kita harus menginterpretasikan? Tidak lama muncul Alkitab hanyalah fantasi. 

Ilustrasi Alkitab
Sumber: Pexels.com/pixabay
3. Tanggapan Kita sebagai Arus Utama
Kebangkitan KP dalam Kristen di Indonesia, cepat atau lambat dapat menjadi sumbu pendek pandangan umat percaya terhadap Gereja. Kaum muda akan kebingungan dan menganggap diri benar menurut ukuran sendiri. 

Pemahaman KP yang berbahaya ini dapat mengakibatkan ketidakpercayaan orang percaya lainnya pada Gereja, semua disorientasi - bahkan LGBTQ+ - bisa dilegalkan, perpolitikkan, dan tidak ada garis tegas membatasi di semua ini. Padahal kita sudah seharusnya menolak dosa dan tetap menerima orangnya. Mereka perlu selamat, dan meninggalkan dosanya sama seperti kita. 

Saya menulis artikel ini mengajak sodara-sodari berpikir secara kritis. Kita harus tunjukkan rasa hormat kepada leluhur Gereja (Yesus Kristus, para Rasul, bapa Gereja hingga sekarang) dengan menekankan Ortodoksi pengajaran. Seperti argumentasi yang diangkat oleh Leonardo Winarto, ortodoksi Kristen dapat dilihat, ditinjau, diselidiki dan diimani sesuai pengakuan Iman Nicea - Konsili Ekumenis pertama Kristen tahun 325 M. Pengakuan ini penuh dogma yang tidak disangkal oleh Gereja arus utama! 

Gereja arus utama (ortodoksi) tegas dan jelas memandang:
  1. Alkitab sebagai Otoritas Final, tidak abu-abu soal ini. Alkitab adalah kebenaran. Meski semua cerita yang amoral dicantumkan bukan berarti kita ikuti melainkan kita belajar bagaimana akibat kebobrokan manusia tanpa Tuhan! Dosa yang memisahkan kita dari Tuhan. (lihat https://kevinsminds.blogspot.com/2024/02/review-doktrin-dan-penggunaan-kitab.html)
  2. Gereja sebagai Karya Kristus sejak zaman dahulu, di mana para orang berdosa bertobat, dibaptis dan bertumbuh di dalam-Nya.
  3. Keselamatan hanya dalam Nama Yesus Kristus.
Saya tidak mengerti apa yang ada di benak oknum KP ketika membaca ayat-ayat di bawah ini.
Yohanes 3:16-18 (TB) Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.
Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah.

Yohanes 14:6  Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. 

Kisah Para Rasul 4:11-12  Yesus adalah batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan--yaitu kamu sendiri--,namun ia telah menjadi batu penjuru.  (12)  Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan." 

1 Timotius 2:5-6  Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus,  (6)  yang telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua manusia: itu kesaksian pada waktu yang ditentukan.

Begitu banyak klaim Yesus sebagai pengantara dengan cara menebus kita. Rasul Paulus dalam surat kepada jemaat di Galatia telah memberitahu bahwa terkutuk bagi yang membawa Injil selain berita tentang Yesus Kristus.
Galatia 1:6-8  Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil lain,  (7)  yang sebenarnya bukan Injil. Hanya ada orang yang mengacaukan kamu dan yang bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus.  (8)  Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia.
Jangan lengah! Jangan mudah tergoda! Demikian kiranya kritik dari Rasul Paulus kepada Jemaat Galatia yang masih relevan hingga Kristus datang kedua kalinya. Injil hanya berita mengenai kasih karunia Allah melalui Yesus Kristus. 

Hal yang sama dipercayai sejak zaman jemaat mula-mula hingga Gereja masa kini. Dua ribu tahun peristiwa itu telah lewat, berita disampaikan secara lisan, menjadi liturgi (ibadah; di mana Yesus menjadi objek penyembahan Kristen), devosi (renungan), dan tulisan yang berotoritas (Kanon Alkitab) hingga sekarang ini. 

Ilustrasi Menolak
Sumber: Pexels.com/monsteraproduction
Menjadi sosok KP tidak dapat menjadi Kristen yang ortodoksi. Saya menolak pemikiran KP. Bagi saya, yang harusnya berprogresif atau bertumbuh ialah iman kita kepada-Nya. Tentu hal ini dikarenakan kita berteologi (mencoba mendekatkan diri kepada-Nya melalui wahyu-Nya dalam Alkitab) selalu berproses. Kristen sendiri telah final baik itu pengakuan iman, doktrinal, dogma, pertumbuhan Gereja. 

Memang terlalu jauh terpisah dari Gereja mula-mula menjadikan kita remeh akan  persoalan penting yang dapat mengacaukan "sendi-sendi" pengajaran Gereja yang ortodoksi. Makin dalamlah umat percaya belajar dari Alkitab setiap hari. Membaca buku-buku devosi, doktrin dan teologi. Aktif bertanya, berdiskusi dan Gereja juga menyediakan pengajaran Alkitab sesuai seharusnya. Sikap saling terbuka menghormati tanpa menghakimi dapat mengayomi sesama dalam kasih. 

Sekian artikel saya semoga bermanfaat.

Terpujilah Allah Tritunggal.
Dalam Nama Bapa Putera dan Roh Kudus. Allah yang Esa. Amin.

Sumber:
1. Video YouTube dari Channel Deddy Corbuzier berjudul KETEMU PENDETA BRIAN, HABIB JAFAR SYAHADAT ULANGšŸ¤£ - LOGIN JAFAR ONAD - KRISTEN PROGRESIF eps 14. Tanggal 24 Mar 2024. Dapat diklik di sini: https://youtu.be/jSzC-KnVjEU?si=36DL8qbqMysPWGXC diakses 7 April 2024. 
2. Kevin DeYoung dalam What is Liberal Theology? (thegospelcoalition.org) diakses 12 April 2024.
3. Alisa Childers, Another Gospel, Carol Streams: Tyndale House Publisher, 2020. Childers mengutip dari https://johnpavlovitz.com/2016/10/05/explaining-progressive-christianity-otherwise-known-as-christianity/ pada bab pertama buku tersebut.
4. Alisa Childers, 3 Beliefs Some Progressive Christians and Atheists Share (thegospelcoalition.org) diakses 12 April 2024.
5. Video YouTube Channel Bambang Noorsena berjudul "MASUK ISLAM-NYA HILARION HEAGY: KENAPA HEBOH?" Dapat diklik di sini: https://youtu.be/t7zKg24ey-o?si=WxdG6FyR1h5CQ4Bd. Diakses Apr 2023.
6. Video YouTube dari Channel Leonardo Winarto berjudul KRISTEN PROGRESIF: KEMAJUAN ATAU KEMUNDURAN? (Bag 1) ||5 Minute Apologetics #apologetikakristen https://youtu.be/MX5m1ekAJ0A?si=1TZb6s-VQFk7BcJp. Diakses 9 Apr 2024. 
7. Ian Harber, ‘Progressive’ Christianity: Even Shallower Than the Evangelical Faith I Left (thegospelcoalition.org) diakses 12 Apr 2024.
8. Ian Harber, Review: ‘Another Gospel?: A Lifelong Christian Seeks Truth in Response to Progressive Christianity’ by Alisa Childers (thegospelcoalition.org) diakses 12 Apr 2024.

Bacaan lebih lanjut: (Anda dapat menambahkannya bila perlu)
2. Michael Pomazansky, Orthodox Dogmatic Theology: A Concise Expotition, Saint Herman of Alaska Brotherhood, 2014. Dapat didownload di Orthodox Dogmatic Theology: A Concise Exposition | Michael Pomazansky | download on Z-Library. Sumber dari Gereja Ortodoks Timur. 
3. Home - Gereja Orthodox Indonesia untuk literatur Gereja Ortodoks Timur di Indonesia.
4. katolisitas.org – Mengenal dan Mengasihi iman Katolik untuk literatur Gereja Katolik Roma di Indonesia.
5. Paul Enns, Moody Handbook of Theology, Moody Publisher, 2014. Dapat didownload di The Moody Handbook of Theology | Paul P Enns | download on Z-Library. Untuk melihat perkembangan teologi di Kristianitas.
6. R. C. Sproul, Essentials Truth of the Christian Faith, Tyndale House Pub, 1992. Dapat didownload di Essential Truths of the Christian Faith | Sproul, R, C | download on Z-Library. Salah satu penceramah ulung yang dimiliki Reformed, ini membantu saya untuk menyelami iman Kristen yang ortodoksi.

Komentar

  1. Kutipan Mark Sayers mengerikan sekali. Ingin menikmati semua karya Tuhan tanpa mengakui Tuhan dan berterima kasih kepada Tuhan. Dan hendak memutuskan hubungan dengan Tuhan. Sangat berbahaya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yup. Berbahaya pemikiran liberal ini.

      Hapus
  2. Mari belajar terus tentang firman Tuhan, bukan berarti untuk mengingkarinya.

    BalasHapus
  3. Sangat berbahaya jika keselamatan bukan lagi merupakan anugerah dari Tuhan, maka orang akan menganggap keselamatan itu bukan lagi karena pengorbanan Kristus di atas kayu salib, melainkan usaha manusia itu sendiri, sangat bertentangan dengan apa yang Rasul Paulus katakan kepada Jemaat di kota Efesus, bahwa keselamatan itu anugerah dari Allah ketika kita percaya kepada Yesus Kristus dan menjadikan Dia sebagai Tuhan dalam hidup ini. Efesus 2:8-9, TB, FAYH, VMD. Thx u Kevin tulisan yang sangat bagus, semoga bisa menjadi berkat bagi banyak hamba Hamba Tuhan dan jemaat di gereja lokal.

    BalasHapus
  4. KP bagikan Srigala berbulu domba... sangat berbahaya bagi kekristenan itu sendiri. Membelokkan arah tujuan hidup manusia pada jalan kebinasaan...
    Terus safety diri dgn ajaran ortodoksi..

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apologetika - Syafaat melalui Para Kudus

Doa Puja Yesus: Makna Teologis