Menjawab Tuduhan - Tuhan Dibangkitkan Tuhan?

Pada tulisan kali ini, saya akan menjawab tuduhan dari salah tafsir sesuai video yang beredar di medsos. Perlu diketahui jawaban ini berdasarkan sisi apologetis. 

Disclaimer: Mungkin bagi sebagian orang ini terkesan dangkal namun memang hanya informasi yang diperuntukkan bagi pembelaan iman. Di bagian ini pula saya membahas sesuai kajian Kristen tanpa menyinggung yang lain.

Anda dapat menonton video tuduhan dari link berikut: chanel Dondy Tan

Inti dari Video: "Yesus mati? Kemudian bangkit. Siapa yang membangkitkan? Yang membangkitkan Firman atau Bapa?"

Pembahasan:
Cuplikan/video shorts dari chanel Dondy Tan kembali memperlihatkan bahwa gelar Kristolog yang disandingkan ke Beliau hanya klaim bombastis. Buktinya Beliau bingung siapa yang membangkitkan Yesus. Kristologi sendiri adalah ilmu yang mempelajari Kristus dan pengajarannya. Bukan itu saja, Dondy Tan dikatakan master bible (baca: Alkitab Kristen). 

Wow! 
Kemudian berkelit minta orang Kristen untuk jujur. Bukankah selama ini apa adanya?

Kali ini kita akan sedikit membahas mengenai Kristologi. Tentu dari sumber-sumber yang terpercaya yang akan disebutkan di akhir pembahasan ini. 

Mari kita meluruskan kesalahan berpikirnya:
(1) Yesus adalah Tuhan
Terah Manu dalam tulisannya berjudul Yesus Kyrios menyimpukan Kata Tuhan untuk Yesus menunjukkan keilahian-Nya yang sudah ada sejak kekekalan namun dinyatakan setelah kebangkitan dan kenaikan-Nya ke Sorga. Dengan demikian, Yesus adalah Tuhan yang menjadi manusia. Bukan manusia yang dijadikan Tuhan. 

Masalah kata inilah yang menyebabkan umat Kristen dan non Kristen saling berbeda argumentasi. Seperti disebutkan pak Bambang Noorsena dalam Menuju Dialog Teologis Kristen dan Islam. Bahasa Indonesia tidak ada kata yang memiliki dua makna, yang mengandung keilahian dan kemanusiaan itu. Padahal kata ini familiar bila menggunakan bahasa lain seperti Gusti, Rabb, Mara, Sir, Lord, Adonai, Kyrios.

Tapi kita sebagai orang percaya, tidak pernah sedikitpun meragukan keilahian Yesus. Bahkan kami percaya Ia adalah juruselamat yang telah menebus kita dari perbudakan dosa. 

Senada dengan itu, R. C Sporul dalam bukunya yang terkenal Essential Truth of Christian Faith menyatakan gelar Tuhan (Lord): (a) jaman Romawi menyatakan "sir" yaitu penghormatan, namun menjadi bergeser saat Caeser menjadi tuan yang mau diakui secara supranatural. Maka orang Kristen jaman itu banyak mati martir karena hanya mau mengakui Yesus sebagai Tuhan; (b) sebagai master / majikan /penguasa, bahasa saya yang empunya hidup kita dan membebaskan kita dan ikatan dosa. Gelar ini latar belakang penyematan kata Tuhan bagi Yesus yang menebus kita; (c) menyatakan kebesaran dan kedaulatan-Nya. 
Jika, Lord Jesus atau Tuhan Yesus iti berarti menandakan kebesaran, keagungan dan kedaulatan-Nya di bumi dan di surga (Mat 28:18).

(2) Yesus adalah Firman Allah
Yohanes 1:14 (TB) Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.

Bukti Injil mengenai keilahian Yesus terdapat dalam Kitab Yohanes. Seperti tulisan pak Bambang Noorsena dalam Answering Misunderstanding jilid II bahwa Injil Yohanes mengungkapkan citra Yesus. Natur keilahian-Nya. 

Gereja menegaskan kembali dalam Kredo Nicea 325 M.
"We believe in one God, Jesus Christ, the
Only-Begotten Son (of God), who was born before all ages... who for us (we human beings) and for our salvation descended
from heaven and was conceived of the Holy Spirit and of the Virgin Mary, became Man and was crucified for our sake. He
suffered, was buried and rose......"
Dilahirkan sebelum segala zaman menandakan kekekalan-Nya bersama Sang Bapa. Seperti pada prolog injil Yohanes 1:1. 

Essay tulisan Stephen Wellum yang dimuat di The Gospel Coalition menyatakan bahwa 
"John makes this point when he reminds us that the “Word with God” (thus a distinct “person”) yet also “was God” (thus equal with God), thus underscoring the triune person-relations and a fully shared divine nature within God (John 1:1). Jesus, then, is the divine Son, and as the Son, he is not a created being"

Ya benar. Tidak ada keterpisahan antar Allah dan Firman-Nya, yang ada hanya pembedaan. Firman bersama Allah berarti dua pribadi yang berbeda. Firman adalah Allah menyatakan kesetaraan-Nya dalam kekekalan dan keilahian. Sekali lagi, Tidak terpisah. Tidak kurang. Tidak lebih rendah. Maka Yesus di sebut Anak Ilahi, Ia bukan ciptaan karna Ia adalah Firman itu sendiri. 

(3) Yesus dalam kemanusiaan-Nya yang mati
Firman itu keluar dari Bapa di luar kerangka ruang dan waktu. Kemudian, Firman itu pula menambahkan natur kemanusiaan sehingga bisa berada konteks ruang dan waktu. 

Untuk lebih jelasnya saya mengutip Baba Shenouda III seorang Paus dari Gereja Koptik dalam bukunya yang bagus mengenai Nature of Christ. 
"In Christ, the Divine nature was united with the human nature in the womb of the Virgin."

Yesus yang memiliki natur ilahi mengambil (menyatu) dengan natur kemanusiaan yang berasal dari rahim Maria (hypostatic union). Yang ilahi itu mengambil natur kemanusiaan yang dikatakan Alkitab merendahkan diri Flp 2:6-8. Ia dikandung 9 bulan, sama seperti kita. Hanya saja Ia tidak berdosa.

Di sinilah, istilah teologis Inkarnasi digunakan. Istilah in-carna (berasal dari Latin) yang berarti dalam daging. Firman yang menubuh. 

Pertanyaannya Apakah di saat yang sama Firman itu terpisah dari Allah? Sekali-kali tidak! Tidak pernah terpisah dalam keilahian-Nya dan selalu bersama. Tetapi Firman itu mengambil kemanusiaan untuk melakukan penebusan. 

Pahamilah dalam konteks metafisik (melampaui fisik), karna kita bicara tentang Sang Pencipta. Tidak terbatas ruang dan waktu melainkan melampaui ruang dan waktu. Hanya orang yang berpikir matematis yang kesulitan melihat kejadian ini.

Jadi, bagaimana dengan kebangkitan? 
Vern Poythress dalam bukunya The Mystery of Trinity menjelaskan Yesus memang bangkit sendiri karna Ia memiliki natur ilahi. Lalu Bapa dan Roh Kudus? Ya ikut membangkitkan pula. 

Dalam doktrin trinitas, ketiganya (Bapa Putera Roh Kudus) adalah satu hakekat, satu kehendak, satu keilahian, satu kesetaraan. Seperti yang diutarakan di atas, Firman tidak pernah terpisah, namun Firman itu menambahkan satu lagi natur yaitu kemanusiaan. Menjadi daging, dan dalam kemanusiaan-Nya dibangkitkan. 

Yohanes 10:17 (TB) Bapa mengasihi Aku, oleh karena Aku memberikan nyawa-Ku untuk menerimanya kembali.

Trinitas terlibat di dalam kebangkitan Yesus. Bapa, Putera dan Roh Kudus membangkitkan sang tubuh itu. Jadi ditanya, siapa yang membangkitkan Yesus? Ya Allah Trinitas itu. 
Sumber: Vern R. Poythress, the Mystery of Trinity, p30-2. 

Ron Rhodes dalam bukunya 5 Minute Apologetics For Today menyatakan Kristus sungguh-sungguh bangkit, Kekristenan punya landasan yang kokoh untuk percaya itu. Kebangkitan adalah jantung atau sentral Kekristenan. Tanpa kebangkitan tubuh Yesus semua akan sia-sia, akan sama seperti kepercayaan lainnya. (1 Kor 15)

Bukti Kematian-Nya tidak menyentuh ke-allahannya ialah 
1 Petrus 3:18 (TB) Sebab juga Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita, Ia yang benar untuk orang-orang yang tidak benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah; Ia, yang telah dibunuh dalam keadaan-Nya sebagai manusia, tetapi yang telah dibangkitkan menurut Roh, 

Pembelaan satu ini sangat dogmatika dan doktrinal. Oleh sebab itu, saya mengajak kita tidak bosan-bosannya belajar dari Alkitab, pengajaran dari Gereja dan relasi kita tentunya dengan Allah Trinitas. Mey Daman Lawolo mengutarakan sangat bagus di jurnalnya, bahwa pentingnya kawula muda untuk belajar dogmatika bukan sekadar pengajaran motivasi dalam gereja. Supaya generasi muda mendapatkan penjelasan dwinatur Yesus yang alkitabiah bukan berdasarkan pengalaman semata. 

Kesimpulannya: Yesus adalah Tuhan. Yesus yang adalah Firman Allah sanggup membangkitkan tubuhnya. Doktrin Trinitas menjelaskan lebih dalam mengenai itu semua, keterlibatan Bapa, Putera (Firman) dan Roh Kudus. 

Terpujilah Tuhan kita Yesus Kristus.
Salam berkat dari Bapa, Putera dan Roh Kudus.
Amin.

Bacaan lebih lanjut:
1. H.H. Pope Shenouda III, Nature of Christ, Cairo: Dar El-Tebaa El-Kawmia, 1991.
2. Hendra G Mulia, Sejarah dan Tinjauan Kritis Terhadap Teori Kenosis, JPZ, 7(1), 1992. link: http://repository.seabs.ac.id/handle/123456789/682 accessed: 26-7-2023
3. R. C Sproul, The Essentials Truth of Christian Faith, Illinois:Tyndale, 1992, p132-36.
4. Ron Rhodes, 5 Minutes Apologetics for Today, Oregon: Harvest House Pub, 2001. 
5. Bambang Noorsena, Menuju Dialog Teologis Kristen-Islam, Yogyakarta: ANDI, 2001, p87-89.
6. Stephen Wellum, The Incarnation and Two Natures of Christ, availabel at: https://www.thegospelcoalition.org/essay/the-incarnation-and-two-natures-of-christ/ accessed 21-2-2023.
7. Bambang Noorsena, Answering the Misunderstanding jilid II, Malang:ISCS, 2018, p54.
8. Terah Yohanes Manu, Yesus Kyrios, Asteros, 6(2), 2019.
9. Vern R. Poythress, The Mystery of Trinity, Phillipsburg: R&R Pub, 2020, 30-32.
10. Lawolo, Mey Daman. 2023. “Identitas Kristus: Kajian Dogmatika Bagi Kawula Muda Kristen”. Jurnal Missio Cristo 6 (2):81-99. https://doi.org/10.58456/missiocristo.v6i2.54.

Komentar

  1. Konsep DT ttg trinitas adalah 3 pribadi yg terpisah bahkan mengarah pada tritheisme.

    Yesus di bangkitkan seolah2 ia hny mahluk yg terbatas. Padahal yg dibangkitkan itu adalah inkarnasi kemanusiaannya, tentu oleh Allah Trinitas.

    Sedang keilahian Yesus sebagai sang Firman Allah tidak mati dan tidak perlu dibangkitkan

    Dan kebangkitan Yesus disaksikan oleh murid2, penjaga kubur dan sumber2 diluar Alitab, artinya kebangkitan Yesus adalah fakta sejarah, 🙏🙏🙏

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju dan benar. Terpujilah Tuhan kita Yesus Kristus.

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menjawab Tuduhan - Apakah Kristen Progresif Masuk Arus Utama?

Apologetika - Syafaat melalui Para Kudus

Doa Puja Yesus: Makna Teologis