Menjawab Tuduhan - Apologet Cacat Logika?

Pada tulisan kali ini, saya akan menjawab tuduhan dari salah tafsir dan pemikiran sesuai video yang beredar di medsos. Perlu diketahui jawaban ini berdasarkan sisi apologetis. 

Disclaimer: Mungkin bagi sebagian orang ini terkesan dangkal namun memang hanya informasi yang diperuntukkan bagi pembelaan iman. Di bagian ini pula saya membahas sesuai kajian Kristen tanpa menyinggung yang lain.

Anda dapat menonton video tuduhan dari link berikut: chanel Guru Gembul

Inti dari video: "Yesus dan Isa adalah sama sejak dahulu. Tapi baru-baru sekarang ada perbedaan. Kelemahan Apologet agama manapun cacat logika". (Silahkan menonton video secara utuh dan lengkap di link tersebut).

Pembahasan:
Masih hangat mengenai Yesus dan Isa apakah sama? Memang Yesus dan Isa diyakini oleh dua Agama yang berbeda waktu dan berbeda teologis. Hanya tokoh Yesus menjadi tokoh sentral di Kekristenan sedangkan Isa adalah salah seorang Nabi pada keyakinan lain. Perbedaannya terletak pelafalan dan pandangan teologis tentang Yesus. 

Pertanyaannya apakah Yesus dan Isa sama? Anda bisa cek di postingan saya berikut ini: Apakah Yesus dan Isa sama? - K's mind.

Kali ini saya hanya ingin membahas tentang pernyataan "kelemahan Apologet cacat logika". Ini menurut saya sangat bertentangan dengan video-video yang dia buat. 

Saya ingin bertanya secara pribadi.
Apakah saat pak Guru Gembul membuat video klarifikasi atau meluruskan sesuatu tentang keyakinan pak Guru Gembul, bukan kah itu termasuk pembelaan?
Ketika itu termasuk pembelaan, pak Guru Gembul dapat dikatakan seorang apologet.
Apakah pak Guru Gembul mau dikatakan cacat logika oleh pak Guru Gembul sendiri? 

Ketika keyakinan ditanya dan pemegangnya menjawab karna pertanyaan atau tuduhan bukan berdasarkan yang dia imani. Yang beriman itu harus mempertanggung jawabkan, paling tidak membela baik perkataan, tulisan, perbuatan, maupun dari perubahan diri. . Bagaimana bisa seseorang yang membela iman dikatakan cacat logika? Dikatakan kelemahan apologet cacat logika, yang sebelumnya memuji apologet cerdas dan pinter (transkrip dan video menit 5.48-5.59). 

Mari saya jelaskan sedikit. Apologetika Kristen berbasis pada kitab suci, tidak asal membela secara buta. Istilah Apologetika berasal dari kata "Apologia" (Yunani) yang artinya membela, menjawab, bertahan diri. Lembaga Alkitab Indonesia menerjemahkan Apologia sebagai pertanggungjawabkan seperti dalam 1 Pet 3:15. Sedangkan Apologet adalah orang yang memberi pembelaan. Dalam Kristen, ini merupakan satu cabang ilmu teologi. Kegiatan apologet berpusat pada menjawab kesalahpahaman, skeptisisme, dan kesulitan terhadap iman Kristen. 

Sejak dahulu Kristianitas melakukan Apologetika berdasarkan 1 Petrus 3:15-16. Surat yang ditulis rasul Petrus yaitu saksi mata dan satu dari 12 murid Yesus. Demikian bunyinya:
1 Petrus 3:15-16 (TB) Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat, 
dan dengan hati nurani yang murni, supaya mereka, yang memfitnah kamu karena hidupmu yang saleh dalam Kristus, menjadi malu karena fitnahan mereka itu.

Lucky Antonio dalam jurnalnya yang membahas 1 Petrus 3:15-16. Bahwa seorang Apologet harus (1) menempatkan Kristus sebagai Juruselamat; (2) siap sedia kapanpun dan saat apapun bila mengalami penolakan; (3) pertanggungjawaban terhadap apa yang diyakini adalah benar dan pikiran/asumsi orang lain bisa salah; (4) sikap apologet harus lemah lembut, penuh hormat dan hati nurani dalam hidup sehari-hari.
Dapa dikatakan bahwa Apologet Kristen melakukan pembelaan berdasarkan relasi terhadap Tuhannya. Bukan asal sruduk, asal main tabrak, apalagi comot-comot. Kami menghidupi Firman Tuhan baik yang hidup dalam daging maupun yang dipersaksikan Alkitab. 
Jadi, ketika dituduh semena-mena dan fitnah kepada iman kami, maka ada hak untuk akan meluruskan. Di sinilah berlakunya Apologetika.

Rahmiati Tanudjaja melalui jurnalnya berjudul Apologetika Kristen Tanggung Jawab Semua Anak Tuhan menjelaskan Apologetika Kristen dilakukan bagi orang Kristen yang hidup dalam Tuhan. Tujuannya ialah "Orang percaya berapologetika bukan untuk membuat orang lain malu, marah, bungkam seribu bahasa, atau kalah dalam berargumentasi" tetapi memanjangkan tangan Kasih Tuhan. Karna kita perpanjangan kasih Tuhan, maka kita harus menghidupi iman kami dengan cara menempatkan Kristus di tempat utama. Bagaimana ini bisa dikatakan cacat logika? Keyakinan seseorang dikatakan cacat logika. Hanya karna tidak sependapat, tapi kami berhak memberi jawab. Suara kamipun dapat keluar dan punya hak didengar.

Demikian, Apologet Kristen tidak hanya berdiri berdasarkan kecerdasan dan pintar berargumen melainkan menghidupi Kristus sang Juruselamat. (1 Pet 3:15). Sikap kami jelas dengan penuh hormat bukan cacat logika (1 Pet 3:16). 

Lantas bagaimana dengan cacat logika? Bo Bennet dalam bukunya Kitab Anti Bodoh yang mempelajari argumentasi dan cacat logika, berpendapat cacat logika berarti adanya kekeliruan dalam menarik kesimpulan. Entah itu karna ketidaksesuaian argumen denfan pihak lawan ataukah argumen itu yang gagal mempersaksikan isinya. Keyakinan berbeda dengan cacat logika. Keyakinan berarti mempercayai/yakin akan pilihan premisnya secara psikologis. Cacat logika berpikir yang salah. Argumentasi Kristianitas berjalan sesuai Firman Tuhan yang diyakini, bukan asal berpikir!

Kembali mengulangi ke pernyataan pak Guru Gembul yang terhormat, "kelemahan Apologet cacat logika, dapat diperdebatkan". 
1. Apakah video-video pak Guru Gembul yang meluruskan di youtube anda menandakan cacat logika juga?
2. Apakah ketika orang menanyakan iman yg lain kita tidak boleh memberikan arahan atau jawaban karna cacat logika?
3. Pak Guru Gembul anda menggunakan term apologet agama apapun cacat logika itu menyatakan secara implitis apologet Kristen juga cacat logika. 
4. Sebelah mana? Mengapa? Bagaimana?
Statement bapak terlalu berani hingga tidak bisa difilter. 

Kesimpulan: Apologet Kristen menghidupi Firman Tuhan dalam Yesus Kristus. Apologet menghidupi dan menjalani pembelaan setiap hari. Untuk itu harus punya relasi yang intim. Pembelaan kami bukan berdasarkan rasio tetapi iman yang kami pegang. Singkirkan pemikiran yang cacat logika.

Salam berkat dalam nama Bapa Putera dan Roh Kudus. Allah yang Esa.
Amin

Bacaan lebih lanjut:
1. Rahmiati Tanudjaja, Apologetika Kristen: Tanggung Jawab Semua Anak Tuhan, Veritas, 6(2), 2005. 
2. Bo Bennet, Kitab Anti Bodoh, Jakarta: Serambi, 2015. 
3. Godfried Asamoah, Christian Apologetics An Overview, Int Interdisciplinary Research ofJournal of Theology, 1(1&2), 2018.
4. Lucky Antonio, Pentingnya Apologetika Menurut 1 Petrus 3:15-16 bagi Penginjilan, Redominate, 2(2), 2022.

Komentar

  1. Memang landasan kalian menyebutkan Isa dan Yesus berbeda itu bagaimana?

    BalasHapus
    Balasan
    1. https://kevinsminds.blogspot.com/2023/12/apakah-yesus-dan-isa-sama.html dapatkan penjelasan di sini.

      Kita bicara paling sentral saja ya penyaliban. Sejak Kekristenan hadir pada abad 1-6 semua menceritakan hal yang sama, Yesus mati. Bahkan Surat 1 Yoh menyatakan Ia yang datang dan dapat diraba. Menandakan Yesus mati sebagai daging pula. Abad 7 mulai berubah cerita. Anda mau pilih yang dekat masa kejadian apa yang berabad-abad setelahnya. Itu urusan anda. Itulah pembedanya ya. Tidak setuju juga ga apa-apa.

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menjawab Tuduhan - Apakah Kristen Progresif Masuk Arus Utama?

Apologetika - Syafaat melalui Para Kudus

Doa Puja Yesus: Makna Teologis