Menjawab Tuduhan - Transfigurasi Yesus Paralel dengan "injil" Basilides?

Time: 01:16-0:17; 01:20-01:25

Keberatan 7: Yesus berubah rupa dalam Matius 17:2. Ini menguatkan tudingan bahwa Yesus tidak mati disalib tetapi diserupakan. Kaum Kristen Basilidean menuliskan bahwa Yesus berubah rupa menjadi Simon dari Kirene saat penyaliban. Maka ini masuk akal bila Yesus berubah wajah-Nya.


Pembahasan:

Masih saya lanjutkan tanggapan apologetis terhadap tuduhan Dondy Tan dalam videonya Dua Nasrani Kepo dengan Islam. Dalam video itu, pembahasan terhadap keyakinan baru mereka hanya 30 menit terakhir. Dari awal dan sisanya hanya berburuksangka dan tafsir seenaknya terhadap Kristianitas. 

Pada akhirnya, Dua orang wanita akhirnya berpindah Agama. Itu sah-sah saja sebagai pilihan. Namun, jangan Dondy Tan sampai memberikan informasi atau tudingan salah dan menyesatkan. Karena bukan kapasitas Dondy Tan memberikan perkara dogmatis Kristen kepada publik.


Tampaknya Dondy Tan harus:

1. Menggunakan Alkitab untuk menunjukkan keyakinannya benar;

2. Mencomot dan menafsir ayat-ayat sesuai hatinya;

3. Meniadakan dan menyangkali keilahian Yesus;

4. Paulus adalah orang paling bersalah mencetuskan teologi baru;

5. The Five gospel karangan Robert Funk dan sarjana Perjanjian Baru paling benar ini.

Bukan hanya Dondy Tan tapi semua polemikuspun hampir menggunakan gaya demikian. Jika tidak, argumen mereka tidak menjadi masuk di akal teman-temannya. 

Kembali lagi kita berbicara tentang Basilidean (dari nama pendirinya Basilides) yang disebutkan oleh Dondy Tan. Siapa Basilides? Apa yang diajarkan? Mengapa ditolak oleh gereja? Benarkah kalah saingan dengan aliran ortodoks? Lalu apakah Matius 17:2 merupakan perubahan wajah Yesus yang menguatkan bukti Simon Kirine yang disalibkan? 


Kita mulai dari Basilides:

1. Siapa Basilides? 

Dalam The Everything Gnostics Gospels Book: A Complete Guide to Secret Gospels, Meera Lester menjelaskan Basilides (117-160) seorang pengajar beragama Kristen yang lahir dari Antiokhia kemudian tinggal di Alexandria. Ia menempuh pendidikan di sekolah Helentistik yang beraliran gnostik. Maka ini, mengantarkan Basilides mencampur pemahaman Kristennya dengan ajaran gnostik. 

Selain itu, Encyclopedia of Early Christianity karya Everett Ferguson menyebutkan Basilides menulis sebuah Injil, syair, dan tafsiran dari 24 kitab. John dari Damaskus dalam tulisannya menjelaskan Basilides ini menganggap bahwa ada 365 surga dan dihuni para malaikat.


2. Gnostik dan Kristen Gnostik

Secara singkat, Justo Gonzales dalam Sejarah Kristianitas gnostisisme (Yunani, Gnosis = pengetahuan) menggunakan pengetahuan sebagai kunci rahasia untuk memperoleh keselamatan. Gnostik mencampurkan pengajaran Yudaisme, Kristen, platonisme dan filsafat Helenistik lainnya. Ajaran ini meyakini segala materil jahat dan roh abadi. Oleh karena roh ini terperangkap dalam tubuh yang jahat, maka Kristen Gnostik menganggap Kristus tidak mempunyai tubuh seperti kita. 

McGrath dalam Heresy menjelaskan Kristen Gnostik (mencampurkan Kristen dengan paham Gnostik; baik istilah dan ajaran mistis dan aneh) yang memberikan pemisahan antara kemanusiaan "Yesus" dan keilahian "Kristus". Ajaran ini memengaruhi Basilides. 


3. Ajaran Basilides

Dengan pandangan demikian, Yesus hanya terlihat atau tampak samar seperti manusia, padahal kenyataannya Ia adalah ilahi. Nah rupa manusianya ini hanya ilusi (tampaknya), diistilahkan sebagai Doketisme. Istilah ini berasal dari bahasa Yunani dokein (tampaknya; terlihat) yang pertama kali digunakan oleh Uskup Antiokhia, Serapion (190-203). 

Basilides mengajarkan doketisme yang berarti ketika Penyaliban bukan Yesus melainkan Simon dari Kirene yang memanggul salib (seperti yang dikatakan Dondy Tan). Lebih jelasnya, Irenaeus dari Lyon melaporkan adanya pandangan atas ajaran Basilides yang tidak sesuai ajaran Rasul: 

"Dia (Kristus) tidak mengalami kematian, tapi Simon, orang dari Cyrene, dipaksa memanggul salib Yesus; maka dia dirubah rupanya oleh Yesus, agar orang-orang mengira dia itu Yesus, karena bodoh dan salah mengenal, sedangkan Yesus sendiri berubah wujud menjadi seperti Simon, dan berdiri di situ sambil mentertawakan mereka." 

McGrath menyimpulkan sangat jelas Doketisme berasal dalam pola pikir gnostik. Basilides mengajarkan Doketisme dalam tulisan "injil"nya.


Selanjutnya Penulis akan memberikan tanggapan apologetisnya. 

Lebih percaya siapakah anda jika ada kejadian? Yang bercerita langsung sebagai saksi mata ataukah penutur setelah 100 tahun kemudian? Jelaslah saksi mata. Akan konyol bila memercayai penutus yang berasal 100 tahun kemudian.

Untuk argumentasi Dondy Tan mengaitkan Basilidean dengan peristiwa Yesus yang berubah rupa dalam Matius 17. 

Matius 17:2 (TB) Matius 17:1 (TB) Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes saudaranya, dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendiri saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka; wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang.

1. Peristiwa itu disaksikan oleh Murid-murid yaitu Petrus, Yakobus dan Yohanes

Kisah Para Rasul 12:2-3 (TB) Ia (Herodes) menyuruh membunuh Yakobus, saudara Yohanes, dengan pedang. Ketika ia melihat, bahwa hal itu menyenangkan hati orang Yahudi, ia melanjutkan perbuatannya itu dan menyuruh menahan Petrus. Waktu itu hari raya Roti Tidak Beragi.

Rasul Yakobus (Saudara Yohanes Anak Zebedeus) memang tidak menulis surat tetapi kisahnya dicatat dalam Kisah Para Rasul. Rasul Yakobus mati martir dengan mempertahankan imannya. Membuktikan pula bahwa ia mengokoh iman kepada Yesus hingga akhir.

Dalam suratnya Yohanes menegaskan:

1 Yohanes 4:1-3 (TB)  Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia. Demikianlah kita mengenal Roh Allah: setiap roh yang mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia, berasal dari Allah,dan setiap roh, yang tidak mengaku Yesus, tidak berasal dari Allah. Roh itu adalah roh antikristus dan tentang dia telah kamu dengar, bahwa ia akan datang dan sekarang ini ia sudah ada di dalam dunia.

Yesus Kristus sungguh-sungguh berdaging seperti kita manusia. Rasul Yohanes bukan saja menuliskan untuk melawan melainkan meyakinkan kita bahwa apa yang ia sampaikan sungguh terjadi. 

2 Petrus 1:16-18 (TB) Sebab kami tidak mengikuti dongeng-dongeng isapan jempol manusia, ketika kami memberitahukan kepadamu kuasa dan kedatangan Tuhan kita, Yesus Kristus sebagai raja, tetapi kami adalah saksi mata dari kebesaran-Nya.
Kami menyaksikan, bagaimana Ia menerima kehormatan dan kemuliaan dari Allah Bapa, ketika datang kepada-Nya suara dari Yang Mahamulia, yang mengatakan: "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan." 
Suara itu kami dengar datang dari sorga, ketika kami bersama-sama dengan Dia di atas gunung yang kudus

Markus 9:3 (TB) dan pakaian-Nya sangat putih berkilat-kilat. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang dapat mengelantang pakaian seperti itu.

Saksimata kedua yaitu Rasul Petrus. Ia tidak melihat Yesus berubah wajah melainkan tampak kehormatan dan kemuliaan-Nya seperti ditulis dalam Injil Markus dari penuturan Rasul Petrus. 

Stern dan Kasdan menafsirkan sinar itu sebagai keilahian dan kemuliaan Yesus sebagai Mesias. Hal ini diperkuat dengan Rasul Petrus ingin membuatkan kemah untuk tiga orang untuk Yesus, Musa dan Elia. Kasdan melanjutkan bahwa sebagai orang Yahudi yang menantikan Mesias sikap Rasul ini dianggap wajar. 

Yesus adalah Mesias yang menggenapi keseluruhan Perjanjian Lama (Torah, Neviim, Ketubim; Taurat, kitab Para Nabi dan Mazmur dalam Luk 24:44). Orthodox Study Bible memberikan interpretasi bahwa Musa melambangkan Hukum dan Elia sebagai Nabi. Kemudian ditekankan kembali bahwa transfigurasi Yesus membuktikan adalah Allah. Sproul dalam The Work of Christ memberikan penjelasan supaya menggenapi hukum Taurat dan kitab Para Nabi, Yesus harus menderita dan mati.

Peristiwa wajah manusia bercahaya pernah dialami oleh Nabi Musa setelah berhadapan dengan Allah (Kel 34:29). Tetapi perbedaan di sini wajah Yesuslah yang berubah rupa menjadi terang dan bersinar. Ini menandakan Yesus adalah Allah itu sendiri. 

Penulis lebih percaya sejarah yang ditulis saksi mata dalam hal ini murid-murid Yesus sendiri. Injil Basilides tidak bisa disandingkan dengan Kristianitas ortodoks. Apalagi dondy tan menganggap Basilidian ini kalah suara dari gereja ortodoks dan Bangsa Romawi saat itu. 

2. Mengapa ajaran Basilides ditolak?
Sebenarnya ditolak atau tidak, akan tertolak dengan sendirinya. Mika Sulistiono dalam Tertampiknya Injil-injil Gnostik menjelaskan pada Abad pertama awal Kristianitas berdiri banyak kegiatan yang dilakukan. Terjadinya pertumbuhan dan Perkabaran Injil yang mewartakan tentang Yesus Kristus menjadi pusat berita kala itu secara lisan.

Setelah itu mulailah tradisi lisan dituangkan dalam tulisan. Maka, apabila ada pengubahan berita melalui para rasul maka dapat dipastikan generasi awal dan jemaat akan mengetahui dan menyampaikan keberatan-keberatan. 

Sulistiono juga menyatakan kanon perjanjian baru udah selesai sebelum abad pertama berakhir, didahului oleh surat rasul Paulus. Artinya tulisan-tulisan Perjanjian Baru yang kita punyai sudah selesia sebelum akhir Abad Pertama (100M).

Ditandai dengan adanya salah satu bidat yang paling berani mengobrak abrik Perjanjian Baru ialah Marsion dsri Sinope. Ia membuang kita yang berhubungan keyahudian Yesus dsn hanya mengambil Lukas (separoh awal dibuang), surat-surat Paulus yang berisikan pandangan teologis. Jadi, kanon Perjanjian Baru yang lebih dahulu lengkap ketimbang Injil-injil Gnostik yang muncul abad kedua. Inilah menjadi salah satu argumentasi penolakan terhadap Injil-injil Gnostik. 

Seperti yang saya pernah jelsskan di artikel Menjawab Tuduhan - Filipus Memberitakan Injil Yesus? 

Christopher Luthy dalam Sejarah Penyalinan Perjanjian Baru mengungkapkan kanon dilakukan bukan memberikan otoritas terhadap kitab melainkan kitab itu memang sudah berotoritas dan diilhami Roh Kudus. Syaratnya ialah: ditulis oleh Rasul; mengajarkan ajaran Yesus; ditulis di abad pertama; Kumpulan kitab itu dipakai dan dibacakan pada gereja-gereja. 

Pertanyaannya sekarang, apakah "injil" Basilides ditulis oleh Rasul; mengajarkan ajaran Yesus; ditulis di abad pertama; Kumpulan kitab itu dipakai dan dibacakan pada gereja-gereja.? 

Anda bisa jawab dari penjabaran singkat saya: Bukan ditulis oleh Rasul karena dibuat Basilides; bukan mengajarkan ajaran Yesus apalagi peristiwa tidak faktual dan terpengaruh Gnostisisme; ditulis pertengahan abad ke dua; tidak diakui Gereja atau jemaat saat itu. 

Mari kira berandai-andai, jika injil Basilides adalah berita Yesus Kristus sebenarnya untuk apa Gereja saat itu berlelah lelah mengeluarkan tenaga melawannya? Bukankah dirangkul dan dibela? 

Harus diingat abad pertama Kristianitas berdiri dan berkembang dengan tidak mudah ditengah penganiayaan, serangan dari Yahudi menganggap Kristen adalah sempalan Yudaisme dan terakhir dari internal Kristen adanya bidat-bidat. 

Seperti yang disimpulkan oleh Sulistiono, injil gnostik dengan sendirinya terbuang/tertampik dan tidak dianggap karena: (a) jarak penulisan pada abad kedua; (b) beritanya rahasia, terbatas dan tidak disambut luas; (c) ditentang oleh bapa Gereja abad kedua dan ketiga bahkan seterusnya. 

Yesus berubah rupa saat disalib sangat ditolak di Kristianitas. Benar-benar ditentang oleh para pendahulu kita. Sekarang argumen dipakai seorang Dondy Tan untuk menyesatkan orang-orang. Basilides adalah bidat yang membawa ajaran doketisme. 

Bedjo Lie dalam jurnal apologetisnya memberikan argumentasi yang baik "jika benar Yesus diserupakan atau digantikan saat penyaliban maka ini pelanggaran terhadap kesadaran dan kehendak bebas manusia". Hal yang kejam terjadi demikian. 

3. Perjanjian Baru sudah memperingatkan tentang tulisan atau cerita palsu tentang Yesus

Rasul Paulus mengingatkan:

Galatia 1:9 (TB)  Seperti yang telah kami katakan dahulu, sekarang kukatakan sekali lagi: jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia.

Bahaya untuk menyampaikan injil yang sesat sudah dibicarakan Rasul Paulus. Bahkan jika malaikat sekalipun memberitakan injil yang berbeda, terkutuklah!

2 Tesalonika 2:2 (TB)  supaya kamu jangan lekas bingung dan gelisah, baik oleh ilham roh, maupun oleh pemberitaan atau surat yang dikatakan dari kami, seolah-olah hari Tuhan telah tiba.

Surat Paulus kepada jemaat di Tesalonika sudah diingatkan untuk berhati-hati bila ada surat atas nama para Rasul yang isinya berbeda yang diajarkan sama sekali berbeda. Injil Gnostik menggunakan teknik ini untuk mendongkrak popularitas tulisan mereka. Tanpa nama para Rasul dan sahabat dekat Yesus, injil tersebut tidak memiliki daya tarik!

Begitupun Rasul Petrus:

2 Petrus 1:16 (TB)  Sebab kami tidak mengikuti dongeng-dongeng isapan jempol manusia, ketika kami memberitahukan kepadamu kuasa dan kedatangan Tuhan kita, Yesus Kristus sebagai raja, tetapi kami adalah saksi mata dari kebesaran-Nya.

Rasul Yohanes dalam penutup injilnya:

Yohanes 21:24 (TB)  Dialah murid, yang memberi kesaksian tentang semuanya ini dan yang telah menuliskannya dan kita tahu, bahwa kesaksiannya itu benar.

Rasul Petrus dan Rasul Yohanes merupakan salah dua dari dua belas murid yang menulis suray mereka. Sebagai bukti otentik siapa Yesus Kristus yang mereka saksikan. Maka, injil Basilides otomatis tertolak dengan sendirinya tidak ada kewibawaan karena yang dibawa adalah cerita dongeng. 

Kesimpulan:

1. Kristianitas bulat menolak ajaran gnostik terutama Injil Basilides dan ajarannya. 

2. Yesus berubah rupa dalam Matius 17:2 (transfigurasi) tidak ada hubungan dengan merubah wajah saat di salib. Transfigurasi menandakan Yesus adalah sang Mesias dalam kemuliaan-Nya. 

3. Saksi mata menyaksikan dan membenarkannya. Tidak ada pengubahan kejadian tersebut generasi awal dan jemaat Kristen yang terbentuk saat itu.


Demi kemuliaan Bapa Putera dan Roh Kudus.

Allah yang Esa.

Amin.

Bacaan lebih lanjut:

1. Henry Wace, A dictionary of christian biography and literature to end of sixth century AD, Grand Rapids: Christian Classical Ethereal Library, 2000. 

2. Lie, Bedjo. "Benarkah Yesus Tidak Mati Disalib?: Sebuah Pertanggungjawaban Iman terhadap Pandangan Islam." (2007).

3. Sulistiono, Mika. "Tertampiknya Injil-injil Gnostik." Predica Verbum: Jurnal Teologi dan Misi 1.2 (2021): 119-137.

4. Gusto Gonzales, Sejarah Kristianitas, Jakarta: STT Amanat Agung, 2023. p78-81.

5. Alister McGrath, Heresy: A History of Defending the Truth, New York: HarperCollins, 2009, p123-28

6. Meera Lester, The Everything: The Gnostic Gospels, Avon: Adam Media, 2007, p155-57

7. David Stern, Jewish New Testament Commentary, Clarksville: Jewish New Testament Pub, 1992. 

8. Rabbi Barney Kasdan, Matthew Presents Yeshua King Messiah: Messianic Commentary, Clarksville: Messianic Jewish Pub, 2011.

9. St. Athanasius Academy of Orthodox Theology, Orthodox Bible Study, Thomas Nelson, 2008, p2277-79

10. Christopher Luthy, Sejarah Penyaliban Kitab Perjanjian Baru: Dapatkah kita mempercayainya?, Yogyakarta: ANDI, 2020

11. R. C. Sproul, The Work of Christ, Colorado Springs: David C Cook, 2012, p67-73.

12. Santosa, Eka Budhi. "Studi Teologis-Historis Kebangkitan Yesus: Suatu Jawaban Terhadap Isu Makam Talpiot." Jurnal Antusias 2.3 (2013): 84-99.

13. Frederic Chase, Saint John of Damascus: Writings, Washington: The Catholic University of America Press, 1958, p117

14. Robert M. Grant, Irenaeus of Lyons, New York: Routledge, 1997, p69. In Against the Heresis 24.4.

15. David Bercot, A Dictionary of Early Christian Belief, 9th Ed, Hendrickson Pub, 2012. P93-4.

16. Everett Ferguson, Encyclopedia of Early Christianity, 2nd Ed, New York: Routledge, 1999, P176.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menjawab Tuduhan - Apakah Kristen Progresif Masuk Arus Utama?

Apologetika - Syafaat melalui Para Kudus

Doa Puja Yesus: Makna Teologis