Menjawab Tuduhan - Paulus Pembuat Kristen? (2)

Kita akan melanjutkan pembahasan kita. Bagi yang belum membaca dapat klik bagian pertama: link 

Tuduhan Rasul Paulus sebagai pendiri Kristen, tidak berdasar karena ini cuman olok-olokan. Winarto dalam Keesaan dan Ketritunggalan Allah membuktikan Paulus tidak sedikitpun mengubah pemberitaan. Yang diberitakan sama dengan Para Murid, Yesus Kristus mati, bangkit dan naik ke surga. Tidak ada perbedaan dengan para Rasul lainnya.

Menurut Gerald R. McDermott dalam buku Do Christian, Muslim and Jews Worship the Same God?, menjelaskan baik Yesus dan Paulus tidak berencana membuat gerakan agama baru. Sama sekali mereka tidak tertarik membuat agama baru. Tetapi Yesus membuktikan diri-Nya sebagai penggenap hukum taurat. Dan Paulus menegaskan hukum taurat telah digenapi oleh sang Mesias yang sudah datang yaitu Yesus. pemenuhan janji Abraham Mesianik (Kej 3:15; Kej 17:7 dst) sesuai telah dituliskan dalam seluruh Tanakh (Perjanjian Lama).

Lukas 24:44 (TB) Ia berkata kepada mereka: "Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur."

Kisah Para Rasul 1:8 (TB) Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi."

Jadi, apakah Juruselamat hanya untuk satu bangsa? Atau apakah untuk seluruh dunia? Dari sini saja kita dapat memastikan Yesus yang berkata hingga ke ujung bumi sesuai amanat-Nya (Mat 28:18-20).

Selanjutnya dalam surat satu Korintus.
1 Korintus 1:12-13 (TB) Yang aku maksudkan ialah, bahwa kamu masing-masing berkata: Aku dari golongan Paulus. Atau aku dari golongan Apolos. Atau aku dari golongan Kefas. Atau aku dari golongan Kristus. 
Adakah Kristus terbagi-bagi? Adakah Paulus disalibkan karena kamu? Atau adakah kamu dibaptis dalam nama Paulus?

Lebih lanjut, Paulus tidak memodifikasikan hukum taurat melainkan ia menegaskan bagi non Yahudi yang diselamatkan tidak melakukan hukum taurat melainkan karena kasih karunia dari Allah (Ef 2:8-10). Karena bagi Yahudi legalis itu penting kemudian baru dapat keselamatan, sedangkan bagi Paulus orang non Yahudi tidak harus menjadi Yahudi untuk selamat. Hukum bagi non Yahudi hanya hukum Nuh (universal), seperti dalam Sidang pertama para Rasul di Yerusalem (Kis 15). 

Bambang Noorsena dalam bukunya Menjawab Kesalahpahaman bahwa ungkapan Paulus mengenai pembatalan hukum Taurat berarti hukum taurat yang terdiri dari perintah-perintah dan dogma-dogma telah batal. Dengan membandingkan sabda Yesus (Mat 5:17) dengan Surat Paulus (Ef 2:15).
Matius 5:17 (TB) "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.

Efesus 2:15 (TB) sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera,  

Noorsena menyatakan bahwa Bukan taurat dalam bentuk Mitzvah yang dibatalkan melainkan legalisme Yahudi seperti Kashrut. Contohnya: sunat dilakukan agar bisa menjadi Yahudi. "Akhirnya tembok pemisah dan perseteruan antar kaum Yahudi dan bukan Yahudi dengan mengikuti teladan Yesus." Lanjut Noorsena. 

Maka, kita dapat mengerti bahwa untuk percaya kepada Kristus tidak harus menjadi Yahudi dan untuk menjadi Yahudi tidak harus ikuti semua hukum-hukumnya. Cukup kasih karunia Yesus yang mati di kayu salib kita bisa masuk dalam janji mesianik. Artinya mesias ini hadir untuk semua suku bangsa dan bahasa.

Paul Enns dalam The Moody Handbook of Theology menyatakan Paulus ini selalu konsisten dengan tema soterologinya yang menegaskan mengenai keselamatan berasal-oleh-karena Allah. Adanya pembenaran dari Allah dalam Yesus Kristus bukan melakukan hukum taurat. Pesan Paulus ini jelas kepada non Yahudi, injil yang ia beritakan tentang Yesus Kristus menebus dosa manusia.

Bagi Penulis, Rasul Paulus seorang yang cerdas. Terbukti dari setiap surat dan bagaimana penyampaian nya berbeda di tiap jemaat berdasarkan masalah teologis dan latar belakang. 

Untuk bang Zuma, jangan menggunakan surat Paulus hanya sesuka hatimu saja. Harus dibaca sesuai tema besar. Karena Rasul Paulus mengirim surat untuk membalas pertanyaan teologis jemaat saat itu. Sejarawan dan Ahli Perjanjian Baru, 

Craig A. Evans menyebutkan Paulus menggunakan ungkapan dan perbandingan dalam tulisannya untuk mengkomunikasikan ide penulisannya. Wajar saja ini dilakukan pada era dan budaya Yunani Romawi. Terutama ide yang ditujukan kepada petobat non Yahudi saat itu. 

Blankenbaker dalam Inti Alkitab untuk Para Pemula, dapat membantu kita menunjukkan beberapa latar belakang surat Paulus. Penulis menyebutkan tiga saja: 
a. Surat ke jemaat Korintus: untuk persoalan makanan berhala, perpecahan dalam jemaat, masalah antar pasangan suami istri, dan kebangkitan Yesus Kristus.
b. Galatia: untuk melawan legalitas Yahudi dalam perkabaran Injil bagi orang Non Yahudi.
c. Kolose: untuk melawan ajaran sesat di Kolose. 
Jadi, ada makna teologis yang berotoritas dari Rasul Paulus untuk jemaat non Yahudi di suratnya. Ini bukti konsistennya, dan bagaimana Rasul ini membawa injil Kristus. 

Terakhir, apakah Kristen lahir dari Farisi?
Ini argumentasi yang keliru dan ad hominem alias ga nyambung. Seperti membela pencuri di pasar tapi memberikan argumentasi ia sedang ke dokter saraf A. Sama sekali ga nyambung.
Kristen tidak lahir dari Farisi. 

Konsep penebusan di PL tidak ada mengorbankan manusia. Berarti konsep penebusan ini buatan Paulus. Winarto kembali menjelaskan bahwa akibat dosa Adam dan Hawa maka kita semua mengalami efeknya. Kejatuhan ini mengakibatkan terputusnya manusia dengan Allah. Sependapat dengan Winarto, Paulus tidak membuat ajaran penebusan, melainkan meneruskan ajaran Yesus.
Sabda Yesus:
Matius 20:28 (TB) sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."

Paulus menegaskan dalam suratnya kepada Timotius:
1 Timotius 2:5-7 (TB) Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus, yang telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua manusia: itu kesaksian pada waktu yang ditentukan. Untuk kesaksian itulah aku telah ditetapkan sebagai pemberita dan rasul — yang kukatakan ini benar, aku tidak berdusta — dan sebagai pengajar orang-orang bukan Yahudi, dalam iman dan kebenaran. 

Jelas tidak! Sekalipun tidak pernah Rasul Paulus yang berlatarbelakang Farisi membuat agama baru. Apalagi memplesetkan hukum-hukum. Sebenarnya masih banyak bukti mengenai Rasul Paulus dan pekerjaannya. Fitnahan Rasul Paulus telah terpatahkan dengan bagaimana ia bekerja untuk Yesus Kristus. 

Filipi 1:21 (TB) Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. 

Meski Yudaisme masih menunggu sang Mesias dan Kristen mengamini Mesias telah datang. Tidak pernah Kristen mencoba mengutak atik ayat-ayat di Perjanjian Lama. Justru kegenapannya dibuktikan dalam diri Yesus Kristus.

Untuk Bang Zuma, sebenarnya anda pintar dan banyak membaca. Akan tetapi anda melewatkannbanyak informasi dalam surat Paulus, sehingga anda sesat pikir. Paulus bukan gerakan sendiri, teologi sendiri, apalagi agama yang dibuatnya. Paulus adalah rasul bagi orang non Yahudi, di mana ia dipakai Tuhan untuk membagikan injil. Mempertahankan jangan menjadi yahudi (hukum/legal) saja tetapi terimalah kasih Karunia dalam Yesus Kristus.

Sekiranya ini mengantarkan jawaban apologetis. Sebenarnya masih banyak yang dapat dibahas namun untuk melihat keterbatasan ruang dan waktu, maka Penulis kira cukup.

Roma 15:15-16 (TB) Namun, karena kasih karunia yang telah dianugerahkan Allah kepadaku, aku di sana sini dengan agak berani telah menulis kepadamu untuk mengingatkan kamu, yaitu bahwa aku boleh menjadi pelayan Kristus Yesus bagi bangsa-bangsa bukan Yahudi dalam pelayanan pemberitaan Injil Allah, supaya bangsa-bangsa bukan Yahudi dapat diterima oleh Allah sebagai persembahan yang berkenan kepada-Nya, yang disucikan oleh Roh Kudus. 

Kesimpulan:
Janganlah sesat pikir! Apalagi yang tidak meyakini Kristen. Paulus tidak pernah membelokkan pesan Yesus Kristus yang terdapat dalam Amanat Agung (Mat 28:18-20). 
Dan Penulis menarik kesimpulan: (a) Paulus adalah Rasul bagi non Yahudi; (b) Paulus tidak membuat agama baru; (c) Kristen tidak lahir dari Farisi. Kristen lahir dari penggenapan akan mesias yang ditunggu dalam tulisan para Nabi Perjanjian Lama.

Berita Injil yang sama dan ia diakui sebagai rasul oleh para Murid. 
Keagungan nama Rasul Paulus terbukti atas pemberitaannya dan perannya. 

Untuk Bang Zuma: Bagaimana dengan yang muncul pada abad ke 7 yang mengklaim dan memfitnah Injil palsu? Sedangkan Injil itu diterussampaikan sepanjang abad. 

Salam berkat dari Bapa Putera dan Roh Kudus.
Allah yang Esa.
Amin.

Bacaan lebih lanjut:
1. Udo Schnelle, Apostle Paul: His Life and Theology, translated by Eugene Boring, Grand Rapids: Baker Pub Group, 2003.

2. Paul Enns, The Moody Handbook of Theology, Chicago: Moody Pub, 2008. Chapter Theology of Paul.

3. Nggadas, Deky Hidnas Yan. "Monotheisme Yahudi Kuno Dan Doktrin Trinitas." Jurnal Luxnos Vol 4.1 (2018).

4. Bambang Noorsena, Answering Misunderstanding Jilid II, Malang: ISCS, 2018.

5. Leonardo Winarto, Keesaan dan Ketritunggalan Allah, Situbondo: Memra Pub, 2018.

6. Rundjan, Edi, Hikman Sirait, and Finky Kantohe. 2019. “PLEDOI PAULUS ATAS KERASULANNYA”. The Way: Jurnal Teologi Dan Kependidikan 5 (2), 101-12. https://doi.org/10.54793/teologi-dan-kependidikan.v5i2.7.

7. Ronnie P. Campbell, Christopher Gnanakan, Wm. Andrew Schwartz, John B. Cobb Jr., Francis J. Beckwith, Gerald R. McDermott, Jerry L. Walls, Do Christians, Muslims, and Jews Worship the Same God? Four Views, Grand Rapids: Zondervan, 2019, p142-55. 

8. Thomas R. Schreiner, Paul, Apostle of God's Glory: Pauline Theology, Downer Groves: InterVasity Press, 2020. 

9.Silalahi, Ubat Pahala Charles, and Winfrid Frans Pasutua Sidabutar. "Konstruksi Pemikiran Paulus Tentang Kristus." DUNAMIS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani 8.1 (2023): 271-286.

10. Arta Sary Saragih, Herdiana Boru Hombing S, and Robert Juni Tua Sitio. 2023. “Seruan Paulus Hanya Satu Injil Yang Benar (Studi Eksegetis Galatia 1:6-10) Dan Refleksi Teologisnya”. Student Research Journal 1 (5):273-82. https://doi.org/10.55606/srjyappi.v1i5.686

11. Hutagalung, Pitta Uli, and Krisda Mahdalena Sinaga. 2023. “Hukum Taurat Menurut Rasul Paulus Dan Relevansinya”. Mitra Sriwijaya: Jurnal Teologi Dan Pendidikan Kristen 4 (1):33-47. https://doi.org/10.46974/ms.v4i1.76.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menjawab Tuduhan - Apakah Kristen Progresif Masuk Arus Utama?

Apologetika - Syafaat melalui Para Kudus

Doa Puja Yesus: Makna Teologis