Menjawab Tuduhan - Yesus itu Tuan atau Tu(h)an?

Menjawab Tuduhan Menit ke 27-29. Link Dua Nasrani Kepo dengan Islam

Keberatan 6: Kyrios adalah tuan dan Tuhan. Tapi kok untuk Yesus langsung Tuhan?

Dondy Tan keberatan sekali untuk menyebutkan Yesus sebagai Tuhan. Padahal dengan menyebutkan Yesus sebagai Tuhan tidak mengubah keimanannya. Mengapa harus takut dengan akidah atau pengajaran orang lain? Apakah anda akan goyah?

Kita akan meluruskan pandangan yang keliru. Kata Kyrios ini memang membuat orang menjadi mengira Yesus sebagai manusia yang di Tuhankan. Ini keliru dan salah. Yesus memang sudah Tuhan dari asalnya hanya saja pernyataan itu disingkapkan ketika Yesus bangkit dari kubur kepada Murid-murid-Nya. 

Norman Geisler dan Abdul Saleeb dalam bukunya Answering Islam menuliskan bahwa Islam selalu menyangkal keilahian Yesus. Mengakui Yesus sebatas Nabi dan manusia biasa. Klaim semacam ini sudah lama sekali. 

Kita dapat kembali mengajukan pertanyaan untuk Dondy Tan: apakah di keyakinana Dondy Tanyang bisa bangkit dengan mandiri dari kubur jikalau bukan sesosok Tuhan? 

Alkitab yang kita pegang kini ditulis setelah peristiwa kebangkitan Yesus, berdirinya Gereja-Nya hingga penyebaran Injil. Oleh sebab itu, kita bisa mendapatkan pesan injil bahwa Yesus adalah Allah yang berinkarnasi. Mati tebus dosa, bangkit dan naik ke Surga.

Lain cerita jika kita berasal dari jaman Yesus, saya yakin banyak dari kita yang tidak percaya hingga hari Kebangkitan dan Kenaikan-Nya. Karena manusia butuh bukti pekerjaan ilahi bukan hanya bukti omongan seperti permintaan Polemikus. "Dimana Yesus menyatakan diri sebagai Tuhan dan sembahlah Aku?" Ini klaim rendahan yang harus dijawab oleh Yang Mahatinggi. Ratu Elizabeth tidak harus mengatakan ia Ratu setiap saat, baru kemudian disebut Ratu. Kita cukup melihat pekerjaan Ratu tersebut. 

Pembahasan:

Kata "Kyrios" berasal dari bahasa Yunani yang memiliki arti tuan, pemilik, majikan. R. C. Sproul dalam bukunya Essential Truths of Christian Faith memberikan penjelasan bahwa dalam Perjanjian Baru kata Kyrios ini digunakan:

1. Sebagai tanda hormat dan memanggil secara sopan. Ini sepadan dengan Sir (Inggris) Rabb (Arab), Mar (Syria), Tuan (Indonesia).

2. Sebagai pemilik hamba atau majikan. Sepadan dengan "master". Ini bersifat kiasan yang ditujukan kepada Yesus.

3. Sebagai penyataan seseorang yang berdaulat. 


Hal sejalan diutarakan lebih masif oleh Marlen Alakaman dalam Kristologi Memahami Gelar Yesus. Alakaman menyebutkan Penggunaan gelar Kyrios digunakan baik secara sekuler dan sapaan/gelar ilahi

1. Kyrios pemaknaan secara sekuler

- dipakai sebagai sapaan istri kepada suami. Sarah memanggil Abraham dengan kyrios (1 Pet 3:6);

- sebagai pemilik barang. Pemilik kebun anggur (Mat 20:8; 21:40; Mrk 12:9);

- sebagai tuan atau pemilik sah atas orang. Seperti kata "bos" panggilan pekerja kepada majikannya;

- sebagai orang yang dihormati: raja, gubernur, pimpinan, guru Agama. Sapaan Pilatus (Mat 27:63), Sapaan kepala penjaran kepada Paulus dan Silas (Kis 16:30) bahkan Kaisar Domitian dipanggil Kyrios/Tuhan dan Theos/Allah

2. Kyrios pemaknaan secara ilahi

- sebagai pengakuan akan dewa dewi Romawi. Kyria (feminim) Serapis atau Kyria Isis d Mesir. Menunjukkan pengakuan kekuasaan mereka atas alam semesta.

- sebagai kata ganti "Adonai" dalam Septuaginta (Perjanjian Lama terjemahan Yunani). 

- dikenakan pada Yesus sebagai sebutan atau gelar pada surat Paulus Rom 10:9 mengutip dari Yoel 2:32; 1Kor2:16 mengutip Yes 40:13; Flp 2:10-11 mengutip Yes 45:23.


Terminologi Kristen dalam Alkitab menggunakan dan dapat diparalelisasi:

ADONAI (PL) - KYRIOS (PB) - TUHAN (Gelar)

ELOHIM (PL) - THEOS (PB) - ALLAH (Jenis Eksistensi)

Gelar di PL - YHVH = Gelar di PB - YESUS 

Buku Pengantar Bahasa Ibrani yang terkenal karangan Baker dkk menerangkan bahwa berdasarkan tradisi Yahudi Nama Maha Suci (YHVH - Tetragrammaton) tidak boleh dilafalkan secara langsung.  Mereka menghormati kesakralan nama tersebut. Maka ketika orang Yahudi menemukan kata Tetragrammaton dibaca sebagai Adonai yaitu Tuhan (ilahi) dan bisa juga HaShem yaitu Sang Nama. Sedangkan Elohim diartikan Allah sebagai Jenis Eksistensi "Allah" bukan manusia, malaikat atau makhluk lain. Berbeda dengan Islam bila kata "Allah" ialah proper name, nama ilahi.

Paparang dalam Menjawab dan Menertawakan Argumen Teolog Kelas Teri menyebutkan ada lebih dari enam ribu kata kyrios dalam Septuaginta merupakan terjemahan dari kata Ibrani YHWH, yaitu sebagai nama diri Allah. Ini menunjukkan bahwa adanya kata sandang akibat dari perbuatan dan pembuktian yang dilakukan oleh Yesus. Pembuktian Yesus ini memengaruhi pada saksi mata dan pengikut-Nya. 

Satu contoh: Kisah Para Rasul 2:36 (TB)  Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus."

Jika kita membaca perikop Kis 2:14-47, tentang Khotbah Petrus. Rasul Petrus yang dengan lantang dan berani melakukan pemberitaan kepada orang Yahudi. Ia menegaskan siapa itu Yesus, apa pekerjaan-Nya. Alasan mereka bersaksi karena mereka saksi mata yang melihat langsung Yesus menampakkan diri-Nya secara tubuh, tidak perlu diragukan.

Sejalan dengan itu tentunya: Roma 10:9 (TB)  Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.

Rasul Paulus memberikan pandangan teologis kepada non Yahudi. Hal inipun sama bila kita membandingkan dengan khotbah Rasul Petrus tadi. Tidak ada perbedaan apalagi tuduhan pembuatan agama Kristen oleh Rasul Paulus. Tuduhan yang hanya kekanak-kanakan, pokoknya pokoknya.

Dalam hal penerjemahan, LAIpun sudah tepat. Bambang Noorsena menjelaskan LAI hanya mengikuti tradisi Yahudi yang telah diturunkan dari para Murid, Yesus dan orang Israel. Noorsena menjelaskan pula kesulitan bahasa merintangi penerjemahan Adonai/Kyrios yaitu satu kata bermakna ganda. 

Jadi, menggunakan Tuan dan Tuhan bergantian sesuai konteks kejadian. Sama sekali ini tidak menurunkan nilai keilahian Yesus. Justru meyakinkan kemanusiaan-Nya di muka bumi. Mengapa Dondy Tan harus memaksakan pemikirannya?


Mengapa Yesus layak/harus mendapat gelar Kyrios? Apakah akal-akaln Gereja? Bila ditanya demikian, mau tidak mau kita melihat kepada keilahian Yesus. Iman Kristen tidak menjadikan manusia yang di-Tuhankan. Sangat jauh dari pandangan kami.

Untuk itu berikut alasannya:

1. Yesus Kekal

Kejadian 1:3 (TB)  Berfirmanlah Allah: "Jadilah terang." Lalu terang itu jadi. 

Yohanes 1:3 (TB)  Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.

Yohanes 1:14 (TB)  Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.


Yesus adalah Firman Allah yang inkarnasi. Dari sejak kekekalan, Allah yang menciptakan seisi alam semesta melalui Firman-Nya. Kalis Stevanus dalam bukti keilahian Yesus menurut Injil memberikan pandangan jika Allah mencipta dengan berarti sejak dahulu Yesuspun adalah pencipta. Implikasinya ialah jika Firman itu kekal dan hanya Allahlah yang kekal maka Yesuspun kekal sejak semula. 

Firman itu menambahkan natur kemanusiaan yang dikandung dalam rahim perawan Maria. Stevanus mengingatkan kita bahwa Roh kudus menjamin ketidakberdosaan kemanusiaan Yesus. Demikian, Yesus kekal sejak dahulu karena Ia adalah Firman Allah yang inkarnasi.


2. Pekerjaan Yesus

Ada begitu banyak pekerjaan Yesus tercatat dalam Alkitab. Salah satu yang penting kita ingat ialah pengampunan dosa. Tidak ada di dunia ini manusia yang mampu mengampuni dosa manusia tanpa berdoa kepada Yang Lebih Tinggi selain daripada Yesus sendiri. 

Matius 9:2, 6 (TB)  Maka dibawa oranglah kepada-Nya seorang lumpuh yang terbaring di tempat tidurnya. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: "Percayalah, hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni."

Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa" — lalu berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu — : "Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!"

Kisah di atas dituliskan di Injil Matius paralel dengan Injil Markus dan Injil Lukas. Bagian yang paling meyakinkan ialah bagaimana reaksi dari Ahli Taurat saat itu. 

Markus 2:6-7 (TB)  Tetapi di situ ada juga duduk beberapa ahli Taurat, mereka berpikir dalam hatinya: "Mengapa orang ini berkata begitu? Ia menghujat Allah. Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri?"

Injil Lukas melengkapi "orang Farisi" dalam redaksi kisah ini. Kecaman Ahli Taurat dan orang Farisi yang ditulis dalam Alkitab sebenarnya memalukan Gereja. Tapi mengapa Injil tetap tertulis demikian jika itu hanya untuk membuat malu. Hal ini membukikan bahwa kejadian ini benar-benar terjadi, karena Yesus melakukan pekerjaan yang berbeda dengan kebanyakan guru Agama saat itu. 


Berkenaan dengan itu, dalam Perjanjian Lama:

Keluaran 34:6-7 (TB)  Berjalanlah TUHAN lewat dari depannya dan berseru: "TUHAN, TUHAN, Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya, yang meneguhkan kasih setia-Nya kepada beribu-ribu orang, yang mengampuni kesalahan, pelanggaran dan dosa; tetapi tidaklah sekali-kali membebaskan orang yang bersalah dari hukuman, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya dan cucunya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat." 

Bila kita melihat reaksi Ahli Taurat dan orang Farisi lumrah dikarenakan pada perjanjian Lama, yang dapat mengampuni dosa hanya TUHAN (YHVH - Adonai). Maka tak heran perkataan Yesus dinilai sebagai penistaan. Tapi Pekerjaan Yesus berotoritas mengampuni dosa dibuktikan dengan adanya kesembuhan orang yang diampuni. 


Lukas 5:25-26 (TB)  Dan seketika itu juga bangunlah ia, di depan mereka, lalu mengangkat tempat tidurnya dan pulang ke rumahnya sambil memuliakan Allah. Semua orang itu takjub, lalu memuliakan Allah, dan mereka sangat takut, katanya: "Hari ini kami telah menyaksikan hal-hal yang sangat mengherankan."

Paus Shenouda III dalam bukunya The Divinity of Christ menyampaikan bukan sekali saja Yesus mengampuni dosa. Perempuan yang ketahuan berzinah, penjahat yang disalib, anak yang lumpuh dan lainnya Yesus konsisten dalam mengampuni dosa. Jika Yesus tidak benar-benar mengampuni dosa maka tidak ada kesembuhan, pemulihan apalagi kejadian mengherankan terjadi. Yesus Kristus tidak melakukan doa kepada Allah Bapa ketika mengampuni dosa seperti pendeta sekarang ini. 

Dengan demikian, Paus Shenouda III menyimpulkan bahwa "Yesus ingin memberitahu mereka Akulah Allah yang memiliki otoritas untuk mengampuni dosa", maka jelaslah Yesus adalah Allah. 


3. Kubur Kosong

Hal diluar nalar manusiaialah kebangkitan-Nya, ini dikategorikan transrasional (melampaui akal). Semua teolog Kristen setuju, bahwa kebangkitan adalah sentral/inti/jantung Kekristenan. Tanpa kebangkitan Yesus hanya Nabi atau penyampai pesan saja. Bukankah Ia manusia biasa? Mengapa bisa terjadi demikian? Satu-satunya jawaban bahwa Ia adalah Allah.

Yehezkiel 18:4 (TB)  Sungguh, semua jiwa Aku punya! Baik jiwa ayah maupun jiwa anak Aku punya! Dan orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati.

Yohanes 10:17-18 (TB)  Bapa mengasihi Aku, oleh karena Aku memberikan nyawa-Ku untuk menerimanya kembali.Tidak seorang pun mengambilnya dari pada-Ku, melainkan Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali. Inilah tugas yang Kuterima dari Bapa-Ku."


Salah satu bukti keilahan Yesus ialah kebangkitan-Nya. Nyawa yang ada pada-Nya dikontrol oleh-Nya. Siapa manusia yang dapat melakukan hal tersebut?

Paus Shenouda III menyimpulkan bahwa Otoritas Kristus atas diri-Nya sendiri dimanifestasikan dalam Kebangkitan. Ketika Dia bangkit sendiri dan tidak dibangkitkan oleh yang lain seperti yang terjadi pada orang-orang sebelum Dia.

Anda lihat di link: Menjawab Tuduhan - Tuhan dibangkktan Tuhan?


Yohanes Terah Manu dalam Yesus Kyrios menyatakan dengan baik penggunaan kata Kyrios jaman dahulu berbeda dengan jaman perjanjian baru. 

"Yesus adalah Kyrios dalam pengertian yang ilahi karena pada diri-Nya sudah ada keilahian sejak kekal, namun keilahian-Nya itu baru dinyatakan setelah kebangkitan dan kenaikan-Nya ke sorga. Dengan demikian, maka Yesus bukanlah manusia yang dijadikan Kyrios, tetapi Kyrios yang menjadi manusia."

Robert Letham dalam The Holy Trinity mengungkapkan mengenai penggunaan gelar Kyrios kepada Yesus ialah menyetarakan-Nya dengan Tetragrammaton. Para Murid menggunakan gelar ini kepada Yesus pasca kebangkitan sebagai bukti bahwa Yesus adalah kehadiran dari Tetragrammaton melalui pekerjaan dan pengakuan-Nya kepada para Murid. Rasul Paulus dalam Flp 2:9-11 menunjukkan Yesus memiliki status benar-benar Allah tanpa pengurangan sedikitpun. 

Sangat jelas makna penggunaan Kyrios bagi Yesus sang penguasa langit dan bumi. Saat kenaikan-Nya, Ia mengatakan sebagai berikut:

Matius 28:18 (TB)  Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.

Masih banyak lagi bukti keilahian Yesus yang menyatakan Ia adalah Tuhan itu. Sang Firman yang inkarnasi. Untuk kepentingan artikel saya membatasi diri dengan tiga hal di atas.

Demikian, tidak ada keberatan yang tidak dijawab selain dari logika yang salah. Kita tidak mungkin tidak menjadi manusia hanya karena tidak menyebutkan "Aku manusia". Klaim semacam murahan ini dibuktikan lewat pekerjaan, nubuatan, perkataan Yesus sesuai jaman, budaya dan konteks saat itu.

Kesimpulan:

1. Kata Kyrios digunakan di jaman tersebut sebagai kata tuan, pemilik, hormat. Bila disandangkan kepada Pencipta, maka menjadi Tuhan yang menunjukkan otoritas, kemahakuasaan dan keilahian. Septuaginta menerjemahkan Tetragrammaton dengan sebutan Adonai (Ibrani) menjadi Kyrios (Yunani)

2. Sebelum kebangkitan gelar Kyrios untuk Yesus berarti Tuan untuk menunjukkan hormat kepada sang Guru. Setelah kebangkitan gelar Kyrios berarti Tuhan (penguasa langit dan bumi) pada Yesus dibuktikan kesaksian Injil yaitu Kekekalan-Nya, salah satu pekerjaan-Nya yaitu pengampunan dosa serta kebangkitan maupun kenaikan-Nya. 

3. Kristen mengimani Yesus adalah Allah berinkarnasi menjadi manusia bukan manusia yang di-Tuhankan! 

Kiranya dapat memberkati.


Salam berkat dari Bapa, Putera dan Roh Kudus.

Allah yang Esa. 

Amin.


Bacaan lebih lanjut:

1. Bambang Noorsena, The History of Allah, Yogyakarta: ANDI, 2005.

2. Bambang Noorsena, Menuju Dialog Teologis Kristen Islam, Yogyakarta: ANDI, 2001

3. Baker dkk, Pengantar Bahasa Ibrani, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2019, 53-4.

4. Yohanes Terah Manu, Yesus Kyrios, Asteros, 6(2), 2019, 58-74.

5. Kalis Stevanus, Bukti Keilahian Yesus Menurut Injil, Jurnal Teruna Bhakti, 2(2), 2020, 82-96.

6. H.H Pope Shenouda III, The Divinity of Christ, London: Coptic Orthodox Pub Association, 1989.

7. R. C. Sproul, The Essential Truths of Christian Faith, Tyndale House Pub, 1992, 133-34

8. Paulus Kunto Baskoro, Apologia Biblikal atas Tuduhan Yesus Manusia yang di-Tuhankan, Voice of HAMI, 3(2), 2021, 101-13.

9. Marlen Tineke Alakaman, Kristologi: memahami gelar Yesus, Tangkoleh Putai, 16(2), 2019, 150-66.

10. Robert Letham, The Holy Trinity: in Scripture, history, theology, and worship, Phillipsburg: R&R Pub, 2004. 50-3.

11. Stenly Paparang, Menjawab dan Menertawakan Argumen Teolog Kelas Teri, Jakarta: Delima, 2014, 59-62.

12. Norman Geisler and Abdul Saleeb, Answering Islam: The Crescent in Light of Cross, Grand Rapids: Baker Books, 2002, p233.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menjawab Tuduhan - Apakah Kristen Progresif Masuk Arus Utama?

Apologetika - Syafaat melalui Para Kudus

Doa Puja Yesus: Makna Teologis