Menjawab Tuduhan - Ayat-ayat Favorit Dondy Tan

Artikel ini bagian terakhir dari jawaban apologetis singkat saya terhadap video Dondy Tan Dua Nasrani Kepo dengan Islam. Saya mengingatkan kembali bukan masalah dua orang wanita berganti keyakinan. Akan tetapi, pernyataan-pernyataan Dondy Tan lah yang wajib kita luruskan. 
Melalui artikel ini, saya akan membahas ringkas singkat dan apologetis seputar ayat yang djgunakan. Berikut ini ayat-ayat yang sepanjang video disalahtafsirkan oleh Dondy Tan:
1. Menit 30-32.
Yang pertama mengenai ayat 1 Yoh 5:7 adalah ayat sisipan dan palsu. 
1 Yohanes 5:7-8 (TB) Sebab ada tiga yang memberi kesaksian [di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu. Dan ada tiga yang memberi kesaksian di bumi]: Roh dan air dan darah dan ketiganya adalah satu.
Argumen: Alkitab palsu karena ada ayat sisipan di 1 Yoh 5:7.

Sanggahan:
Christopher Luthy berpendapat penyisipan 1 Yoh 5:7 (Johannine Comma; sisipan Yohanes - karena tidak ada di dalam Codex Vaticanus dan Sinaiticus abad IV M) ini hal yang memalukan dan memandang enteng kitab suci. Hal ini bukan tanpa sebab, dikarenakan tidak adanya manuskrip kuno bahasa Yunani yang memuat ayat tersebut dan tidak dikutip oleh bapa Gereja. Sejalan dengan Prof Daniel Wallace yang menyatakan tidak diikutkan dalam penerbitan naskah Perjanjian Baru Yunani karya Erasmus yang kita kenal sebagai Textus Receptus. Ya wajar saja kalau Erasmus menerjemahkan menggunakan naskah Yunani yang sebagian besar ditulis abad ke 12. 

Jawaban yang lain ialah dari Bambang Noorsena mengungkapkan teks 1 Yoh 5:7 tertulis di teks Latin yang bernama Vetus Latina (Latin kuno) tahun 150M. Dibuktikan salah satunya oleh bapa Gereja Tertulianus yang mengutip dalam bukunya Against Praxeas.

Kristianitas percaya autograf tidak ada kesalahan karena diilhami Roh Kudus. Thiessen menyatakan naskah asli Alkitab tidak mungkin salah. Yang tidak sempurna ialah salinan turunan karena dikerjakan dengan tangan manusia bukan mesin fotocopyan. Maka pada tulisan ini, Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) sudah tepat, karena LAI melakukan penerjemahan berdasarkan Textus Receptus, codex-codex tertua maka dari itu diberi tanda kurung. Yang menyatakan terdapat di salinan kemudian/lebih muda.

Kejujuran penerjemahan Alkitab harus kita apresiasi. Thiessen melanjutkan bahwa salinan terjemahan naskah dan kata-kata yang bisa salah meski tidak banyak jumlahnya dan tentunya tidak memengaruhi doktrin. Karena Alkitab orang Kristen tidak turun dari langit. Melainkan Allah menggunakan tangan manusia menulis kitab-Nya untuk naskah asli. Oleh karena dikerjakan tangan manusia dalam proses penyalinan maka ada risiko yang terjadi ada. Manusia tidak sempurna. 

Tapi apakah dari zaman Musa yang menulis tentang Abraham hingga Yohanes menulis Wahyu terdapat perbedaan,  penyelewengan, perubahan tema besar? Tidak! Allah berkenan untuk ditulis oleh manusia dan dijaga oleh-Nya selama berabad-abad.

Dalam hal ini, saya sepakat dengan Hamran Ambrie dalam Menjawab Tantangan yang jelas ada atau tidaknya 1 Yoh 5:7 tidak mengubah substansial Iman Kristen. Tidak menghalangi pembacaan kitab suci. Bahkan pembelaan ekstrim lagi, doktrin Trinitas tidak bergantung pada satu ayat itu, tetapi seluruh pembacaan kitab suci!

2. Menit 39-42
Anda bisa membaca 1 pasal dari kitab pertama nabi Yesaya ini. Saya mengambil yang disalahtafsirkan oleh Dondy Tan.
Yesaya 1:15-18 (TB) Apabila kamu menadahkan tanganmu untuk berdoa, Aku akan memalingkan muka-Ku, bahkan sekalipun kamu berkali-kali berdoa, Aku tidak akan mendengarkannya, sebab tanganmu penuh dengan darah. 
Basuhlah, bersihkanlah dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari depan mata-Ku. Berhentilah berbuat jahat, 
belajarlah berbuat baik; usahakanlah keadilan, kendalikanlah orang kejam; belalah hak anak-anak yatim, perjuangkanlah perkara janda-janda! 
Marilah, baiklah kita beperkara! — firman TUHAN — Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba. 
Argumen Dondy Tan: harusnya begini, belalah hak anak yatim mengapa ada penebusan manusia lewat darah Yesus?

Sanggahan:
Dalam Jewish Study Bible, ayat ini menegaskan orang Yahudi kala itu kehilangan moral. Bukan masalah penebusan dosa yang mereka lakukan di bait suci karena upacara, tetapi etika hidup. Penebusan dosa tetap dilakukan di Bait Suci. Bagi Tuhan, hati yang berubah ketimbang korban itu lebih penting daripada kemunafikan. Ia menginginkan ketulusan hati penyembah-Nya. Dibuktikan dari perbuatan yang diperbaharui. 

Jadi, tidak ada hubungan hanya berbuat baik untuk selamat seperti pemikiran Dondy Tan. Ia melepaskan ayat dari konteks bacaan dan menafsirkan dengan keinginannya. Allah ingin kehidupan moral bangsa Israel sejalan dengan penyembahan yang mereka lakukan. 

3. Menit 39-42 
Markus 10:45 (TB) Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."
Argumen Dondy Tan: ayat ini tidak asli hanya karangan Markus.

Sanggahan:
Funk dalam The Five Gospelsnya menyebutkan ini karangan Rasul Markus. Bagi Dondy Tan sah-sah saja mengutip Five Gospel. Namun bagi Kristen ini adalah Firman Tuhan yang diilahmin Roh Kudus melalui Markus. Siapa Markus? Seorang jurutulis Rasul Petrus. Saya lebih percaya tulisan saksi mata ketimbang Five Gospel!
Sekian abad Kristianitas berdiri, untuk apa mempercayai Five Gospel yang baru ada di Abad ke XX. 

Marvin Pate dalam Disalibkan oleh Media menyatakan Five Gospel dipilih berdasarkan konsensus warna warni, merah muda - merah - abu-abu - hitam. Tingkatan merah muda paling atas menandakan asli perkataan Yesus dan paling bawah hitam yaitu bukan perkataan Yesus. Marvin juga menegaskan siapa sebenarnya memberikan otoritas untuk menyatakan ini tulisan rasul atau tidak. Perkataan Yesus atau tidak. Padahal Gereja berdiri dalam sejarah menyatakan Perjanjian Baru yang kita punyai itu berotoritas karena ditulis oleh Saksi Mata.

Jelaslah, Robert Funk dan Jesus Seminar dengan The Five Gospels sama sekali tidak ada wibawa untuk mengkritisi Perjanjian Baru. 

4. 01:00-01:00:53
Markus 13:32 (TB) Tetapi tentang hari atau saat itu tidak seorang pun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anak pun tidak, hanya Bapa saja."
Argumen DT: Yesus bukan Tuhan karena Ia tidak tahu hari kiamat. 

Sanggahan:
Ada dua jawaban yang dapat diberikan. Jawaban yang normatif maupun dogmatis. Paparan Bambang Noorsena dalam video Beliau Bart D. Erhman & Kritik Teks Injil Secara normatif, Yesus mengajarkan kerendahan hati, bagaimana seorang murid harus berlaku. Bagaimana seorang manusia berlaku, tidak selamanya mereka harus mengetahui semua hal. Yesus berkata demikian, agar murid-murid tidak bertanya lebih lanjut. Karena itu bukan wewenang manusia.

Secara dogmatis, Matthew Henry Commentary menyatakan Yesus Kristus terbatas dalam kemanusiaan-Nya menjadikan Ia terbatas untuk mengetahui. Meskipun Ia adalah Sang Firman tetapi keilahian-Nya tidak menghilangkan/meniadakan kemanusiaan-Nya. Sejalan dengan Moody Commentary dan Sproul menjelaskan hal yang serupa dalam inkarnasi-Nya, Yesus membatasi diri-Nya. Abouna Tadros Malaty, mengutip Santo Agustinus menyatakan "Anak bukan tidak tahu melainkan Anak tidak mau mengungkapkan".

Dalam hal ini, baik dogmatis maupun normatif sama-sama memiliki makna di balik jawaban Yesus. Pada dasarnya, Penulis memilih tafsiran lebih normatif yaitu agar murid-murid tidak menanyakan lebih lanjut. Lagipula memang manusia berambisi mengetahui semua yang dilakukan Allah. Padahal manusia seharusnya sadar siapa dia di hadapan Allah. (Pengkh 3:11) Ketaatan dan kerendahatian Yesus mengajarkan kita untuk berserah dan mempersiapkan diri menjadi murid Kristus! 

Secara dogmatis, keilahian Yesus tidak menghilangkan kemanusiaan-Nya. Inilah uniknya Kristus yang sepenuhnya Allah dan sepenuhnya manusia. Ia Firman Allah yang tak terbatas, namun dalam inkarnasi-Nya Ia menjadi terbatas. Ini disebut paradox ilahi. Sama halnya, Yesus yang haus sekaligus dapat menjadi air kehidupan. Yesus yang lapar namun dapat memberi makan 5000 orang.

Jadi, tidak ada huhungan dengan Yesus Tuhan atau bukan melalui ayat ini. Dondy Tan hanya mengambil satu ayat untuk mengeneralisasi seluruh keilahian Yesus! Ia sama sekali tidak tahu menahu siapa Yesus Kristus dalam keunikan-Nya.

5. 01:10-01:13
Matius 26:39
Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki."
Argumen DT: Yesus tidak rela disalib? Dibuktikan melalui ayat di atas.

Sanggahan:
Sama sekali tidak mencerminkan Yesus tidak rela disalib. Dondy Tan mengabaikan ayat selanjutnya yang berbunyi "tetapi janganlah seperti Kukehendaki melainkan seperti yang Engkau kehendaki" dan di akhir hayat. 

Lukas 23:46 (TB) Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring: "Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku." Dan sesudah berkata demikian Ia menyerahkan nyawa-Nya.  

Bila Yesus tidak rela. Ia tidak menyerahkan Nyawa-Nya. Ini membuktikan Dondy Tan mengambil dan mendiskusikan ayat yang sesuai keinginannya saja. Paus Shenouda III menjelaskan ayat di atas berarti Yesus Kristus telah menyelesaikan pekerjaan-Nya di kayu salib sama dengan telah menyelesaikan pelayanan-Nya sebelum penyaliban.

Bagi Kristen, Yesus adalah Firman Allah yang inkarnasi (mengambil kemanusiaan). Sudah pasti memiliki tubuh, pikiran, perasaan dan roh kemanusiaan, yang tidak bercampur apalagi terbagi dengan Keilahian. 

Paus Shenouda III dalam The Nature of Christ menyatakan Tuhan Yesus Kristus ialah Allah, Firman yang inkarnasi. Ia mengambil kemanusiaan sempurna. Benar-benar manusia. Natur keilahian-Nya menjadi satu dengan kemanusiaan-Nya tanpa bercampur, berubah, berbaur. Inilah disebut Hypostatic Union sempurna. Hanya dalam diri Yesus. 

1 Petrus 3:18 (TB) Sebab juga Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita, Ia yang benar untuk orang-orang yang tidak benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah; Ia, yang telah dibunuh dalam keadaan-Nya sebagai manusia, tetapi yang telah dibangkitkan menurut Roh

Maka saya akan menjawab dengan argumentasi dari Santo Cyril dari Alexandria yang menekankan hypostatic union

Firman itu kekal, namun Ia mengambil rupa sebagai manusia dan kematian melekat pada kemanusiaan-Nya.

Firman itu tidak bersalah, namun Ia menjadi bersalah mati di kayu salib.

Jadi, Firman itu tidak menderita, namun Ia menderita dalam kemanusiaan-Nya. Wajar saja Yesus sebagai manusia bersedih, takut, cemas, gemetar apalagi sampai mengeluarkan tetesan darah (hematidrosis). Pada akhirnya, Ia rela memberikan nyawa-Nya dan menggenapi karya Allah dalam penebusan!

Lukas 23:46 (TB) Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring: "Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku." Dan sesudah berkata demikian Ia menyerahkan nyawa-Nya.  

(Bersambung...)

Komentar

  1. Dondy tan itu sungguhan geblek yahhhh....sekelas gitu kok digelarin ulama yah, kl di sini mah kagak dipake analisan begituan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya begitulah kalau orang buta sok tahu menuntun orang buta.

      Hapus
  2. mantap sekali utk ulasannya dok. Dondy tan tdk paham prinsip² Hermenetika. dia suka comot ayat dan di cocok²an lalu digabung²kan. padahal utk bs paham Alkitab maka perlu memahami hal² ini:
    1. ANALISA tekstual nya bgmn
    2. ANALISA kontekstualnya bgmn
    3. ANALISA strukturnya bgmn
    4. ANALISA historisnya bgmn
    5. ANALISA konseptualnya bgmn
    6. analisa gramatikalnya bgmn
    7. ANALISA eksegetis bgmn
    8. ANALISA teologisnya bgmn...

    mereka gk akan mungkin paham point² diatas itk tafsir Alkitab.....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar! Makasih pak. Pemahaman mereka belum sampai sana. Dan ga akan ke sana. 😆 Alkitab memang benar!

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menjawab Tuduhan - Apakah Kristen Progresif Masuk Arus Utama?

Apologetika - Syafaat melalui Para Kudus

Doa Puja Yesus: Makna Teologis