Menjawab Tuduhan - Dosa Waris dan Matius 18:3

Seperti yang saya sampaikan melalui tulisan pertama. Saya akan membahas berkelanjutan apa saja argumentasi Dondy Tan dalam videonya. Dua Nasrani Kepo dengan Islam Menit 35- 37.

Keberatan selanjutnya di Menit 42:17-43:50.
Keberatan 3: Paulus mengajarkan dosa waris. 

Pembahasan:
Seperti biasanya Rasul Paulus menjadi sasaran karena dosa waris. Benarkah Rasul mengajarkan dosa waris demikian? Seolah-olah asing dan dicetuskan olehnya.
Kita akan meluruskannya dan mengoreksi logika Dondy Tan. 

A. Tentang Dosa Waris dan Rasul Paulus
Paul Enns dalam bukunya The Moody Handbook of Theology, memberi pengertian dosa ialah pelanggaran akan hukum Allah. Sedangkan dosa asali berarti keadaan dosa manusia sejak dilahirkan. Hal ini menunjuk pada dosa yang (a) diturunkan dari akar ras manusia (Adam); (b) dosa hadir sejak dalam kandungan; (c) dosa ini mencemari seluruh kehidupan manusia. 

Fransiska dan Krisdiantoro dalam Memahami Konsep Dosa Asal dalam Hamartiologi Kristen mengemukakan terminologi dalam Perjanjian Lama dan Baru untuk dosa salah duanya: (a) chatta'th artinya menghilangkan tanda, tujuan, tujuan, jalan tugas,atau jalan," atau "meleset" atau "tidak mengena pada tujuan" (Kej 4:7; 20:9; Kel. 10:16; 1 Sam.15:30; digunakan secara harfiah di Hak. 20:16; Ams 19:2 - setidaknya ada enam dalam perjanjian Lama) ; (b) Pertama, hamartia, yang
berarti “kehilangan tujuan atau jalan,” atau kehilangan tujuan (ekuivalen dengan chatta’th dalam Roma 3:23 dan 1 Korintus 6:16-19 - Ada tujuh kata dalam Perjanjian Baru). 

Apa sebenarnya pandangan Alkitab tentang dosa?
1. Dosa pertama dilakukan oleh Adam (tercatat dalam Perjanjian Lama)
Kejadian 2:16-17 (TB) Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas,
tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."

Di sini pula secara implisit menjelaskan tentang kehendak bebas yang diberi Allah dan larangan-Nya. Kemudian perintah di atas diberikan kepada Adam sebelum Hawa diciptakan. 

Nah, inilah yang menyebabkan Allah memanggil Adam terlebih dahulu saat kejatuhan manusia. 
Kejadian 3:9 (TB) Tetapi TUHAN Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: "Di manakah engkau?" 

Kemudian terjadilah efek dari kejatuhan dosa pada ayat 10-19. Akibat godaan iblis yang membuat manusia menyalahgunakan kehendak bebasnya. Fransiska dan Krisdiantoro menyatakan bahwa Adam yang awalnya diciptakan segambar dan serupa Allah tidak untuk dosa. Tetapi karena Adam memilih untuk jatuh dalam dosa mengakibatkan maut dalam diri manusia. Istilah digunakan Fransiska dan Krisdiantoro ialah dosa status dosa yang mencemarkan seluruh manusia. 

2. Akibat dosa keterpisahan dengan Allah
Episode selanjutnya terjadilah pengusiran Adam dan Hawa keluar dari Taman Eden. 
Meminjam istilah Rita Wahyu, sebelum pengusiran terjadi tukar guling pertama. Ini adalah harga pertama yang dibayar dengan kematian. Karena upah dosa ialah maut. 

Kejadian 3:21 (TB) Dan TUHAN Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka.

Kemudian ayat selanjutnya terjadi pengusiran Adam dan Hawa dari taman Eden. Berkhof menyatakan bahwa diusirnya manusia dari Taman Eden diartikan sebagai keterpisahan Allah dengan manusia. Komunikasi itu putus. Hubungan rusak. Yang semula gambar dan rupa Allah menjadi hancur seketika. Berkhof menyebutkan dosa mengakibatkan ketidakmampuan untuk melakukan yang baik, benar dan kudus karena semua akibat dari dosa. 

3. Manusia selanjutnya mewarisi natur/tabiat dosa
Lalu bagaimana dengan manusia selanjutnya?
Tidak menunggu beberapa pasal maka terjadilah pembunuhan manusia pertama yaitu Kain kepada adiknya Habel. 
Kejadian 4:6-7 (TB) Firman TUHAN kepada Kain: "Mengapa hatimu panas dan mukamu muram? Apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya."

Allah sudah memberikan peringatan kepada Kain bahwa dosa sudah menggoda engkau. Alhasil, Kain memilih untuk membunuh Habel akibat persembahannya tidak diindahkan.
Kejadian 4:8 (TB) Kata Kain kepada Habel, adiknya: "Marilah kita pergi ke padang." Ketika mereka ada di padang, tiba-tiba Kain memukul Habel, adiknya itu, lalu membunuh dia.
 
Dilanjutkan dengan:
Kejadian 6:5 (TB) Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata,

Clifford B. McManis dalam bukunya Biblical Apologetics mengungkapkan pada Kejadian 6:5 membuktikan efek dari dosa manusia menjadi jahat. Mengutip dari McManis yang menarik beberapa implikasi:
1) Seluruh umat manusia tunduk pada kerusakan total, karena hal ini mencakup setiap orang "di bumi.";
 2) Perbuatan mereka berdosa karena Allah melihat perbuatan mereka yang "jahat.";
 3) Sikap dan motif mereka bejat karena Allah mendiagnosis "setiap maksud" pikiran mereka sebagai sesuatu yang rusak; 
4) Sifat batin mereka rusak karena "hatinya" jahat; ini mencakup kehendak, emosi, dan semua yang membentuk batin manusia;
 5) Tingkat kerusakan manusia mencakup semuanya, atau "total", karena penyakit dosa adalah "hanya kejahatan" dan menyebar ke "setiap" maksud manusia;
6) Kerusakan total bersifat permanen karena manusia berdosa secara terus-menerus.

Keenam hal di atas dapat disimpulkan dosa asal mengakibatkan seluruh manusia memiliki tabiat dosa. Saya sepakat dengan McManis ya g menyatakan manusia memiliki natur/tabiat dosa yang ditambahkan ke manusia yang mana sebelumnya tidak dirancang demikian. Akibat dosa itu, maut ada keterpisahan dengan Allah (mati rohani) dan maut (mati jasmani).

Contoh konkret:
1. Kita tidak mengajari anak atau orang lain untuk menyontek bukan? Melainkan kita mengajarkan untuk tidak menyontek.;
2. Kita tidak mengajari anak bagaimana memukul orang sembarangan? Melainkan kita mengajarkan untuk tidak memukul orang lain;
3. Kita tidak mengajari seseorang serakah melainkan kita mengajari agar harus berbagi;
4. Kita tidak perlu mengajari seseorang mendendam karena otomatis hati orang tersebut bisa marah, iri dan dengki.

Bapa Gereja dari Barat, Santo Agustinus dari Hippo membantu kita memahami tentang dosa  yang dijelaskan dalam bahasa Latin:
posse peccare—sebelum kejatuhan manusia memiliki kemampuan untuk berdosa
posse non peccare— sebelum kejatuhan manusia memiliki kemampuan untuk tidak berdosa

Setelah kejatuhan.
non posse non peccare – manusia tidak dapat untuk tidak berdosa 

Santo Agustinus menyimpulkan manusia sebelum kejatuhan bisa memilih untuk melanggar atau tidak. Setelah kejatuhan manusia memiliki tabiat dan kecenderungan untuk berdosa. Karena inilah maka manusia membutuhkan Allah untuk bisa selamat. Atau singkatnya diselamatkan. Baik McManis dan Enns menyatakan dosa telah merasuki seluruh pemikiran (2 Kor 4:4); hati nurani (1 Tim 4:2); kehendak (Rom 1:28); hati (Ef 4:18); keseluruhan (Rom 1:18-3:20). Yang paling parah akibatnya keterputusan hubungan dengan Allah. 

Berikut bukti tentang akibat dosa yang tercatat dalam Perjanjian Lama dan Baru:
Mazmur 14:3 (TB) Mereka semua telah menyeleweng, semuanya telah bejat; tidak ada yang berbuat baik, seorang pun tidak. 

Mazmur 51:5 (TB) (51-7) Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku. 

1 Raja-raja 8:46 (TB) Apabila mereka berdosa kepada-Mu — karena tidak ada manusia yang tidak berdosa — dan Engkau murka kepada mereka dan menyerahkan mereka kepada musuh, sehingga mereka diangkut tertawan ke negeri musuh yang jauh atau yang dekat, 

Pengkhotbah 9:3 (TB) Inilah yang celaka dalam segala sesuatu yang terjadi di bawah matahari; nasib semua orang sama. Hati anak-anak manusia pun penuh dengan kejahatan, dan kebebalan ada dalam hati mereka seumur hidup, dan kemudian mereka menuju alam orang mati. 

Yeremia 17:9 (TB) Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya? 

1 Petrus 1:18-19 (TB) Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.

Yakobus 1:14-15 (TB) Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. 
Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut.

Di atas sedikit bukti di Perjanjian Lama dan Baru. Dan dari sini jelas, bahwa konsep dosa dan akibat dosa telah ada di Perjanjian Lama. Kemudian dilanjutkan oleh Penulis Perjanjian Baru setelah kenaikan Kristus. Maka jelaslah, tuduhan berulang dan tak berdasar kepada Rasul Paulus yang mencetuskan dosa waris adalah salah! Seolah-olah Rasul inilah yang membuat teologi lain. 

Dosa waris bukan baru diajarkan tetapi ditegaskan lagi oleh Rasul Paulus. Tepatnya dalam Roma 5:12.
Roma 5:12 (TB) Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa.

Craig Keener dalam Bible Background Commentary New Testament menyatakan bahwa orang Yahudi jaman itu percaya bahwa dosa Adam melahirkan dosa dan kematian masuk ke dalam dunia. Kebanyakan percaya bahwa keturunannya melakukan pemberontakan dengan berdosa. 

Kalimat ini dipakai oleh Rasul Paulus menjelaskan teologinya tentang dosa dan penebusan oleh Kristus. Rasul Paulus menegaskan dengan brilian akan teologinya terbukti dalam surat Roma. 

Bagaimana bila dikaitkan dengan Yesus?
1 Yohanes 3:5 (TB) Dan kamu tahu, bahwa Ia telah menyatakan diri-Nya, supaya Ia menghapus segala dosa, dan di dalam Dia tidak ada dosa

Kami mengimani Yesus adalah Firman Allah yang berinkarnasi. Dalam diri Allah tidak ada natur dosa maka Firman dan Roh-Nya pun tidak berdosa. Otomatis Yesus tidak berdosa. Dibuktikan kembali kelahiran Yesus tidak berasal dari biologis melainkan spiritual yaitu berasal dari Roh Kudus. Maka Ia yang tidak berdosa saja yang sanggup menebus kits yang berdosa. 

Maka tepatlah, kesimpulan Rasul Paulus di suratnya.
Roma 5:19 (TB) Jadi sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa (Adam), demikian pula oleh ketaatan satu orang (Kristus) semua orang menjadi orang benar.
*Tanda dalam kurung adalah penambahan Penulis

Terakhir, Saya mengutip dari Irenaeus dari Lyon:
"Ikatan ketidaktaatan Hawa dilepaskan oleh ketaatan Maria." 

Sampai di sini jelaslah, hanya akal-akalan polemikus yang membuat orang yang tidak membaca Alkitab terkecoh dan menuduh Rasul Paulus. Bahkan parahnya sampai meninggalkan Kekristenan. Rasul Paulus merangkai kata-kata teologis untuk pembacanya agar mengerti penebusan Kristus menyelamatkan manusia dari dosa.

B. Narasi Matius 18:3
Keberatan 4: Yesus sudah menyampaikan di Matius 18:3. Bagaimana harusnya mengikut Dia. Yaitu bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini.
Jadi, apa masih perlu mati di kayu salib?

Dondy Tan menggunakan Matius 18:3 untuk menanyakan perlukah kematian Yesus di kayu salib? Orang Percaya kepada Yesus harusnya bertobat dan menjadi seperti anak kecil.

Bagi Dondy Tan sepertinya tidak bisa tidak mengutip ayat di Perjanjian Baru. Ada rasa gatal atau alergi bila tidak menggunakan perjanjian Baru tersebut.

Kembali kita harus baca seluruh perikop tentang perkataan Yesus. Kita tidak bisa membangun kesimpulan dari satu ayat. Ibarat anda tidak bisa menyimpulkan sikap seseorang terhadap anda hanya dari 1 kalimat yang keluar dari mulutnya. Inilah dinamakan apriori.

Matius 18:1-5 (TB) Pada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada Yesus dan bertanya: "Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?"
Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka 
lalu berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. 
Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga.
Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku."

Para murid sedang bertanya tentang siapa yang terbesar di dalam kerajaan Surga. Yesus mengatakan bertobat dan jadilah seperti anak kecil ini. Tafsiran McArthur dan Sproul sepakat pertanyaan dan jawaban Yesus ditujukan untuk orang percaya yang bertobat harus memiliki iman sepertk anak kecil. Iman yang sederhana, rendah hati, menuruti apa kata Tuhan, tidak ada yang ditonjolkan apalagi dipersoalkan. Karena begitulah karakter anak-anak, apa adanya. 
 
Apa yang ditanyakan Murid-murid adalah hal praktis. Tafsiran Mesianik oleh Barney Kasdan menyatakan setelah peristiwa transfigurasi dan membayar pajak. Fokus pertanyaan mereka kepada kerajaan surga, untuk menjadi yang terbesar. Alih-alih menjawab langsung malahan Yesus menempatkan anak-anak di antara mereka.

Lanjut Kasdan, Murid-murid Yesus berfokus pada melayani, tidak untuk dilayani. Cara dunia menjadi terbaik ialah dengan menyuap, berpolitik dan ambisi. Tetapi panggilan Yesus untuk kerendahatian dan rendah diri. Seperti kepercayaan sederhana seorang anak kecil yang mencintai orang tuanya. Demikian Yesus mengajarkan kita menyatu dengan Bapa di Surga. 

Adakah di situ kaitan dengan penebusan? Tidak ada! Ayat di atas bukan masalah bagaimana masuk ke kerajan Surga. Melainkan bagaimana hidup di dalam kerajaan Surga. 
 
Ada yang dilupakan oleh Dondy Tan yang percaya dengan buku the Five Gospel. Matius 18:1-5 bagi Funk dan Jesus Seminar adalah ayat yang tidak berasal dari Yesus (mereka mewarnai dengan manik hitam - menandakan tidak asli / bukan dari Yesus). Pertanyaannya mengapa Dondy Tan mau menggunakan ayat tersebut untuk menguatkan argumennya?

Memang polemikus selalu menggunakan yang mendukung dan membuang yang tidak menguatkan. Tak ada habisnya ia menjelekkan Kristen dengan tafsirannya sendiri. 

Kesimpulan:
Dosa asali berasal dari perbuatan Adam di taman Eden. Manusia sekarang mengalami akibat dosa Adam. Yesus sebagai Firman yang menjadi daging hadir untuk menebus dosa. 

Matius 18:3 tidak dapat dijadikan rujukan mengapa Yesus perlu mati di kayu salib? Ini argumen tidak nyambung karena tidak menafsir sesuai konteks. 

Kristen adalah pengikut Kristus percaya bahwa Yesus menebus kami karena kasih dan telah dinubuatkan di Perjanjian Lama. Pembaharuan diri kami ada dalam Kristus sebab Ia junjungan dan suri tauladan sebenarnya.

Salam berkat dari Bapa Putera dan Roh Kudus
Allah yang Esa.
Amin.

Bacaan lebih lanjut:
1. Louis Berkhof, Manual Of Christian Doctrine, Grand Rapids: Wm. Eerdmans Pub Com, 1933, p106-17.
2. John McArthur, McArthur Bible Commentary, Nashville: Thomas Neslon, 1982, p1894-96
3.David Stern, Jewish New Testament Commentary, Clarksville: Jewish New Testament Pub, 1992.
4. Robert M. Grant, Irenaeus of Lyon, London: Routledge, 1997, P.106
5. Paul Enns, The Moody Handbook of Theology, Chicago: Moody Publisher, 2008, p442-47
6. Rita Wahyu, Dosa, avaibale at: https://www.sarapanpagi.org/dosa-definisi-vt294.html#p72434 diakses 11/1/2023
7. Situmorang, Sihol, and Agustian Ganda Sihombing. "Dosa Asal Menurut Agustinus." Logos, Jurnal Filsafat-Teologi 17.1 (2008).
8. Rabbi Barney Kasdan, Matthew Presents Yeshua King Messiah: Messianic Commentary, Clarksville: Messianic Jewish Pub, 2011, p214-15
9. Clifford B. McManis, Biblical Apologetics: Advancing and Defending Gospel of Christ, America: Xlibris Corp, 2012 p171-72.
10. R. C Sproul, Matthew, Wheaton: Crossway, 2013, p579-80
11. Craig Keener, The IVP Bible Background Commentary, Downers Grove: Inter Varsity, 2014
12 Matthew Barret, The Battle of the Will, Part 1: Pelagius and Augustine, available at: https://www.thegospelcoalition.org/essay/battle-will-part-1-pelagius-augustine/ diakses 21/2/2023
13. Fransiska, Ni Nyoman, and Andreas Dwi Krisdiantoro. "Mengupas Konsep Dosa Asal Dalam Hamartiologi Kristen." Jurnal Penggerak 5.1 (2023).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menjawab Tuduhan - Apakah Kristen Progresif Masuk Arus Utama?

Apologetika - Syafaat melalui Para Kudus

Doa Puja Yesus: Makna Teologis