Ulasan - DOKTRIN DAN PENGGUNAAN KITAB SUCI MENURUT C. S. LEWIS KARYA RAHMIATI TANUDJAJA

Sudah dari lama saya mencoba untuk melakukan ulasan jurnal, buku, atau karya tulis. Jurnal Rahmiati T adalah ulasan pertama di blog ini. Jurnal ini cukup berat tetap tidak ada salahnya kita membaca jurnal ini. Narasi Rahmiati Tanudjaja sangat baik dan mudah dimengerti. 
Disclaimer: pembacaan dan ulasan diberikan dari sudut pandang saya sebagai seorang Awam. Sangat diperbolehkan apabila Anda untuk tidak setuju dengan isi ulasan ini.

Siapa yang tidak kenal C.S Lewis? Ibarat seorang "Bruce Lee" di dunia sastra. Salah satu novel yang telah diangkat menjadi film ialah Narnia. Seorang singa bernama Aslan yang menjadi Raja berkuasa. Yang menarik ialah Narnia merupakan simbolik karya Allah bagi dunia yaitu keselamatan melalui Yesus Kristus.

Kesempatan kali ini, ulasan singkat mengenai Jurnal DOKTRIN DAN PENGGUNAAN KITAB SUCI MENURUT C. S. LEWIS KARYA RAHMIATI TANUDJAJA. Ada hal yang saya dapatkan melalui pemaparan Rahmiati Tanudjaja antara lain C.S Lewis dengan pemikirannya yang kompleks mengidentifikasi dengan simpel apa itu Alkitab dan bagaimana karya Allah melalui Alkitab dan di luar Alkitab.

Rahmiati menjelaskan Lewis memposisikan Alkitab sebagai sumber kebenaran dari Allah, meski tidak semua bahasan Alkitab kita terima sebagai kebenaran contoh: perzinahan Raja Daud dan kesombongan raja Saul. Ya, memang patut selektif sekali apa yang disampaikan Lewis. Maka saya setuju dengan Rahmiati bahwa Kita perlu berhati-hati dalam mengambil pendapat Lewis. Bisa saja itu sepotong atau sebagian dari maksud pemikiran Lewis yang luas dan kompleks. Saya harus membaca berkali-kali kalimat yang diutarakan oleh Lewis. Selain isinya yang berat dan terjadi terjemahan dari Inggris ke Indonesia, membuat saya harus mengulangi kata demi kata - singkatnya kadang ada kalimat tidak lazim. 

Bagi Lewis karya Allah bagi dunia ini begitu luas dan dalam. Rahmiati berargumen Lewis melihat Allah tidak hanya menggunakan Alkitab dalam berkarya (Keselamatan) melainkan dapat melalui apa saja salah satunya Ilmu Pengetahuan. Bisa saja ada orang yang menemukan Allah melalui Pengetahuan. Bukan pertentangan yang diinginkan Lewis melainkan sinergisme. Meski Lewis menyatakan sumber kebenaran hanya Allah saja. 

Walau demikian, tidak semua kebenaran Alkitab harus dibuktikan dengan ilmiah barulah kita mengakui otoritas Allah. Tidak demikian, kita simak argumen dari Rahmiati: 
Penulis (Rahmiati) berpendapat bahwa pandangan Lewis tentang Alkitab yang berhubungan dengan kebenaran akan membantu orang Kristen melihat relasi antara ilmu pengetahuan dan Alkitab. Jika kita percaya bahwa Allah adalah sumber kebenaran dan kebenaran itu dapat kita temukan baik dalam wahyu khusus maupun wahyu umum, maka sesungguhnya tidak ada yang perlu dikuatirkan. Setiap orang Kristen akan siap mendengar apa yang disampaikan oleh para ilmuwan. Karena sepanjang para ilmuwan memang benar-benar telah mencapai kebenaran di dalam pekerjaan mereka, maka penemuan-penemuan mereka tidak akan bertentangan dengan kebenaran yang dinyatakan di Alkitab, meskipun pembahasaan di Alkitab tidak disampaikan dalam bahasa ilmiah yang telah dicapai pada saat ini. (Hal 201)

Sayapun mendapati bahwa jurnal dari Rahmiati membantu kita sedikit menyelami pemikiran seorang C. S. Lewis. Rahmiati pun menyarankan untuk menguji setiap pemikiran Lewis sebelum menggunakan pendapatnya. 

Baik Rahmiati, Lewis, dan semua orang Kristen di dunia menyetujui satu hal di dalam kebenaran Alkitab yaitu siapa Yesus. Dalam buku C. S. Lewis berjudul Mere Christianity yang merupakan karya terkenalnya. Berisikan tentang penjabarannya siapa Yesus. Apakah Ia seorang yang gila, iblis, pembohong atau Tuhan.
Jawabannya hanya satu: 
Pilihan kita hanya satu, yaitu Ia adalah Tuhan dan Allah (hal 203)


Cat: klik link judul jurnal untuk download jurnal tersebut.  

Sumber: Tanudjaja, R. “Doktrin Dan Penggunaan Kitab Suci Menurut C. S. Lewis”. Veritas: Jurnal Teologi Dan Pelayanan, vol. 4, no. 2, Apr. 2003, pp. 189-03, doi:10.36421/veritas.v4i2.114.

Komentar

  1. Manusia bukan Tuhan, begitu sebaliknya.... Membedakan yg jahat dg baik ibarat Rel Kereta Api.....tidak terpisahkan,
    SiJahat bersumber dari Kejahatan, yg Baik bersumber dari Tuhan, Tuhan Siapa? Terserah manusia itu sendiri

    BalasHapus
  2. Manusia dg segala Pengetahuan, Kecerdasan, seringkali merasa TIDAK butuh Tuhan, kontradiksi ketika seseorang sudah berada diruang ICU....???

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menjawab Tuduhan - Apakah Kristen Progresif Masuk Arus Utama?

Apologetika - Syafaat melalui Para Kudus

Doa Puja Yesus: Makna Teologis