Ulasan - Misquoting Truth: A Guide to the Fallacies of Bart Erhman's Misquoting Jesus karya Timothy Paul Jones

    Satu tulisan yang menarik untuk diulas dari Timothy Paul Jones, Ph.D. Tulisan itu berjudul Misquoting Truth: A Guide to the Fallacies of Bart Erhman's Misquoting Jesus (Kutipan yang salah dari Kebenaran: Sebuah Petunjuk akan Kesalahan berpikir dari tulisan Bart Erhman Kesalahan kutipan Yesus). Buku ini menulis untuk memberikan jawaban apologetik terhadap tulisan Bart Erhman Misquoting Jesus (2005, terbitan HarperCollins). 
Sumber: Dok Pribadi (kevinsminds.blogspot.com)

        Tak menyangka buku ini selesai dengan cepat karena bahasanya yang lugas terhadap topik yang dibawakan. Saya rasa cocok buku ini dibaca untuk kita para apologis dan penginjil yang ditanya mengenai keabsahan Perjanjian Baru. Apalagi menyangkut keempat Injil kanonik. 

        Jones dalam bukunya menjelaskan dan memberikan contoh-contoh yang patut dipelajari terutama seputar counter argumen dari tulisan Bart Erhman. Salah satunya ia memparalelkan kesaksian para saksi mata dengan kelahiran kita sendiri. (dalam bab Truth about Eyewitness Testimony - Kebenaran tentang Kesaksian para saksi mata) 
"Kau punya saksi? Oh ya, ibumu, dan mungkin dokter, ayahmu, beberapa perawat. Tapi apakah orang tuamu pernah berbohong? Bagaimana dengan tenaga medis? Siapa bilang mereka tidak berbohong sekarang, mencoba untuk menyembunyikan beberapa rahasia gelap tentang bagaimana Anda benar-benar tiba? Kau punya dokumen? Oh ya, akte kelahiran. Tapi dokumen dapat dipalsukan, Anda tahu" (hlm 107)
 "Yang saya maksudkan - Jones - adalah Anda tidak dapat membuktikan secara absolut (sesungguh-sungguhnya) kalau kejadian masalah lalu benar-benar terjadi. Rekaman bisa dibentuk, orang-orang dapat membuat kesalahan dan anda tidak dapat mereplikasi masa lalu di dalam sebuah laboratorium - maka masa lalu secara definisi berarti lalu. Jadi, bagaimana anda memutuskan apapun itu yang terjadi di masa lalu?" (hlm 108)

        Nah, saya katakan menarik karena ia memberikan elaborasi seperti di bawah ini pada akhir subbab yang sama:
"Tetapi, sekali lagi, saya tidak tahu bahwa saya lahir. namun bukti terbaik memaksa saya untuk percaya bahwa saya telah lahir. maka setiap bulan Januari tanggal 16 saya merayakan kepercayaan itu dengan hati nurani yang bersih. Pembuktian historis juga memaksa saya untuk berpikir bahwa Matius, Markus, Lukas dan Yohanes adalah sumber dari buku-buku yang memakai nama mereka. Jadi, kapan pun saya membuka Perjanjian Baru saya bagian Injil, saya membaca tulisan itu dengan hati nurani yang bersih sebagai kata-kata dari keempat saksi mata." (hlm 119)
        Wawasan yang saya bertambah setelah mendapatkan antara lain kita harus memandang tulisan Perjanjian Baru sebagai tulisan sejarah yang ditulis di jaman kuno (gaya penyampaian, tulisan dan isi), budaya berkembang saat itu banyak orang tidak baca sehingga mereka menunggu mendengarkan kesaksian langsung, dan cerita yang berkembang ini membuat para pendengar mengetahui mana cerita orisinil dan fabrikasi. Oleh sebab itu, pemilihan buku yang berotoritas itu dilakukan dengan kroscek langsung dari sumber dari murid Rasul salah satunya Papias dari Hierapolis:

"Aku tidak senang kepada mereka yang banyak bicara, tetapi kepada mereka yang mengajarkan kebenaran-bukan pada mereka yang menyampaikan perintah-perintah yang aneh-aneh, tetapi pada mereka yang melafalkan perintah-perintah yang diberikan oleh Tuhan .... Jadi, jika ada orang yang telah melayani para penatua datang, aku bertanya tentang perkataan mereka secara terperinci - apa yang dikatakan Andreas atau Petrus, atau apa yang dikatakan oleh Filipus atau Tomas atau Yakobus atau Yohanes atau Matius atau pengikut Tuhan lainnya." (hlm 125)

        Buku ini dapat menjadi jawaban bagi yang bingung tentang kebenaran Firman Tuhan, Alkitab. Polemikus yang mencoba bongkar Alkitab menggunakan buku-buku liberal, pertanyaan-pertanyaan yang terdengar valid dan cukup logis (padahal tidak sama sekali). Jika kita bisa memahami argumentasi Timothy Paul Jones terhadap Bart Erhman (Ahli Kritik tekstual PB), maka kita bisa pula menggunakan argumen di buku ini untuk "menumpas" pikiran para polemik yang salah di media sosial akhir-akhir ini. 

           Ternyata apa yang dituliskan dan diwarisi Gereja itu mengandung sejarah dan dapat dibuktikan, bukan hanya diimani saja. Apa yang disampaikan itu kebenaran yang sama dengan Abad I setelah kebangkitan Yesus Kristus. Saya rasa bukan diri saya yang mendapatkan pencerahan tetapi anda yang mau belajar lebih dalam untuk berapologetika, ini referensi yang pas. 

            Timothy Paul Jones mengakhiri bukunya dengan menuliskan:

"Pertahanan terbaik dari doktrin apa pun itu adalah eksposisi kreatif dari doktrin tersebut. Aku menyimpan kata-kata itu di awal selama saya menulis buku ini. Mengapa? Karena saya sangat percaya bahwa tanggapan terbaik terhadap Ehrman adalah bergumul secara kreatif dengan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh buku-bukunya. Apakah saya telah berhasil menyusun sebuah eksposisi yang kreatif dalam halaman-halaman ini, saya tidak tahu. Itu adalah hak Anda untuk memutuskan. Tapi ini yang saya tahu: semakin saya bergulat dengan setiap kemungkinan historis, semakin saya menjadi yakin bahwa-meskipun ada banyak hal yang tidak saya ketahui dan ada beberapa kebenaran yang tidak dapat saya damaikan - iman Kristen bukanlah jalan buntu." (hlm 146)

        Saya sepakat sekali dengan "Iman Kristen bukanlah jalan buntu" (Christian Faith is no dead end). Perasaan sukacita dan kegembiraan saya setelah membaca buku ini bahwa Alkitab benar-benar diilhamkan oleh Allah dan dijaga sepanjang abad. Tak hanya itu. Alkitab-Nya dapat dibuktikan dengan uji sejarah, bagaimana diturunkan dan mengapa diturunkan. Pertanyaan "mengapa" jelas karena Ia mengasihi kita agar kita tidak binasa melainkan percaya kepada Yesus Kristus yang Ia utus (Yoh 3:16).

        Terpujilah Tuhan kita Yesus Kristus.

Silahkan Download: Z-Library - Misquoting TruthGoogle Drive - Misquoting Truth

Spesifikasi buku: 
Judul        : Misquoting Truth: A Guide to Fallacies of the Bart Erhman's Misquoting Jesus.
Penulis     : Timothy Paul Jones (Doktoral dari Southern Baptist Theological Seminar, melayani sebagai Senior Pastor of First Baptist Church of Rolling Hills)
Terbitan    : InterVarsity Press, Downers Grove, IL.
Tahun       : 2007
Jumlah      :178 hlm

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menjawab Tuduhan - Apakah Kristen Progresif Masuk Arus Utama?

Apologetika - Syafaat melalui Para Kudus

Doa Puja Yesus: Makna Teologis