Argumentasi dan Counter Argumen Polemikus terhadap Kristen

Dari menganalisa video chanel Dondy Tan. Maka saya menarik lima kesimpulan untuk memetakan "kekuatan" seorang Polemikus. Diringkas sebagai berikut:

1. Menggunakan Alkitab untuk menunjukkan keyakinannya benar;

Haruslah menggunakan Alkitab sebagai batu loncatan. Memang mereka tidak bisa meyakinkan orang lain jika tidak meloncat dari "Alkitab". Harus menyatakan Alkitab salah baru kitab mereka imani sempurna. Padahal itu asumsi dan prasangka.

2. Mencomot dan menafsir ayat-ayat sesuai hatinya;

Comot dan mencocokkan ayat memang jagonya. Apalagi tafsir menafsir semaunya tanpa memandang konteks harus dilakukan. Bukan karena mereka pandai, tetapi untuk kebutuhan mereka. 

3. Meniadakan dan menyangkali keilahian Yesus;

Nah, nomor (3) paling krusial. Harus meniadakan Yesus. Pokoknya manusia. Tidak mau tahu. Yesus hanya manusia biasa yang di Tuhankan. Padahal orang Kristen mengimani tidak demikian. Jika mereka (Polemikus) tidak meniadakan maka mereka tidak bisa membuang core Iman Kristen.

4. Paulus adalah orang paling bersalah mencetuskan teologi baru;

Rasul Paulus adalah orang paling bersalah, jika perlu hukuman mati maka sudah dirajam ramai-ramai oleh mereka. Karena dituduh mengajarkan pagan, menyesatkan umat, ajaran yang berbeda dengan Yesus, tidak pernah ketemu langsung dan sebagainya. Rasul Paulus orang paling kena bulan-bulanan mereka.

5. The Five Gospels karangan Robert Funk dan Kawan-kawan adalah Kebenaran.

Jika anda dapat mengcounter ajaran atau pandangan Alkitab sesuai doktrin yg benar (menurut Kristen), maka dalih mereka selanjutnya menggunakan The Five Gospel. Merujuk kepada kelompok Jesus Seminar, sekumpulan sarjana Perjanjian Baru liberal dalam menyangkali keilahian penulisan Alkitab. Counter yang diberikan tidak main-main, ayat dikatakan palsu oleh the Five Gospel. 


Berikut counter Argumen yang Penulis berikan:

1. Alkitab benar;

Alkitab adalah kumpulan kitab yang dipercaya dalam Kristen dan diilhamkan oleh Roh Kudus. Alkitab adalah Firman Tuhan yang tertulis. Kebenaran yang terkandung di dalamnya. Theissen memaparkan Tema utama ialah keselamatan Allah kepada manusia. Bagaimana penjagaan Allah terhadap Firman-Nya melalui Roh, sejak jaman penciptaan hingga Wahyu kepada Yohanes. Memiliki benang merah yang tersambung. 

2. Ayat Alkitab dibaca sesuai konteks;

Pembacaan Ayat Alkitab harus dilakukan sesuai konteks. Apalagi non Kristen yang membaca Alkitab. Alkitab memuat begitu banyak cerita dan model genre (sastra, nubuat, nyanyian, kebijaksanaan, sejarah, baik alegoris atau metafora). Kesulitan membaca pasti ada. Tetapi kita tidak bisa melepaskan inti pembicaraan melalui ayat tersebut. 

3. Yesus adalah inti Iman Kristen;

Memang sosok satu ini tidak pernah berhenti dibicarakan sepanjang abad. Bagi Kristen, Dialah sang mesias dan juruselamat. Gelar Tuhan yang disematkan setelah kebangkitan-Nya sungguh tepat. 

Matius 28:18 (TB) Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.

Penggalan Amanat Agung ini cukup membuktikan bahwa Ia Tuhan atas segala tuhan. Dia berkuasa dan berdaulat. 

Yohanes 1:1, 14 (TB) Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. 

Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.

Injil Yohanes menyatakan dengan gamblang citra keilahian Firman yang inkarnasi. Sang Firman yang mendaging (Kalimatullah al mutajassad). Santo Sirilius dari Alexandria (St. Cyril of Alexandria) mengatakan Firman Allah adalah dua kodrat satu Kristus (kodrat manusia dan ilahi). Kodrat Ilahi dan Manusia itu menyatu/manunggal dalam Satu Kristus namun kedua kodrat tidak campur-baur dan tidak kacau-balau dan tidak terpisah-pisah serta tidak terbagi-bagi.

Dengan demikian, Yesus Kristus yang dipercayai sebagai Mesias. Dia bukan saja manusia tetapi Allah yang menambahkan kemanusiaan dalam hidup-Nya selama inkarnasi. Polemikus gagal melihat hal ini!

4. Rasul Paulus adalah Rasul Brilian;

Saya sangat menjunjung setiap Rasul dari Kristus yang telah berjuang hingga mati sebagai martir. Salah satunya Rasul Paulus seorang Farisi dari Tarsus. Ia bukan saja gemilang dalam keyahudiannya (Flp 3:4-7) melainkan pelayanannya kepada non Yahudi sangat brilian. Ia dapat menjelaskan teologi Perjanjian Lama dengan Penebusan Kristus (Perjanjian Baru) dengan dapat dimengerti. Apa yang dijelaskan oleh Rasul Paulus telah ada di Perjanjian Lama. Digenapi dalam diri Yesus Kristus. 

Roma 10:4

Sebab Kristus adalah kegenapan hukum Taurat, sehingga kebenaran diperoleh tiap-tiap orang yang percaya. 


5. The Five Gospel tidak ada otoritas dalam Kristianitas.

Terakhir, tak kalah penting The Five Gospel. Kitab junjungan polemikus yang tak berotoritas dan tak berbobot. Hadir pada abad XX dan mau menggagalkan Alkitab yang sudah final di abad IV. Sebenarnya mereka kumpulan pemikir hebat yang terbuang intelektualnya. Alih-alih mengajar dengan bijaksana malah membuat karangan sendiri. Jelaslah, mereka tidak punya dalil untuk meruntuhkan kewibawaan Alkitab. Kanosisasi Alkitab sudah final pada tahun 397 M di Kartago untuk menentukan tulisan mana yang dimasukkan. Karena surat itu memang berotoritas dari Rasul. Terutama yang memenuhi kriteria kanon: ditulis Rasul, paling dekat dengan peristiwa kuno, ajaran Yesus dan diterima secara universal. Selengkapnya di Filipus memberitakan Injil Yesus?


Akhir kata, kelima hal di atas cukup membuktikan Kristen benar tanpa harus mempersalahkan kitab lain. Alkitab dan Kristen tetap konsisten dengan pengajarannya meski digempur banyak ajaran sepanjang abad.

Bertobatlah polemikus!


Dalam nama Bapa Putera dan Roh Kudus

Allah yang Esa

Amin


Bacaan lebih lanjut:

1. Henry C. Thiessen, Teologi Sistematika, Malang: Gandum Mas, 1992

2. Rando Kedede, Konsep Inkarnasi sebagai Pemulihan Kodrat Manusia Menurut Cyril of Alexandria, Jurnal Transformasi, 1(1), 2022, 80-94.

Komentar

  1. Mgp banyak ref yg lebih autentik dan berotoritas justru pilih yang tdk bermutu, artinya argumen para polemikus mmg tak bermutu dan hny kaleng2 suara ny keras tapi zoong belaka.

    Seharusnya umat muslim belajar kepada ulama/ ustad yg memiliki kapasitas akademis yg mumpuni, beriman dan ahklaknya teruji, dan pasti mendapat ilmu. Trend di medsos bnyak muslim malah ngaji sama mualaf, Krn kagum dengan narasi2 bgmn "perjuangan" mrk dlm menerima hidayah.

    Sampai2 banyak yg hrs ngaku2 mantan pastur, pendeta, biarawati, kuliah di Vatikan (padahal di Vatikan g ada universitas)...aneh bin ajaib dibohongi spt itu masih percaya...opo tumon...saking terpesonanya apapun yg dikatakan dianggap benar dan ditelan mentah2. Padahal diera ini sangat mudah mengecek nya...,anda terlalu yakin dulu waktu mualaf ini msh diagama lamanya dia benar khusuk dan belajar, padahal banyak diantara mualaf itu yg dulunya gagal paham dg agama lamanya, trus trima hidayah lalu mualaf...hari gini koq ada org mo ditipu 2 dg narasi2 pengalaman spritual, mbo ya akal sehatnya dipake dikit aja, ok lanjutkan

    BalasHapus
  2. Siap!. Terima kasih sudah mampir

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menjawab Tuduhan - Apakah Kristen Progresif Masuk Arus Utama?

Apologetika - Syafaat melalui Para Kudus

Doa Puja Yesus: Makna Teologis