Refleksi - Berulang-ulang


Sudah berapa lama Anda pergi ke Gereja atau menjadi Kristen? Sadarkah Anda bila telah mengikuti liturgi ibadah dilakukan berulang kali? Khotbah dari ayat yang sama? Isi khotbah yang hampir mirip? Doksologi yang persis setiap Minggu nya? Bentuk dan kegiatan doa berulang? Dan sebagainya.

Yesus menyuruh para murid berdoa berjaga-jaga (tentu repitisinya banyak; Mat 26:41), Yesus menyuruh mengampuni 70x7 kali (Mat 18:22; Luk 10:1) dan semua ada beberapa makna berulang kali dalam Perjanjian Baru. Tentu semua ayat di atas ditafsirkan sesuai konteks. Kali ini sedikit berbeda karena dalam konteks "berulang-ulang".

Jika Anda adalah pribadi yang kritis, cobalah bertanya mengapa segala sesuatu di Gereja harus berulang? Apa sebabnya? Maka, refleksi kali ini akan membahas mengapa harus mengulang. Mengapa Tuhan mengajarkan sesuatu berulang kali? 

Alasan yang pertama, itu adalah perintah Tuhan sendiri. 
Ulangan 6:6-7 (TB) Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.

Salah satu ayat yang mengatakan dengan gamblang ialah kitab Ulangan. Kita tentu mengetahui Israel ialah bangsa yang tegar tengkuk alias tidak mau tunduk. Penuh perlawanan. Pemberontakan. Tidak mau diatur. Sadarkah sebenarnya Bangsa Israel merupakan gambaran kita umat manusia (entah suku, bangsa, ras, bahasa) memiliki pribadi yang hampir sejenis? 

Mengapa harus berulang? Ilustrasi ini mungkin membantu. 
Ketika saya merenungkan bagian ini, saya sedang mengecat pintu garasi. Setelah mencampurkan cat kayu dan thinner, saya mengaduk dan mengambil dengan kuas. Saya menyapukan kuas tersebut pada pintu, bukan sekali dua kali tetapi berkali-kali. Padahal ini baru cat dasar. 

Kegiatan mengecat harus dilakukan berulang kali untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Sapuan kuas pada kayu yang dilakukan berulang kali bertujuan untuk cat masuk ke setiap pori-pori, sudut, titik, dan sudut. Sapuan yang sama juga membuat warna makin jelas, terang, dan mengkilap. Alhasil kayu akan berubah warna seperti kita inginkan, bahkan orang yang tidak mengetahui warna apa sebelumnya. Semua ini disebabkan cat baru yang dilakukan berulang-ulang.

Ilustrasi mengecat
Sumber: Pexels.com/stephanieho

Bayangkan jika sapuan kuas hanya dilakukan sekali saja. Bukankah menjadi belang atau tidak seragam? Orang yang melihat akan terganggu dan mengetahui warna sebelumnya? Aneh. Kotor. Tidak jelas warnanya. 

Ilustrasi sapuan kuas
Sumber: pexel.com/pixibay

Demikianlah, Tuhan memerintahkan kita berulang kali belajar kitab-kitab-Nya. Jauhi larangan-Nya. Mendekat kepada-Nya. Bahkan Alkitab kita memuat kitab "Ulangan". Selain itu, kita juga memiliki kecenderungan jatuh ke dalam dosa, kita juga lupa siapa Tuhan kita. Siapa diri kita yang harusnya bergantung pada pencipta kita. 

Hari ini kita belajar Tuhan memenangkan pertempuran, besok lupa. 

Hari ini kita belajar Tuhan mengampuni, besok dosa lagi.

Hari ini kita belajar berdamai di hadapan Tuhan, besok egois lagi. 

Kedua, peristiwa yang berulang harusnya mendewasakan kita. Tuhan memberikan kita pelajaran "itu-itu" aja membuat  pelajaran tersebut masuk dan terpatri di pikiran kita. Ibarat, seorang petinju yang sudah dapat menghindar secara refleks (di bawah alam sadar). Tertanam dalam jiwa kita lebih dalam. 

Tentu ini tidak dikategorikan melakukan hal buruk ya. Seperti memaki, marah, memukul dan sebagainya secara berulang. Apakah ini berarti harus belajar memaknai memaki lebih dalam? Tentu saja ini keliru. 

Ketiga, peristiwa/pengajaran berulang mengubah manusia lama.
Oh iya, sebelum mengecat biasanya kita melakukan penghalusan menggunakan kertas pasir (amplas). Hal ini cenderung "melukai" media yang kita cat. Ini juga agar warna yang kita inginkan tersebut masuk. Samalah, peristiwa yang kita alami. Kita menolak dahulu dan marah, hingga akhirnya rela menerima.

Seperti warna yang baru menggantikan atau merestorasi warna lama, seperti demikian lah kita di hadapan-Nya. Kita yang berubah seiring berjalan waktu dan tuntunan Roh Kudus. "Warna" diri kita menjadi pudar dan digantikan "warna Kristus". 

Sebagai penutup, langkah praktis yang dapat dikerjakan masing-masing orang percaya. Lakukanlah berulang kali pembacaan Alkitab Anda, minta tuntunan, banyak bertanya dan diskusi kepada pembimbing rohani Anda. 

2 Timotius 3:16-17 (TB) Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik. 

Kasihilah Gereja-Nya tempat Anda berjemaat. Pelajari makna liturgi, filosofis, teologis di dalam pengajaran Gereja.

1 Korintus 11:2 (TB) Aku harus memuji kamu, sebab dalam segala sesuatu kamu tetap mengingat akan aku dan teguh berpegang pada ajaran yang kuteruskan kepadamu.

Seperti Rasul Paulus yang terus sampaikan pengajaran (paradosis) yang menjadikan Gereja memiliki kesinambungan tak terputus. Merenungkan dan memaknai karya salib Kristus. 

Bila hari ini, Saudara/i yang baca jika Tuhan mau mengajarkan sesuatu berulang-ulang. Mungkin Ia mau Anda dan saya berubah. Ada pelajaran yang diambil. Ada karakter yang dibentuk. Ada karakter terdahulu yang diubahkan. Ada kebiasaan buruk yang ditinggalkan. Ada perubahan yang dihasilkan. Ada "warna Kristus" yang mengubah "warna" hidup Anda dan saya.

Supaya "sapuan kasih Tuhan" masuk ke hati sanubari saudara/i sekalian. Kita sudah diperdamaikan melalui Salib Kristus. Kiranya setiap kita ibadah dapat memaknai arti pengorbanan Kristus, bagaimana kita harus memiliki karakter-Nya. 

Ibrani 1:1-2 (TB) Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi,
maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta.
Biarlah "Warna Kristus" yang terang itu menancap dalam-dalam sampai Anda yakin  percaya Anda meninggalkan dan menjauhi dosa-dosa. 

2 Korintus 5:17
Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.

Allah Tritunggal Mahakudus memberkati.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menjawab Tuduhan - Apakah Kristen Progresif Masuk Arus Utama?

Apologetika - Syafaat melalui Para Kudus

Doa Puja Yesus: Makna Teologis