Refleksi - Roti dan Anggur


Sesuai judul refleksi kali ini, kita akan merenungkan maksud dari roti dan anggur (euchrist; ekaristi; komuni; communion). Apa makna dari Alkitab dan bagaimana Gereja memandang hal tersebut?
a mystery (sacrament) is a sacred act which under a visible aspect communicates to the soul of a believer the invisible Grace of God. - Orthodox Dogmatic Theology
Ilustrasi Perjamuan Roti dan Anggur (Ekaristi)
Sumber: pexel.com/Pavel Danilyuk

Setelah sekian lama mengikuti perjamuan kudus dengan mengambil roti dan anggur. Saya kembali merenungkan apa makna dari perjamuan kudus roti dan anggur tersebut. Saya membaca dan teringat suatu tulisan dari Prof. Joas Adiprasetya yang mengatakan bahwa baik Luther maupun Calvin, para reformator kita memiliki pandangan yang berbeda tentang Ekaristi atau perjamuan komuni ini. Bagi Luther, roti dan anggur itu melambangkan benar-benar darah benar-benar tubuh Kristus. Singkatnya bukan saja keilahian-Nya yang hadir melainkan juga kemanusiaan-Nya yang hadir di bumi saat itu. Seperti yang dikutip oleh Prof Joas, untuk pernyataan Luther:
"Kita dapat menemukan implikasi pemahaman ini di dalam prinsip yang disebut ubikuitas (ubiquity) Kristus, yaitu bahwa Kristus hadir di mana-mana. Itu sebabnya, Kristus pun hadir secara nyata (real presence) di dalam roti dan anggur." 
Penjelasan Calvin tercantum dalam Katekismus Heidelberg, 47:
Menurut tabiat kemanusiaan-Nya, Dia tidak ada lagi di atas bumi, tetapi menurut keallahan, kemuliaan, anugerah, dan Roh-Nya, Dia tidak pernah meninggalkan kita” (no. 47).
Namun bagi Calvin, roti dan anggur melambangkan simbolisasi dimana manusia Yesus tetap berada di surga tetapi keilahian-Nya yang hadir bagi kita di dunia. Dua reformator gereja Protestan merupakan sumber pertama tulisan ini yang paling dekat dengan denominasi gereja saya berjemaat. 

Lantas bagaimana dengan saudara kita yang di Ortodoks? karena pandangan Katolik Roma, Ortodoks baik Koptik dan Gereja Ortodoks Timur menganggap bahwa komuni adalah hal yang sakral karena itu termasuk dalam salah satu dari sakramen. Yang dimaksudkan sebagai sakramen berarti suatu tata ibadah atau ritus suci oleh Roh Kudus untuk mengenang setiap misteri karya Yesus Kristus. 

Pandangan Katolik Roma tentang Sakramen Ekaristi seperti disebutkan oleh Pitre dalam bukunya Jesus and Jewish Root of Euchrist. melalui Catechism of Catholic Church menyatakan yang hadir ialah benar-benar Yesus Kristus.

In the most blessed sacrament of the Eucharist “the body and blood, together with the soul and divinity, of our Lord Jesus Christ and therefore, the whole Christ is truly, really, and substantially contained.” This presence is called real … that is to say, it is a substantial presence by which Christ, God and man, makes himself wholly and entirely present. It is by the conversion of the bread and wine into Christ’s body and blood that Christ becomes present in this sacrament. (CCC 1374–75)

Sebagai informasi, Sakramen Ekaristi dalam Gereja Ortodoks adalah satu dari tujuh Sakramen:
the name of “mystery” has become established in the Church as referring to seven rites: Baptism, Chrismation, Communion (the Eucharist), Repentance, Priesthood, Matrimony, and Unction
Maksudnya misteri melekat secara spiritualitas manusia yang disingkapkan melalui suatu rangkaian ibadah. Jadi, Gereja Katolik Roma dan Ortodoks Timur  menyatakan bahwa benar-benar hadir adalah Yesus Kristus itu sendiri meski yang dipegang adalah roti dan anggur.

Misteri yang dihadirkan dalam ekaristi terjadi dalam dua momen: (1) perubahan atau transformasi roti dan anggur menjadi tubuh dan darah Tuhan, dan (2) Komuni dari Pemberian Kudus (Holy gifted). Dari momen ini kita dapat mempelajari bahwa pada masa Yesus Kristus melakukan perjamuan dengan para Murid. Mereka bersaksi memiliki kehidupan kekal dan akan dibangkitkan dalam Kerajaan Allah di akhir zaman dan akan masuk ke keintiman dengan Kristus. Pomzansky menyatakan "Saat Yesus memimpin perjamuan, Ia tidak membicarakan kehidupan kita saat di dunia melainkan kehidupan dalam Roh."

Pomzanksy menjelaskan pemberian ilahi (roti dan anggur) itu bukan sebagai:
  1. simbol atau tanda untuk mengingatkan kebaikan penyelamatan Tuhan seperti Zwingli;
  2. bukan suatu aktivitas dan kekuatan (secara dinamis)-Nya bahwa Yesus Kristus hadir dalam roti dan anggur seperti Calvin;
  3. Tuhan tidak hadir dalam arti hanya sebatas "penetrasi" seperti ajaran Luther (co-presence of Christ "dengan Roti, dalam bentuk roti, di dalam roti"). 
Ortodoks Timur menyakini ini adalah pemberian yang disucikan dalam Misteri Perubahan (Transubstansia) seperti dalam Yoh 6:55 "Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman." Singkatnya, Ortodoks Timur memandang benar-benar perubahan roti dan anggur menjadi benar-benar tubuh dan darah Tuhan hanya bentuknya roti dan anggur. 

Hal senada dengan saya temui dalam dogma Gereja Koptik, 
A Sacrament, in a very broad sense of the term, combines two elements: one visible, the other invisible – one can be seen, or tasted, or touched, or heard while the other remain sun seen to the eyes of the flesh - Coptic Orthodox literature.
Dalam tulisan Fr. Tadros Malaty berjudul Introduction to Coptic Church menyatakan Sakramen yang dijalankan karena kita - manusia - menerima pemberian dari Roh Kudus yang mengajarkan, menuntun, dan menyucikan kita. Benar-benar kepenuhan akan Kristus. Dalam Ekaristi, Gereja terarah ke surga sebagai pengantin perempuan Juruselamat. Lalu, ikut serta dengan Tuan rumah Surgawi melalui himne, berbagian dalam Tubuh dan Darah Tuhan untuk bersatu dengan Dia, diteguhkan dalam-Nya dan hidup selamanya dalam-Nya (Yoh 2:35,55; Mat 26:27-28, 1 Kor 10:17)

Ilustrasi Perjamuan Terakhir Tuhan (Lord's Last Supper)
Sumber: pexels.com/Magda Ehlers

Nah, apa yang kita bisa ambil dalam pelajaran ini? Kita akan berkaca tentunya pada Alkitab. Dari dalam Alkitab, Yesus sendiri yang mengingatkan kita bahwasanya "perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku". Dari keempat Injil, perjamuan Tuhan dituliskan pada Injil Matius, Markus dan Lukas. Sedangkan Injil Yohanes tidak membicarakan Perjamuan melainkan secara eksplisit menjelaskan apa yang terjadi saat Yesus bicara tubuh dan darah-Nya. Kita juga akan meluas pencarian kepada Surat 1 Korintus dari Rasul Paulus.

Antara Matius dan Markus memiliki bunyi kalimat dan makna yang hampir persis:
Matius 26:26-28  Dan ketika mereka sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada murid-murid-Nya dan berkata: "Ambillah, makanlah, inilah tubuh-Ku."  (27)  Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada mereka dan berkata: "Minumlah, kamu semua, dari cawan ini.  (28)  Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa.

Markus 14:22-24  Dan ketika Yesus dan murid-murid-Nya sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada mereka dan berkata: "Ambillah, inilah tubuh-Ku."  (23)  Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada mereka, dan mereka semuanya minum dari cawan itu.  (24)  Dan Ia berkata kepada mereka: "Inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang.

Injil Lukas:
Lukas 22:19-20  Lalu Ia mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka, kata-Nya: "Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku."  (20)  Demikian juga dibuat-Nya dengan cawan sesudah makan; Ia berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru oleh darah-Ku, yang ditumpahkan bagi kamu.

Injil Yohanes:
Yohanes 6:53-58  Lalu Yesus berkata kepada mereka, "Percayalah: Kalau kalian tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kalian tidak akan benar-benar hidup.  (54)  Orang yang makan daging-Ku dan minum darah-Ku mempunyai hidup sejati dan kekal dan Aku akan membangkitkannya pada Hari Kiamat.  (55)  Sebab daging-Ku sungguh makanan, dan darah-Ku sungguh minuman.  (56)  Orang yang makan daging-Ku dan minum darah-Ku, tetap bersatu dengan Aku, dan Aku dengan dia.  (57)  Bapa yang hidup itu, mengutus Aku dan Aku pun hidup dari Bapa. Begitu juga orang yang makan daging-Ku akan hidup dari Aku.  (58)  Inilah roti yang turun dari surga: bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu. Karena setelah makan roti itu, mereka mati juga. Tetapi orang yang makan roti ini akan hidup selama-lamanya."

Kesan pendengar:
Yohanes 6:60  Sesudah mendengar kata-kata Yesus itu, banyak di antara pengikut-Nya berkata, "Pengajaran ini terlalu berat. Siapa yang dapat menerimanya!"

Surat Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus:
1 Korintus 11:23-26  Sebab apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku terima dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti  (24)  dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata: "Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!"  (25)  Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!"  (26)  Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang.

Sampai sejauh ini, jika kita membaca secara literal (hurufiah) maka mengambil roti dan anggur berarti ikut berbagian dalam persekutuan dengan Tuhan Yesus Kristus. Perjamuan Makan terakhir ini ialah pembaharuan dari Paskah. Apabila Paskah bagi Yahudi dimaknai keluar dari perbudakan Mesir (jasmani), maka Paskah bagi Kristiani sebagai keluar dari perbudakan dosa (rohani). Oleh sebab itu, selain roti dan anggur, Yesus disebut juga sebagai Anak Domba Allah (Yoh 1:29) yang menjadi korban sembelihan untuk penebusan dosa. 

Kita bisa menarik pelajaran bahwa ikut serta dalam perjamuan kudus ini, membuat kita menyatu dengan Tuhan Yesus Kristus dalam karya keselamatan-Nya. Ketika kita mengetahui hal ini, masih mau kah kita mengambil bagian tidak dalam kekudusan?
Benar memang kita ini umat berdosa, semua manusia memiliki tabiat dosa, Gereja dipanggil untuk menemukan orang berdosa dan bertobat. Tapi jika hati kita tidak bertobat ketika menerima karya ilahi Roti dan Anggur, apakah hati kita tidak sedikitpun tersentak? 

1 Kor 11:27 (TB) Jadi barangsiapa dengan cara yang tidak layak makan roti atau minum cawan Tuhan, ia berdosa terhadap tubuh dan darah Tuhan.

Terjemahan lain:
1 Kor 11:27 (BIMK/BIS) Oleh karena itu, orang yang makan roti Tuhan atau minum anggur Tuhan dengan cara yang tidak patut, orang itu berdosa terhadap Tuhan yang sudah mengurbankan tubuh dan darah-Nya.

 

1 Kor 11:27 (VMD) Jadi, jika ada orang makan roti atau minum dari cawan Tuhan dengan tidak menghormati-Nya, ia berdosa terhadap tubuh dan darah Tuhan.

Pembaca dapat melihat betapa Rasul Paulus memperingatkan kita untuk tidak sembarangan dalam mengikuti atau ambil bagian dalam perjamuan. Menghormati roti dan anggur sama seperti menghormati pengorbanan Tuhan. Saya ingin mengingatkan bahwasanya melalui tulisan ini perjamuan kudus bukan hanya soal makan roti dan minum anggur. Peringatan tersebut mengizinkan kita merayakan keselamatan dalam Tuhan Yesus Kristus. Memang benar konteks surat Rasul Paulus untuk jemaat di Korintus yang penuh penyembahan berhala. Namun, esensi surat tersebut masih relevan dan dapat tersampaikan serta diterapkan di kehidupan Kristen sekarang ini.

Kita akan rekap semua refleksi ini. Pertama, terlepas yang hadir adalah Kemanusiaan Yesus yang dilambangkan (simbol) Roti dan Anggur, ataukah Roti dan Anggur berubah menjadi daging dan darah Yesus secara spiritual. Kita harus mengetahui dahulu apa tulisan Injil tentang Perjamuan Kudus itu? Roti dan Anggur. Tubuh dan Darah Tuhan. Kedua, saya tetap percaya ketika mengambil perjamuan, pikiran, hati, suci dan memohon belas kasih kepada Tuhan. Ketiga, kesakralan saat menerima dan mengikuti Roti dan Anggur memang wajib kita junjung tinggi, karena Tuhan sendiri yang mengajarkan kepada kita hal demikian.

Pandangan pribadi saya sepakat dengan Gereja Lokal tempat saya bernaung yang mengadakan perjamuan kudus tiap awal bulan baru. Kemudian saya setuju pula dengan pandangan Gereja Koptik bahwa manfaat dalam sakramen ini ialah:
1. Tinggal tetap dalam Tuhan Yesus Kristus (Yoh 6:56; Yoh 15:5);
2. Memperoleh kehidupan Kekal (Yoh 6:54,58);
3. Pertumbuhan dan pemeliharaan Kehidupan Spiritual kita (Yoh 6:53,55,57);
4. Keselamatan dan Pengampunan Dosa (Mat 26:28);
5. Persatuan antar orang Percaya (1 Kor 10:17). 

Roti dan Anggur
Sumber: dok. Pribadi

Dahulu roti yang dipecahkan di daerah Palestina, kemudian hosti putih, dan terakhir hosti bertuliskan ayat Alkitab. Bahkan akan aneh bila menerima roti tanpa ayat Alkitab - serasa ada yang kurang. Tidak ada yang salah dengan pembaharuan yang ada - ayat alkitab di roti. Semua baik. Akan tetapi, jangan melupakan arti perjamuan, suci dan makna di baliknya. Memang sebagai jemaat kita tidak tertarik dan tak perlu terlibat ke dalam istilah teologis yang rumit. Setidaknya kita baca dan renungkan apa perkataan dan momen Perjamuan Tuhan tersebut dari dalam Alkitab. 

Maka, melalui tulisan ini saya mengajak merenungkan kembali kesakralan perjamuan kudus. Apa makna mengikuti perjamuan kudus dan mengambil roti dan anggur di tangan anda sekalian? Apakah hanya seremonial? Ikut-ikutan? ataukah ini sakral seperti dalam ritus Gereja Purba yang sekarang kita dapat rasakan di masing-masing denominasi.

Allah Tritunggal memberkati kita semua.

Referensi: 
1. Joas Adiprasetya, Incarnation and Ascension: The Forgotten Relationship of the Two Doctrines, Veritas: Jurnal Teologi dan Pelayanan, 21(1), 2022, p53-64.
2. Ortodoks Koptik: Fr. Tadros Y. Malaty, Introduction to the Coptic Orthodox Church, Sporting: St. George's Coptic Orthodox Church, 1993, p316-22.
3. Ortodoks Timur: Michael Pomzanksy, Orthodox Dogmatic Theology, Platina: St. Herman of Alaska Brotherhood, 2009, p630-41.
4. Ortodoks Koptik: The Sacrament of the Eucharist, available at Orthodox Faith – Literature – Resources – Coptic Orthodox Diocese of the Southern United States (suscopts.org) diakses 8/3/2024.
5. Katolik Roma: Brant Pitre, Jesus and the Jewish Root of Euchrist, US: Doubleday, 2011, p173. Hal yang sama diutarakan di https://www.katolisitas.org/sudahkah-kita-pahami-pengertian-ekaristi/ diakses 8/3/2024. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menjawab Tuduhan - Apakah Kristen Progresif Masuk Arus Utama?

Apologetika - Syafaat melalui Para Kudus

Doa Puja Yesus: Makna Teologis