Refleksi - Salib Yang Mengubah Nasib

Markus 15:20 (TB) Sesudah mengolok-olokkan Dia mereka menanggalkan jubah ungu itu dari pada-Nya dan mengenakan pula pakaian-Nya kepada-Nya. (15-20b) Kemudian Yesus dibawa ke luar untuk disalibkan

Bagi saya, peristiwa penyaliban dalam iman Kristen menjadi pijakan terakhir menuju klimaks karya keselamatan. Penunaian kejadian pembebasan umat manusia dari dosa ditandai dengan terpakunya Kristus di kayu salib. 

Ironis memang. Bagi umat yang belum percaya, Sang Juruselamat malah tidak menyelamatkan diri-Nya sendiri di atas kayu salib. Bukan saja tidak percaya melainkan mengejek, menjelekkan dan mencemooh. Benarkah demikian apa yang dikatakan mereka? Kita akan menjawabnya di artikel berikutnya. Sekarang kita berfokus kepada mengapa Yesus harus disalibkan untuk menebus dosa?

Mari kita mengingat kelahiran-Nya yang ajaib. Ia dikandung oleh seorang Perawan. Ajaib bukan? Bagaimana seorang perawan bisa hamil tanpa ada campur tangan sang suami? 

Lukas 1:34-35 (TB) Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?" Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.

Kelahiran-Nya yang ajaib menyatakan Yesus adalah pribadi tanpa dosa yaitu tidak tersentuh dari akibat kejatuhan Adam. Yesus adalah seorang yang tanpa dosa. Bahkan di Injil Yohanes, Yesus adalah sang Firman yang menjadi daging. 

Yohanes 1:14 (TB) Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.

Pertanyaannya sekarang, jika Yesus adalah Juruselamat dan Ia tidak berdosa. Bagaimana Ia dapat menyelamatkan kita yang berdosa? Rasul Paulus sudah menuliskannya untuk kita bahwa: 

Galatia 3:13
Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!" 

Jadi, Yesus yang tak berdosa menjadi berdosa karena Ia digantung di kayu salib. 

Ilustrasi Penyaliban Yesus
Sumber: pexels.com/Alem Sánchez 

Dalam hal ini kita akan menyoroti beberapa hal:
1. Penebusan dilakukan oleh seorang Manusia
Oleh karena manusia yang jatuh dalam dosa di Kejadian 3. Maka, yang bertanggungjawab haruslah manusia. Mengapa demikian? Alkitab mencatat bahwa manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Yang awalnya manusia bertujuan menggenapi karya Allah malah sebaliknya rusak karena jatuh dalam dosa.

Kejadian 1:26-27 (TB) Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi." 
Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. 

2. Penebusan dosa dibayar dengan darah
Meminjam istilah dari Rita Wahyu, kejadian Allah membuat pakaian untuk manusia dari binatang adalah tukar guling pertama setelah kejatuhan. Manusia memang tidak mati secara jasmani saat itu tapi mereka "mati" secara rohani artinya keterpisahan. "Kematian" secara rohani ini membuat kita tidak layak untuk mendekati-Nya. Harus ada yang mati untuk mendekat kepada Allah yaitu kematian ditimpakan kepada binatang yang tak bersalah. 

Kejadian 3:21 (TB) Dan TUHAN Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka.

Setiap ada yang mendekat berarti ada yang mati. Rasul Paulus menuliskan dalam suratnya: 
Roma 6:23
Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita. 

Sekali lagi, harga mendekat kepada Allah bagi manusia yang berdosa ialah kurban. Yang ditandai adanya kematian binatang di depan kemah pertemuan Musa atau bait suci. Hal ini disebabkan dosa yang menjadi penghalang dan ketidaklayakan kita untuk dapat mendekat kepada Allah.

Kriteria kurban juga tidak sembarangan. Kurban yang berkenan yang dilakukan ialah tak bercacat dan tak bernoda. Seperti yang di tuliskan Rasul Petrus:
1 Petrus 1:18-19 (TB) Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.

3. Penebusan harus sekali untuk selamanya
Pemulihan atau perdamaian yang harus dilakukan sekali untuk selamanya. Maka, surat Ibrani dengan tepat menyatakan:*
Ibrani 10:11-13 (TB) Selanjutnya setiap imam melakukan tiap-tiap hari pelayanannya dan berulang-ulang mempersembahkan korban yang sama, yang sama sekali tidak dapat menghapuskan dosa. Tetapi Ia, setelah mempersembahkan hanya satu korban saja karena dosa, Ia duduk untuk selama-lamanya di sebelah kanan Allah, dan sekarang Ia hanya menantikan saatnya, di mana musuh-musuh-Nya akan dijadikan tumpuan kaki-Nya. 

Mari kita simpulkan semua ini, Yesus yang adalah Firman Allah menjadi daging untuk keselamatan umat manusia. Kematian-Nya (dalam keadaan-Nya sebagai manusia, baca 1 Pet 3:18) di kayu salib membuat-Nya menjadi berdosa. Karena sejak semula Ia tidak berdosa dibuat menjadi dosa karena kita. Karya keselamatan di kayu salib mengubah nasib semua umat manusia. Dalam kemanusiaan-Nya, Ia mati satu kali untuk selamanya bagi dosa kita. 

Hal di atas dapat disingkat menjadi Anugerah Keselamatan. Keselamatan adalah karya Allah melalui Yesus Kristus. Anugerah ini kita responi dengan iman kepada-Nya.  
Efesus 2:8-9 (TB) Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. 
Bagi saya, salib adalah penyelamatan oleh Tuhan Yesus Kristus membuat kita bisa berdiri, berdoa, memohon ampun, menjalani, mendamaikan, menyelaraskan hidup ini kepada Allah. Singkatnya, pendamaian (rekonsiliasi) inisiatif Allah dengan manusia. Paradoks (sesuatu bertolak belakang) ilahi yang hanya dapat dilakukan Allah. Ia yang kekal menjadi mati dalam kemanusiaan-Nya. Itulah Yesus Kristus. 

Kutipan dari Baba Shenouda III (Paus Gereja Ortodoks Koptik ke-117)
Sumber: FB Gereja Ortodoks Koptik Indonesia

Terpujilah Tuhan kita Yesus Kristus.
Salib-Mu membuat kami hidup.
Kasihanilah kami, Tuhan.
Kasihanilah kami, Tuhan.
Layakkanlah kami menyelami makna salib-Mu.
Terpujilah Tritunggal Mahakudus.

Catatan:
*Anda dapat menyelidiki lebih lanjut dalam Ibrani 10 mengenai Persembahan Sempurna. 
**Artikel ini terinspirasi dari Gereja Ortodoks Koptik Indonesia YouTube Channel berjudul Online Minggu Ibadah - Bersama: Abona Antoine Bissada - Soteriologi.  Tersedia URL:  diakses 28 Maret 2023. Artikel ini hanya intisari, selengkapnya Anda dapat mengakses channel ini. 

Bacaan lebih lanjut:
1. Rita Wahyu, Kematian Kurban dan Darah Perjanjian untuk Pengampunan Dosa. Tersedia dalam URL: https://www.sarapanpagi.org/kematian-kurban-dan-darah-perjanjian-untuk-pengampunan-dosa-vt67.html. Diakses 28 Maret 2023.

2. Untuk pembahasan lebih detail dan komprehensif dapat mengunjungi Coptic Orthodox Diocese of the  Southern United States. Tersedia dalam: https://suscopts.org/resources/literature/orthodox-faith/. Anda dapat memilih bagian Original Sin and Atonement pada bagian Soteriology.  Diakses 28 Maret 2023.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menjawab Tuduhan - Apakah Kristen Progresif Masuk Arus Utama?

Apologetika - Syafaat melalui Para Kudus

Doa Puja Yesus: Makna Teologis