Refleksi - Kyrie Eleison
Sudah cukup lama saya mencoba membagikan refleksi satu ini. Saya akan mulai dengan pertanyaan retoris "Berapa banyak dari kita sebagai seorang percaya mengatakan Tuhan kasihanilah?" Baru-baru ini seusai membaca Injil Markus pada bagian Yesus menyembuhkan Bartimeus terdapat kalimat yang baru saja saya sebutkan.
Markus 10:46-48 (TB) Lalu tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Yerikho. Dan ketika Yesus keluar dari Yerikho, bersama-sama dengan murid-murid-Nya dan orang banyak yang berbondong-bondong, ada seorang pengemis yang buta, bernama Bartimeus, anak Timeus, duduk di pinggir jalan. Ketika didengarnya, bahwa itu adalah Yesus orang Nazaret, mulailah ia berseru: "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!" Banyak orang menegornya supaya ia diam. Namun semakin keras ia berseru: "Anak Daud, kasihanilah aku!"
Menurut Fr. Tadros Malaty dalam tafsiran Injil Markus menyatakan Injil ini menempatkan Yesus sebagai Sang Mesias yang ditunjukkan Bartimeus mengakui Yesus sebagai Anak Daud. Kita orang Kristen mewarisi iman kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat kita. Ini salah satu dari sekian banyak temuan tentang "Tuhan, kasihanilah kami".
Kita yang sudah pernah menggunakan atau menyebutkan kalimat di atas lebih familiar dalam bahasa Yunani yaitu "Kyrie Eleison". Saya pribadi baru mengetahui ketika istri saya yang memperkenalkan kalimat tersebut. Pertama-tama melalui nyanyian berjudul Tuhan Kasihanilah kami (NKB 24 - Tuhan kasihanilah kami, PS 347b, PKJ 306, dan masih banyak lagi), kedua saya temui dalam kitab suci dan ketiga dalam rangkaian doa Agpeya (penjelasan lebih lanjut dapat klik: Agpeya Prayer - Coptic Church yaitu Himne Trisagon (yang sudah pernah saya buat menjadi tulisan). Sekali lagi, memang agak kedengaran asing bagi denominasi Protestan lainnya. Kadang ada yang memasukkannya ke dalam liturgi, dan ada yang tidak.
Ilustrasi Yesus di Salib Sumber: pexels.com/Alem Sánchez |
Pada urutan terakhir doa Agpeya, menyebutkan Kyrie Eleison sebanyak 41 kali. Repitisi 41 ini dilambang sebagai penderitaan Yesus dicambukan 39x Yesus, satu kali untuk mahkota duri dan satu kali untuk tusukan tombak pada lambung-Nya.
Ya Tuhan, dengarlah kami, kasihanilah kami, dan ampuni dosa kami. Amin. Tuhan kasihanilah (Kyrie eleison) 41x
Sepertinya begitu sangat dalam hingga kita memohon belas kasihan Tuhan kita. Dalam Perjanjian Lama, kitab Mazmur yang banyak menggunakan frasa tersebut. Salah satu contohnya ialah Maz 123 (salah satu favorit saya).
Mazmur 123:1-4 (TB) Nyanyian ziarah. Kepada-Mu aku melayangkan mataku, ya Engkau yang bersemayam di sorga. Lihat, seperti mata para hamba laki-laki memandang kepada tangan tuannya, seperti mata hamba perempuan memandang kepada tangan nyonyanya, demikianlah mata kita memandang kepada TUHAN, Allah kita, sampai Ia mengasihani kita. Kasihanilah kami, ya TUHAN, kasihanilah kami, sebab kami sudah cukup kenyang dengan penghinaan; jiwa kami sudah cukup kenyang dengan olok-olok orang-orang yang merasa aman, dengan penghinaan orang-orang yang sombong.
Meski ini, Mazmur yang pendek, tapi kedalamannya tidak main-main. Fr. Tadros Malaty memberikan komentarnya bahwa permohonan "kasihanilah kami, ya Tuhan" menujukkan kerendah hatian orang percaya. Seperti demikianlah kita mencontoh Kristus dalam kerendahatian-Nya saat menjalani penyaliban.
Di sini juga kita memposisikan diri sebagai hamba dari Tuan, atau dari Nyonya. Terlebih lagi rasa hormat kita kepada yang Empunya alam semesta. Nah, perasaan inilah yang dilupakan saat orang-orang meremehkan Kasih Karunia. Hingga bermunculan slogan "sekali selamat tetap selamat".
Jika orang percaya tersebut tahu dan diarahkan kepada pengajaran yang benar, pertobatan menjadi tanda berbaliknya. Namun akan menjadi liar, bila orang itu tidak belajar bisa-bisa mempermainkan kasih karunia itu. Sangat disayangkan sekali bahwa kita kehilangan esensi ciptaan dan Pencipta. Bahwa keselamatan kita hanya anugerah (tanpa kita usahakan) untuk kembali kepada Bapa melalui sang Anak.
Sumber: Dok. Pribadi |
Jadi, ketika berkata "Kyrie Eleison" saya semakin tunduk dan rasa kagum sekaligus hormat kepada-Nya. Siapakah kita ini di hadapan-Nya, sampai-sampai Ia mengasihi, mempedulikan, menyelamatkan, berdoa (Yoh 17) bagi kita.
Ketika berkata "Kyrie Eleison" ada perasaan melekat dengan sang Bapa. Gejolak iman yang dibarengin rasa melekat kepada-Nya. Kita tak bisa apa-apa tanpa Diri-Nya.
Saya takkan lupa bagaimana salah satu teman Koptik kami menganjurkan untuk berkata "Kyrie Eleison" ketika tidak tahu mampu mengeluarkan kata-kata apa untuk berdoa. Hal ini menolong saya yang mengalami kesulitan berdoa juga menenangkan. Tuhan mendengar kita. Inipula mengubah diri dan pandangan serta sikap hati kita terhadap Tuhan.
Bayangkan saja. Bila kita tak sengaja memecahkan barang berharga orang tua kita. Tau-tau akan dimarahin mungkin -hiperbola- murka! Bukankah kita meminta ampun kan? Minta maaf? Kita bisa lihat meminta belas kasihan kepada manusia saja, kita dapat gentar dan takut. Apalagi kepada Pencipta kita, yang dimana nafas, roh, keselamatan kita berasal dari-Nya.
Kyrie Eleison juga merupakan tanpa pengakuan dosa seperti dalam Maz 51.
Mazmur 51:1 (TB) Untuk pemimpin biduan. Mazmur dari Daud, (51-2) ketika nabi Natan datang kepadanya setelah ia menghampiri Batsyeba. (51-3) Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar!
Ingatkah Anda saat pertama kali meminta ampun dan memohon belas kasihan kemudian menerima-Nya sebagai Tuhan dan Juruselamat? Jika kita tidak pernah menyesali dosa-dosa kita. Maka kita tak mengerti apa itu belas kasih dari-oleh-kepada Tuhan maupun kepada sesama.
Jadi, mengenal kata "Kyrie Eleison (Tuhan kasihanilah kami" apa yang terbesit di benak Anda? Perasaan asing? Atau rasa penundukan diri?
Mungkin ini kedengaran kuno atau sekadar motivasi singkat. Saya membagikan refleksi ini sebagai tanda kepedulian kepada sesama. Bagaimana kita seharusnya bersikap di hadapan Presiden atau Raja. Lebih-lebih lagi di hadapan sang Allah kita, Pencipta Alam Semesta.
Tuhan kasihanilah kami,
Tuhan kasihanilah kami,
Tuhan ampunilah kami,
Tuhan berkatilah kami,
Amin.
Kyrie Eleison itu maksudnya minta perhatian Tuhan, minta dibela, minta dikasihani. Frater Tadros salah memaknai. Tetapi menarik K bisa menyeretnya kepada pertobatan yg harus/ wajib dihargai setinggi-tingginya. Sementara Kyrie Eleison berubah penekanan makna jika dimasukkan dalam berbagai konteks yg berbeda.
BalasHapusMohon maaf pak. Mungkin ini diluruskan. Justru saya mengutip Fr. Tadros Malaty untuk mendapatkan sumber-sumber dari Koptik yang kredibel. Salah satu penulis yang saya kagumi Fr. Tadros Malaty malahan. Melalui tulisan Beliau, saya belajar tentang Kristen lebih dalam.
HapusMemang Kyrie Eleison menunjukkan kerendahan hati kita sebagai manusia.🙏