Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2024

Refleksi - Salib Yang Mengubah Nasib

Gambar
Markus 15:20 (TB) Sesudah mengolok-olokkan Dia mereka menanggalkan jubah ungu itu dari pada-Nya dan mengenakan pula pakaian-Nya kepada-Nya. (15-20b) Kemudian Yesus dibawa ke luar untuk disalibkan .  Bagi saya, peristiwa penyaliban dalam iman Kristen menjadi pijakan terakhir menuju klimaks karya keselamatan. Penunaian kejadian pembebasan umat manusia dari dosa ditandai dengan terpakunya Kristus di kayu salib.  Ironis memang. Bagi umat yang belum percaya, Sang Juruselamat malah tidak menyelamatkan diri-Nya sendiri di atas kayu salib. Bukan saja tidak percaya melainkan mengejek, menjelekkan dan mencemooh. Benarkah demikian apa yang dikatakan mereka? Kita akan menjawabnya di artikel berikutnya. Sekarang kita berfokus kepada mengapa Yesus harus disalibkan untuk menebus dosa? Mari kita mengingat kelahiran-Nya yang ajaib. Ia dikandung oleh seorang Perawan. Ajaib bukan? Bagaimana seorang perawan bisa hamil tanpa ada campur tangan sang suami?  Lukas 1:34-35 (TB) Kata...

Refleksi - Kyrie Eleison

Gambar
Sudah cukup lama saya mencoba membagikan refleksi satu ini. Saya akan mulai dengan pertanyaan retoris "Berapa banyak dari kita sebagai seorang percaya mengatakan Tuhan kasihanilah?" Baru-baru ini seusai membaca Injil Markus pada bagian Yesus menyembuhkan Bartimeus terdapat kalimat yang baru saja saya sebutkan. Markus 10:46-48 (TB) Lalu tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Yerikho. Dan ketika Yesus keluar dari Yerikho, bersama-sama dengan murid-murid-Nya dan orang banyak yang berbondong-bondong, ada seorang pengemis yang buta, bernama Bartimeus, anak Timeus, duduk di pinggir jalan. Ketika didengarnya, bahwa itu adalah Yesus orang Nazaret, mulailah ia berseru: "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku! " Banyak orang menegornya supaya ia diam. Namun semakin keras ia berseru: "Anak Daud, kasihanilah aku!"  Menurut Fr. Tadros Malaty dalam tafsiran Injil Markus menyatakan Injil ini menempatkan Yesus sebagai Sang Mesias yang ditunjukkan Bartimeus mengakui Yesus sebaga...

Refleksi - Berulang-ulang

Gambar
Sudah berapa lama Anda pergi ke Gereja atau menjadi Kristen? Sadarkah Anda bila telah mengikuti liturgi ibadah dilakukan berulang kali? Khotbah dari ayat yang sama? Isi khotbah yang hampir mirip? Doksologi yang persis setiap Minggu nya? Bentuk dan kegiatan doa berulang? Dan sebagainya. Yesus menyuruh para murid berdoa berjaga-jaga (tentu repitisinya banyak; Mat 26:41), Yesus menyuruh mengampuni 70x7 kali (Mat 18:22; Luk 10:1) dan semua ada beberapa makna berulang kali dalam Perjanjian Baru. Tentu semua ayat di atas ditafsirkan sesuai konteks. Kali ini sedikit berbeda karena dalam konteks "berulang-ulang". Jika Anda adalah pribadi yang kritis, cobalah bertanya mengapa segala sesuatu di Gereja harus berulang? Apa sebabnya? Maka, refleksi kali ini akan membahas mengapa harus mengulang. Mengapa Tuhan mengajarkan sesuatu berulang kali?  Alasan yang pertama, itu adalah perintah Tuhan sendiri.  Ulangan 6:6-7 (TB) Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah en...

Ulasan - The Term Physis and Hypostatis in the Early Church karya Fr. Tadros Y. Malaty

Gambar
Sosok Yesus merupakan sentral dalam iman Kristen. Yesus Kristus yang menjadi pemimpin dan juga pusat penyembahan umat Kristiani seluruh dunia. Namun, menurut Anda siapa Yesus Kristus? Mesias? Pribadi Allah Kedua? Sobat? Sahabat? Gereja abad pertama memiliki pergumulan sendiri untuk memberikan "pagar-pagar" Kristologi (ilmu yang mempelajari Kristus, gelar, pribadi-Nya dan semua tentang Kristus).  Kali ini, ulasan ini membahas tulisan Fr. Tadros Y. Malaty mengenai istilah Physis and Hypostatis in the Early Church.  Fr. Malaty membuka tulisannya dengan pendahuluan terminologi "physis", pandangan gereja dan bagaimana situasi Gereja kala itu - tentunya secara singkat. Ada dua ajaran yang membuat Gereja meluruskan dan menegaskan Kristologi yang ortodoks. Ajaran Nestorianisme (dua pribadi Kristus yang terpisah antara natur Ilahi dan kemanusiaan-Nya) dan Eutikesisme (satu kesatuan pribadi Yesus dimana natur ilahi-Nya "mengalahkan" natur kemanusiaan-Nya...

Refleksi - Roti dan Anggur

Gambar
Sesuai judul refleksi kali ini, kita akan merenungkan maksud dari roti dan anggur ( euchrist ; ekaristi; komuni; communion ). Apa makna dari Alkitab dan bagaimana Gereja memandang hal tersebut? a mystery (sacrament) is a sacred act which under a visible aspect communicates to the soul of a believer the invisible Grace of God. - Orthodox Dogmatic Theology Ilustrasi Perjamuan Roti dan Anggur (Ekaristi) Sumber: pexel.com/Pavel Danilyuk Setelah sekian lama mengikuti perjamuan kudus dengan mengambil roti dan anggur. Saya kembali merenungkan apa makna dari perjamuan kudus roti dan anggur tersebut. Saya membaca dan teringat suatu tulisan dari Prof. Joas Adiprasetya yang mengatakan bahwa baik Luther maupun Calvin, para reformator kita memiliki pandangan yang berbeda tentang Ekaristi atau perjamuan komuni ini. Bagi Luther, roti dan anggur itu melambangkan benar-benar darah benar-benar tubuh Kristus. Singkatnya bukan saja keilahian-Nya yang hadir melainkan juga kemanusia...

Short Apologetics - Yang Disalib adalah Yesus

Gambar
Yohanes 6:70-71 (TB) Jawab Yesus kepada mereka: "Bukankah Aku sendiri yang telah memilih kamu yang dua belas ini? Namun seorang di antaramu adalah Iblis." Yang dimaksudkan-Nya ialah Yudas, anak Simon Iskariot; sebab dialah yang akan menyerahkan Yesus, dia seorang di antara kedua belas murid itu. Menurut para ahli perjanjian baru, Rasul Yohanes menuliskan laporan injilnya sebelum Abad pertama selesai kurang lebih tahun 90-99M. Ia bahkan mengulangi di Surat pertama Yohanes mengenai Firman yang Ia menyaksikan sungguh-sungguh hadir sebagai daging dalam diri Yesus Kristus. Pada kutipan ayat di atas, jelas sekali siapa yang menyerahkan Yesus yaitu Yudas. Dengan demikian yang disalibkan hanya Yesus Kristus bukan yang lain.  Sekitar abad ke VI dan VII muncullah klaim ada yang diserupakan, digantikan, dan teori liar lainnya. Padahal Tacitus, Josephus dua sejarawan kuno dari Romawi dan Yahudi, sekalipun Bart Erhman (ahli Kritik Teks PB) menyatakan Yesuslah yang mati disali...

Ulasan - Yesus Yang Disalib Bagiku: Mengungkap Fakta Medis di Balik Penyaliban dan Kematian Yesus karya Mark A. Marinella, M.D, F.A.C.P

Gambar
             Sebagai Kristen, kita memercayai bahwa Yesus disalibkan. Suatu hukuman biadab dan berdarah yang digunakan bangsa Romawi. Bagaimana jika ada tanggapan skeptis terhadap kematian Yesus di kayu salib? Apakah benar-benar terjadi? Ilmiahkah apa yang disebutkan dalam Alkitab? Adakah fakta medis yang telah diajukan dan diujikan ? Buku karya Marinella ini akan membantu kita untuk memahami fakta medis yang terjadi pada Yesus Kristus. Penulis buku "Yesus yang Disalib Bagiku" adalah seorang dokter di Medical Oncology di Wright State Universi ty School of Medicine di Dayton, Ohio. Jelaslah buku ini bukan berdasarkan asumsi apalagi teori belaka. Melainkan menegaskan dan mengantarkan tentang pembahasan menyeluruh mengenai kematian Yesus secara ilmiah. S umber yang digunakan buku ini berasal dari jurnal-jurnal kesehatan dan hasil riset. Tenang saja kepiawaian Marinella sebagai seorang dokter akan membantu calon pembaca buku akan yang menyerde...

Ulasan - Jesus, The Final Days: What Really Happen karya Craig Evans dan N. T. Wright

Gambar
Menjelang hari Paskah, pasti ada pemberitaan apakah Yesus benar disalibkan atau tidak. Teori liar bermunculan mulai digantikan, diserupakan, ditolong, pingsan sampai pergi ke India. Itu bukan hal yang asing apalagi tabu bagi kita. Tetapi pernyataan demikian sudah lumrah dan tidak aneh. Sudah seharusnya kita mempertanggungjawabkan iman kita sebagai seorang percaya. Dari abad awal setelah Kristen menyebar dan menjadi Agama resmi Negara, salah satunya seorang bernama Celsus juga skeptis (Dalam tulisan bapa Gereja Origen dari Alexandria Abad II, Against Celsus ). Jadi, pertanyaan dan keraguan Yesus disalibkan sudah ada sejak jaman dahulu hingga sekarang.  Ahli Perjanjian Baru Craig A. Evans dan N. T. Wright menyusun buku "Jesus, The Final Day: What Really Happe n" dengan sangat apik. Tidak berlebihan bila Saya berpendapat bahwa buku ini tidak lekang ditelan jaman. Mengapa demikian? Karena baik Craig A. Evans memberikan jawaban bukan hanya Alkitabiah, melainkan dengan sejarah. Yup...