![]() |
Sumber: www.pexels.com |
1 Tesalonika 5:6-11 (TB)Sebab itu, janganlah kita tidur seperti orang lain, tetapi berjaga-jaga dan sadar. Mereka yang tidur, tidur pada malam hari, dan mereka yang mabuk, mabuk pada malam hari. Tetapi kita, yang adalah anak-anak siang, hendaklah sadar, mengenakan baju zirah iman dan kasih, serta berketopongkan pengharapan keselamatan. Sebab Allah tidak menetapkan kita untuk menerima murka, melainkan untuk memperoleh keselamatan melalui Yesus Kristus, Tuhan kita, yang telah mati bagi kita, agar entah kita berjaga-jaga atau tidur, kita hidup bersama-Nya. Karena itu, saling menasihatilah dan bangunlah satu sama lain, seperti yang memang sudah kamu lakukan.
Tulisan ini mengutip surat Rasul Paulus kepada jemaat di Tesalonika. Frasa "berjaga-jaga dan sadar" mengingatkan kita yang telah diselamatkan dalam Yesus untuk hidup dalam iman, kasih, dan pengharapan.
Sebagai umat Kristiani, langkah untuk berjaga-jaga dan sadar ialah dengan berdoa dalam keseharian, salah satunya melalui Doa Puja Yesus yang indah, singkat, dan penuh makna. Doa ini dapat diucapkan secara lisan, dalam pikiran, atau di hati, memperbarui akal budi kita dan mengubah cara pandang terhadap dosa, sambil memohon belas kasihan Allah.
Saya pun teringat dengan Uskup Kallistos Ware menjelaskan bahwa makna "Tetaplah berdoa" (1 Tes 5:17) bukan berarti kita harus meninggalkan pekerjaan, tetapi mengingat dan menyebut doa-doa singkat dalam hati di tengah aktivitas sehari-hari, seperti berjalan, bekerja, atau memasak. Doa ini bisa diucapkan sesekali, tetapi jangan mengabaikan panggilannya jika terasa di hati.
Doa "Tuhan Yesus Kristus, Anak Allah, kasihanilah kami orang berdosa" mengandung kebenaran yang dalam. Gereja Timur menekankan konsep "berjaga-jaga" dalam teologi nepsis (kewaspadaan), di mana hati kita senantiasa tertuju kepada Allah, agar tidak jatuh dalam pencobaan dan dosa. Teologi nepsis mengajarkan kita untuk berdoa, menghidupi ajaran yang benar (ortodoksi), mengamalkan ibadah yang sejati (ortolatria), dan menjalankan kehidupan yang benar (ortopraksis), semuanya mengarah pada kebenaran Kristus.
Mungkin dahulu kita penyembah berhala dan sombong, tetapi setelah menerima Kristus dan dibaptis, kita menjadi penyembah Allah Tritunggal dan hidup dalam kerendahan hati. Mengenai serangan yang mungkin terjadi Rasul Paulus telah merangkumkan untuk kita:
Kolose 3:5-7 (TB) Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala,semuanya itu mendatangkan murka Allah [atas orang-orang durhaka].Dahulu kamu juga melakukan hal-hal itu ketika kamu hidup di dalamnya.
Kesadaran hanya dapat dibangun ketika memiliki pikiran yang berjaga-jaga. Pikiran yang melantunkan doa Puja Yesus - salah satunya. Maka, Rasul Petrus dengan benar menuliskan
1 Petrus 5:8 (TB) Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.
Fr. Anthony juga pernah menjelaskan proses pikiran yang diperbaharui Kristus
Nous yang baik adalah Nous yang memiliki Nous Kristus, yaitu memikirkan hal-hal yang dari Roh (froneo Pneumatos) atau pola pikir Roh (fronema Pneumatos) (Rom 8:5-6; Gal 5:16) sehingga menghasilkan pikiran-pikiran yang baik (logismoi Pneumatos) (Fil 4:8) dan dari logismoi yang baik menghasilkan keinginan atau nafsu Roh (epithumia Pneumatos) (Gal 5:17) dan keinginan ini dibuahi menghasilkan buah Roh (karpos Pneumatos) (Gal 5:22-23).Secara natural kerja mata batin atau Nous kita adalah: Nous –> diterangioleh Roh Kudus –> menerima energi Ilahi —> menghasilkan froneo pada hal-hal dari Roh Kudus—> pola pikir Roh —> keinginan atau nafsu yang dari Roh —> buah Roh" (hlm 163)
Jadi, berjaga-jaga dan sadarlah bukan diciptakan sebuah Gereja atau tradisi. Melainkan kitab suci yang memerintahkan bahkan Tuhan kita memerintahkan hal yang sama dan diulang kembali oleh Rasul Paulus.
Matius 26:41 (TB) Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah."
Mengapa kita berdoa?
Saya pernah bertanya kepada seorang Romo: "Apa yang terjadi jika saya mulai Doa Puja Yesus tetapi kemudian berhenti?"
Romo menjawab, "Ketika Anda memulai doa ini, Anda sedang berperang melawan iblis. Jika berhenti, kita tidak tahu apa yang akan terjadi, bisa saja iblis menyerang lebih banyak."
Saya bertanya lagi, "Apakah ini berarti saya membahayakan keluarga saya jika saya berdoa?"
Romo menjawab, "Sejujurnya iya, tetapi jangan khawatir. Orang-orang yang berseru dalam nama Tuhan Yesus akan ditolong-Nya. Ia tidak akan meninggalkan mereka yang berdoa."
Alasan kita memulai doa ini hanyalah karena cinta. Cinta yang dinyalakan oleh Allah membawa kita kepada belas kasihan-Nya. Fr. Anthony mengutip St. Isaac dari Syria: "Tangkaplah ibu (doa), maka kamu akan mendapatkan anak-anaknya." Anak-anak dari doa adalah:
1. Ketenangan batin – Orang yang percaya pada kekuatan doa cenderung lebih sehat secara mental dan fisik karena percaya akan hadirat Tuhan.
2. Kekuatan penyembuhan – Doa membantu mengatasi kecemasan dan kekhawatiran serta memberikan ketenangan jiwa.
3. Roh Kudus – Dalam Kisah Para Rasul 4:31, mereka yang berdoa dipenuhi dengan Roh Kudus dan keberanian untuk memberitakan firman Tuhan.
4. Penyatuan dengan Allah – Seperti ranting yang melekat pada pokok anggur (Yoh 15:5), doa menyatukan kita dengan Tuhan.
5. Kasih – Santo Maximus Pengaku berkata, "Orang yang sungguh mengasihi Allah juga berdoa tanpa henti." Dengan berdoa, kasih kepada Allah bertumbuh dan mengalir dalam hidup kita.
![]() |
Sumber: www.pexels.com |
Semua ini dimulai dari berjaga-jaga dan sadar. Tanpa kita sadari, doa menghasilkan buah-buah yang manis dan berharga dalam hidup kita.
Marilah kita terus berjaga-jaga dan sadar melalui Doa Puja Yesus, dan kiranya Allah Tritunggal Maha Kudus menyertai kita semua.
Sumber:
1. Fr. Anthony Coniaris, Introduction of Orthodox Church: Its Faith and Life, Minnesota: Light and Life Publishing Company, hlm 285-87.
2. Bishop Kallistos Ware, The Jesus Prayer, London: Catholic Truth Society, 2014.
3. Penjelasan dari proses pola pikiran yang diperbaharui Kristus dapat ditemukan di Ulasan - Terapi Jiwa Memperbaharui Nous
Komentar
Posting Komentar