Berjaga-jagalah
Jika kita mendalami doa Puja Yesus bersama seorang pembimbing rohani (bapa rohani), kita akan diberi nasehat berupa "berjaga-jagalah". Ketika kita mencari istilah ini dalam kehidupan doa Ortodoks, merupakan sebuah topik yang luas, baik teologi maupun prakteknya. Saya akan membagikan secuil saja dari teologi ini, bisa dikatakan sebagai pengantar.
Berjaga-jaga telah disampaikan oleh Tuhan kita saat Ia di taman Getsemani.
Matius 26:41 (TB) Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah."
Di taman Getsemani, Tuhan Yesus memanjatkan doa yang sama tiga kali yang menandakan ini hal-hal yang sungguh harus ia lakukan. Di samping itu, Ia meminta kekuatan menjalaninya. Berjaga-jaga merupakan perkataan Tuhan sendiri, maka kita pun wajib berjaga-jaga juga.
Alasan Berjaga-jagalah
Mengapa selalu ada perintah atau nasehat berjaga-jaga? Mengapa ini penting?
Alasannya karena kita sedang melatih akal budi atau batin (nous) kepada Allah. Pribadi kita sebagai manusia yang mengenakan Kristus, masih bisa untuk jatuh ke dalam dosa. Iblis tidak segan-segan menggoda kita melalui pikiran (thoughts, logismoi) sehingga kita menghasilkan hawa nafsu (passion, desire, epithumia) dan jika kita membuahi/menurutinya maka lahirlah dosa.
Yakobus 1:14-15 (TB) Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya.Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut.
Jadi, manusia baru di dalam Kristus tidak kebal terhadap dosa. Bahkan ada kutipan mengatakan "orang suci/kudus (saints) adalah orang yang menang terhadap dosa" bukan orang yang memang bersih, mulus, tanpa pergumulan.
Teologi Nepsis - Mata Rohani
Izinkan saya memaparkan sedikit serta menawarkan teologi Nepsis yang menjadi pokok pendekatan kehidupan spiritual di Ortodoks Timur. Nepsis berarti berjaga-jaga, waspada, awas (watchfulness, vigilance and attentive). Ini didapatkan ketika kita memfokuskan doa dari pikiran turun ke hati.
Kidung Agung 5:2Aku tidur, tetapi hatiku bangun..
Tuhan Yesus juga pernah berkata sebagai berikut,
Matius 6:22-23 (TB) Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu;jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu.
Mata yang dimaksudkan ialah mata batin, mata rohani yang kita sebut sebagai nous.
Perjalanannya seperti ini:
Pertama-tama karena kita hidup dan lahir di dalam dosa maka kita tidak mendapatkan penerangan Allah (Rom 3:9-20).
Kedua, ketika kita hidup kembali di dalam Roh karena baptisan turut dalam kematian Kristus. Maka, kita mengenakan Kristus, berpikir secara-Nya, bertindak, membuat keputusan dan sebagainya (Gal 3:27).
Tak berhenti sampai di sana, kita juga harus bersinergis dalam karunia Allah (Kol 3:9-10). Selama kita masih tinggal dalam daging di dunia ini. Dosa selalu mengintip, menggoda, mengusik dengan genit.
Kita menemukan hal demikian, dalam Surat Rasul Petrus,
1 Petrus 5:8 (TB) Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.
Sumber: pexels.com |
Teologi Nepsis - Langkah dan Manfaat Praktis
Maka, tak heran teologi Nepsis ini dapat dilatih dan diterapkan bagi semua orang percaya. Doa Puja Yesus merupakan satu langkah akurat untuk ini.
Dengan mengucapkan "Tuhan Yesus Kristus, Anak Allah, Kasihanilah Kami Orang Berdosa" berulang kali dapat membuat kita fokus. Perlahan-lahan menggunakan lisan, turun ke pikiran dan masuk ke dalam hati. Kita mengakui-Nya sebagai Tuhan lalu berseru dalam keberdosaan kita. Ia setia dan adil, mengangkat kita yang rendah ini.
Nepsis membuat kita hidup di dalam dan melalui doa. Bahkan tidur, marah, kesal, iri, di jalan, di manapun kita berjaga-jaga sambil menyebut nama-Nya.
Akibat dari, Nepsis ialah hati menjadi suci tertuju kepada Allah. Kerendahan hati mengikuti. Iblis gentar dan takut.
Matius 5:8 (TB) Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.
Fr. Anthony Coniaris mengumpamakan Nepsis sebagai Jendral perang yang siap sedia melawan pikiran buruk, jahat, kotor untuk menjaga Nous, yang terus harus diduduki oleh Tuhan Yesus Kristus. Ia hadir dalam nous ketika kita sanggup membersihkan hati ini. Kita berjuang dalam doa, sekali lagi ini karena rahmat-Nya yang menemui kita terlebih dahulu. Karena menyadari keberdosaan adalah karunia pertama dalam kehidupan doa.
Usaha terbaik berjaga-jaga ialah mengingat nama-Nya dalam doa Puja Yesus. Doa pendek efektif untuk nous, agar tidak terdistraksi akan panjangnya kata-kata. Berjaga-jaga agar nous kita tertuju, melekat, disinari dalam-Nya. Ingatlah di saat keseharian, jalan kaki, berbelanja, bersosialisasi, tidur, bermain dengan anak, bercengkrama dan sebagainya.
Dalam Hendi Wordpress menuliskan ada 10 langkah selain doa Puja Yesus kita dapat melakukan:
1. Doa, terutama Doa Bapa Kami;2. Mengingat nama Yesus.3. Mengingat sengsara Tuhan.4. Mengingat kematian. "Barangsiapa yang telah mengingat kematian, tidak akan pernah dapat berbuat dosa."5. Mengingat Penghakiman Terakhir, Penghakiman, terutama penderitaan abadi.6. Nepsis, berjaga-jaga, kewaspadaan.7. Dengan tidak memberi makan hawa nafsu, dengan demikian, membuat mereka kelaparan.8. Dengan berperang melawan mereka melalui askesis (disiplin)9. Dengan mengenakan perlengkapan senjata Allah melalui pembacaan firman Allah dan tulisan-tulisan para Bapa Gereja.10. Melalui sakramen-sakramen, khususnya Pengakuan Dosa dan Ekaristi.
Implikasi dan Kesimpulan
Nepsis menolong bukan merongrong.
Nepsis menyadarkan bukan menyusahkan.
Nepsis selalu hadir karena cinta kasih bukan keteledoran.
Kita dipanggil percaya untuk hidup di dalam-Nya. Oleh sebab itu, perjuangan akan sulit tetapi syukur kepada Nama-Nya yang ajaib - Tuhan Yesus Kristus akan menolong dan memampukan.
Kita sedang menjalankan keselamatan bukan dengan mengangkat kaki (malas), tapi mengangkat doa. Bukan dengan berbicara saja tetapi memperkatakan doa. Meleburlah dalam cinta kasih-Nya. Sentuhlah kemesraan dalam Allah Tritunggal Maha Kudus.
Sekali lagi, berjaga-jagalah, roh penurut tetapi daging lemah.
Matius 26:41 (BIMK) Berjaga-jagalah, dan berdoalah supaya kalian jangan mengalami cobaan. Memang rohmu mau melakukan yang benar tetapi kalian tidak sanggup, karena tabiat manusia itu lemah."St. Maximos sang Pengaku berujar "teologi tanpa praxis (praktek) adalah teologi iblis".
Sumber:
1. Fr. Anthony Coniaris, Philokalia - The Bible of Orthodox Spirituality: Orthodox Spirituality for the Lay Person, Minneapolis: Light and Life Publishing Company, 1998
2. Hendi, Hendi. "Renewing the Nous: Watchfulness and Praying." DUNAMIS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani 4.2 (2020): 275-295.
3. Wijaya, Rahmat, and Yayan Indrawan. "Konsep Doa Puja Yesus menurut Kallistos Ware: Doa Keheningan Batin (nepsis)." Kaluteros Jurnal Teologi Dan Pendidikan Agama Kristen 6.2 (2024): 109-121.
4. Tulisan Hendi di Wordpress, anda dapat menelusuri melalui link yang telah ditautkan di atas.
Komentar
Posting Komentar