Kesombongan dan Kerendahan Hati
"Romo, izin bertanya", kalimat awal dari pesan singkat saya kepada Romo (Pembimbing Rohani). "Mengapa kita ditekankan untuk kerendahan hati dalam doa Puja Yesus seperti di buku Theosis?". Romo pun membalas, "Karena kesombongan berasal dari setan. Ini adalah dosa yaitu memisahkan diri dari Tuhan. Maka, kerendahatian merupakan akibat dari doa batin."
Ternyata dosa itu selain memisahkan kita dari Allah, melahirkan juga kesombongan. Rasa angkuh, congkak, untuk menolak atau menyangkal Allah. Maka dari itu, terdapat frasa "kasihanilah kami, orang berdosa" agaknya begitu aneh bagi yang baru mengetahui doa ini. Singkatnya, rendah hati berasal dari Allah sedangkan kesombongan akibat dari dosa!
Kita lihat bagaimana pemungut cukai tidak berani melihat ke atas melainkan memukul diri. Tidak berani mengucapkan semua pencapaian seperti berpuasa, bersedekah, berbuat baik, dan sebagainya. Malahan ia menepuk dadanya. Kerendahan hati hanya berasal dari Allah saja.
Lukas 18:13 (TB) Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini.
Mari kita menyimak satu tulisan dari bapa suci yang telah berjuang terlebih dahulu dalam batin yang murni. St. Yohanes Klimacus menulis:
"Kesombongan adalah penyangkalan terhadap Tuhan, ciptaan iblis, penghinaan terhadap manusia. Kesombongan adalah ibu dari kutukan, keturunan dari pujian, tanda kemandulan. Itu adalah pelarian dari pertolongan Tuhan, pertanda kegilaan, penyebab kejatuhan. Itu adalah penyebab kerasukan setan, sumber kemarahan, pintu gerbang kemunafikan. Ini adalah benteng setan, penjaga dosa, sumber kekerasan hati. Itu adalah penyangkalan belas kasihan, orang Farisi yang pahit, hakim yang kejam. Ia adalah musuh Allah. Ini adalah akar dari penghujatan."
Jadi, tak heran batin yang penuh dosa dan gelap harus disucikan. Proses ini tidak mudah. Batin melawan daging. Batin melawan dosa. Batin menundukkan diri untuk dapat melawan semua itu. Kerendahan hati menjadi buah dari proses sakit dan tekun dalam doa Puja Yesus.
Jangan menjauhkan diri dari Allah. Terus sebut nama Tuhan Yesus ketika berdoa. Dengan tak henti-hentinya mengingat doa ini. Doa Puja Yesus dalam bibir, pikiran dan batin.
Sumber:
1. Kutipan St. Yohanes Klimakus berasal dari Fr. Anthony Coniaris, Philokalia - The Bible of Orthodox Spirituality: Orthodox Spirituality for the Lay Person, Minneapolis: Light and Life Publishing Company, 1998, hlm 153.
2. Buku Theosis yang dimaksud adalah Archimandrite George, Theosis: The True Purpose of Human Life, Mt. Athos: Holy Monastery Gregorios, 2006. Disebutkan kerendahan hati sebagai modal untuk Theosis (manunggal dengan Tuhan) dalam energi. Ini doktrin yang jarang disebutkan dalam Protestan tetapi dalam dan kuat dalam tradisi Ortodoks. (2 Pet 1:4) Penulis buku menyebutkan kita harus hidup berpusat God-Man Christ (Kristus yang adalah Allah-manusia) bukan egosentrisme.
Komentar
Posting Komentar