Refleksi dan Jurnal: Pengembaraan Spiritual (3)

Asumsi dan Bertobat
Sebelum saya berkenalan dengan Gereja Ortodoks-Katolik secara benar. Saya pernah berasumsi umat mereka selalu memiliki "musuh" yaitu setan. Ketika mereka berdoa kepada Allah malahan musuh yang mendatangi. Hingga saya pernah mengeluarkan pernyataan, "Gereja dengan banyak musuh."

Asumsi ini dibentuk karena dari setiap film bertemakan Kristen di luar Protestan selalu memiliki adegan Exorcism (pengusiran setan). Tentunya kita ketahui, kegiatan pengusiran ini banyak digambarkan - dalam film - Gereja di luar Protestan. Oleh karena itu, asumsi buruk saya semakin dikuatkan. Jikalau doa orang percaya Kristus di luar Protestan ialah doa yang mengundang si jahat. 

Ternyata saya salah besar! Saya benar-benar berdosa telah menuduh demikian. Saya segera minta ampun pernah berpikir picik dan sempit. 

Waktu pun berlalu. Saya berangsur-angsur mulai mengenal doa yang bernafaskan dogma Gereja. Salah satunya Doa Puja Yesus. Mulai mengucapkannya, mengulanginya, melafalkannya tiap malam dan menghayati kata demi kata. Serangan itu tiba. Ternyata si jahat tidak senang dengan doa semacam ini.

"Tuhan Yesus Kristus, Anak Allah", lima frasa pertama, "Kasihanilah kami orang berdosa". Demikian kalimat doa Puja Yesus khas dalam Gereja Ortodoks (Timur dan Oriental) maupun di Gereja Katolik (Roma). Doa yang mengandung dogma (pengajaran Gereja yang diketahui publik: Trinitas dan Inkarnasi) adalah doa yang kuat! Kita menyebut nama-Nya berulang kali sekaligus melakukan penyembahan dan penyerahan diri. 

Perspektif Baru
Cara pandang baru melahirkan pemahaman iman baru. Ternyata ini bukan doa sembarangan. Doa kosong. Penuh sandiwara dan intrik. Apalagi untuk memuaskan emosi belaka. Tidak! Jauh dari itu. Doa ini justru begitu kuat hingga setan tak tinggal diam. Sayalah yang selama ini salah. Segera saya meminta ampun dan mengintrospeksi kembali apa arti doa sesungguhnya.

Doa yang memadukan dogma Gereja dengan kerendahan hati ini menghasilkan pembaharuan diri. Sehingga ada kemurnian jiwa yang dihasilkan. Rendah hati adalah lawan paling utama dalam hidup manusia. Ia melawan dosa (dari dalam diri) dan setan (dari luar diri). 

Jadi, tak heran jika ini menggoncangkan si jahat! Selain mengulangi Nama Tuhan, kita juga diubahkan. Kita memanjatkan doa bersama orang Kudus dan Gereja-Nya. Kita berdoa bersama dan dalam persekutuan Allah Tritunggal Maha Kudus.

(Bersambung)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menjawab Tuduhan - Apakah Kristen Progresif Masuk Arus Utama?

Apologetika - Syafaat melalui Para Kudus

Doa Puja Yesus: Makna Teologis