Refleksi dan Jurnal: Pengembaraan Spiritual (2)
Bukan Sekadar Nama
"Eleison". Bukan nama saja untuk terdengar keren. Bukan bahasa Indonesia. Tetapi ada doa di balik nama itu. Tentulah kami berharap orang mengingat belas kasihan Pencipta bila menanyakan arti nama itu.
Saya sudah pernah berdoa "Kyrie Eleison" melalui rangkaian Doa Agpeya. Namun, apa yang terdapat dalam doa Agpeya merupakan versi singkatnya. Saya baru menemukan kalimat doa yang lengkap dalam tulisan Bambang Noorsena, seorang cendekiawan dalam apologetika.
Tepatnya sehari sebelum saya berangkat. Saya menemukan dan membaca bagian doa itu dalam bentuk panjang. Bunyinya begini dalam bahasa Arab bahasa Arab, "Ya Rabbi Yasu' al-Masih, Ibnullah al-wahid, irhamni anak al-khathiya". Yang berarti "Tuhan Yesus Kristus, Putera Allah yang Tunggal, Kasihanilah aku, orang berdosa ini".
Beliau menulis kalimat doa itu karena sedang mengangkat topik Dzikir. Ada pertentangan antara Kiai Kristen Jawa dan penginjil Londo (Barat: Belanda saat itu). Penginjil Londo khawatir kalau-kalau para Kiai Kristen Jawa yang suka melafalkan doa pendek berulang, dianggap sedang melakukan sinkretisme (pencampuran keyakinan/agama dengan Kristen). Beliau menyatakan bahwa tidak hanya di agama Islam terdapat Dzikir, di Kristen Timur kental dengan aktivitas Dzikir.
Menurut sejarah, doa tersebut pertama kali disebutkan oleh St. Makarius di Mesir, seorang rahib di padang gurun. Doa yang begitu kental akan nuansa teologis Kristiani. Karena mengandung dua dogma Kristen, Trinitas dan Inkarnasi. Tradisi ini dicatat oleh St. Athanasius dalam Vita Antony (Riwayat hidup Antonius)
Dari Nama kepada Penemuan dan Pertemanan
Anehnya, doa itu mengantar saya kepada beberapa penemuan teologis, materi, sahabat, dan kekuatan selama pencarian doa Puja Yesus itu. Saya menemukan Doa Puja Yesus dari:
(1) Buku dari penulis favorit saya, Bambang Noorsena (Menyongsong Sang Ratu Adil);
(2) Kiriman buku dari sahabat Gereja Ortodoks terjemahan Yayasan Dharma Tuhu (Mengenai Doa Puja Yesus/Terjemahan dari buku On the Jesus Prayer karya St. Ignatius Brianchanninov);
(3) Pdt. Joas memberikan pengenalan pada Bishop Kallistos Ware (The Power of the Name, Jesus Prayer);
(4) Dr. Hendi (jurnal berjudul Prayer unceasingly);
(5) Romo Matius selaku bapa Rohani dalam Doa Puja Yesus memberikan buku terjemahannya ditulis oleh Metropolitan Hierotheos (Suatu Malam di Padang Belantara Gunung Suci).
Terpujilah Tuhan. Ternyata jika kita ingin mendalami tentang misteri ilahi, maka kita akan didekatkan kepada orang-orang yang tepat. Bermanfaat dalam menumbuhkan iman kita. Allah tidak tinggal diam atau sekadar mempermainkan orang yang mencari-Nya. Sekali-kali tidak!
Allah akan menemani, apalagi ini soal Sang Nama (Tuhan Yesus Kristus). Allah sendiri yang mempertemukan dan menyiram benih ilahi di dalam hati orang-orang yang mencari kedalaman Spiritual.
(Bersambung)
Komentar
Posting Komentar