Short Apologetics - Pengakuan Yesus
Yohanes 9:35-39 (TB) Yesus mendengar bahwa ia telah diusir ke luar oleh mereka. Kemudian Ia bertemu dengan dia dan berkata: "Percayakah engkau kepada Anak Manusia?"Jawabnya: "Siapakah Dia, Tuhan? Supaya aku percaya kepada-Nya."Kata Yesus kepadanya: "Engkau bukan saja melihat Dia; tetapi Dia yang sedang berkata-kata dengan engkau, Dialah itu!"Katanya: "Aku percaya, Tuhan!" Lalu ia sujud menyembah-Nya.Kata Yesus: "Aku datang ke dalam dunia untuk menghakimi, supaya barangsiapa yang tidak melihat, dapat melihat, dan supaya barangsiapa yang dapat melihat, menjadi buta."
Frasa "Anak Manusia" bukan sekadar anak manusia secara biologis atau gelar aneh di masa sekarang. Melainkan gelar itu menyingkapkan Sang Mesias.
Mari, kita lihat dalam Kitab Daniel.
Daniel 7:13Aku terus melihat dalam penglihatan malam itu, tampak datang dengan awan-awan dari langit seorang seperti anak manusia; datanglah ia kepada Yang Lanjut Usianya itu, dan ia dibawa ke hadapan-Nya.
Ayat ini merupakan bagian dari Mesias yang dijanjikan. Frasa ini seakan pengenalan favorit dari Tuhan Yesus. Ia menyebutkan banyak kali frasa ini seperti dapat kita lihat pada keempat injil kanonik (anda bisa cari dengan kata kunci "Anak Manusia"). Dr. Eli Lizorkin-Eyzenberg dalam buku komentarinya mengenai Injil Yohanes (The Jewish Gospel of John: Discovering Jesus, King of All Israel) bahwa ketika orang (yang disembuhkan) itu mengakui bahwa ia siap untuk menerima Anak Manusia dan percaya kepada-Nya, Yesus menyatakan identitas-Nya - bahwa Ia sendiri adalah Anak Manusia yang dinanti-nantikan oleh bangsa Israel. Anak Manusia menggambarkan Mesias yang hadir di tengah bangsa Yahudi.
Anak Manusia adalah salah satu identitas Mesias selain Anak Allah (Mat 26:63-64). Bagi Kristen, kedatangan Mesias telah terjadi dan digenapi dalam Yesus Kristus. Sebagai Firman yang berinkarnasi (Yoh 1:14) ke dunia. Frasa "Anak Manusia" juga bersinggungan dengan kodrat dari Kristus yaitu Kodrat Ilahi dan kodrat kemanusiaan-Nya.
Lebih lanjut, tulisan singkat ini juga sekaligus menjawab mengapa Perjanjian Lama melekat pada Alkitab Kristen. Bukan asal main tempel saja, tapi memiliki arti. Perjanjian Lama sebagai "kompas" siapa Mesias yang dijanjikan dengan gelar "Anak Manusia" seperti dikemukakan oleh Daniel. Ini gelar yang digunakan Yesus sebagai Mesias/Kristus.
Lukas 24:25-27 (TB) Lalu Ia berkata kepada mereka: "Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi!Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?"Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi.
Kegenapan mesias ini pula yang digaungkan Yesus ketimbang menjawab bahwa "Aku Tuhan sembahlah Aku". Alih-alih Yesus melanggar Dasa Titah ketiga.
Keluaran 20:7 (TB) Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan, sebab TUHAN akan memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan.
Yesus memperkenalkan diri-Nya melalui pekerjaan-Nya dan gelar Anak Manusia.
Yohanes 10:25 (TB) Yesus menjawab mereka: "Aku telah mengatakannya kepada kamu, tetapi kamu tidak percaya; pekerjaan-pekerjaan yang Kulakukan dalam nama Bapa-Ku, itulah yang memberikan kesaksian tentang Aku,
Satu dari keempat Injil menulis banyak tentang pengakuan Kristus. Tapi ini pengakuan yang berdasarkan perspektif kemesiasan Yahudi. Jika pada hari ini Anda ragu, coba bacalah injil Yohanes secara perlahan.
Terpujilah Allah Tritunggal.
Sumber:
1. Eliyahu Lizorkin-Eyzenberg, The Jewish Gospel of John: Discovering Jesus, King of All Israel, Tel Aviv: Jewish Studies for Christians, 2015, 206-7.
2. Tulisan Andreas Stutz dalam Craig Evans dan David Mishkin, A Handbook on Jewish Roots of the Christian Faith, Peabody: Hendrickson Publishers Marketing, 2019, hlm 212-15. Ia menyatakan bahwa Gelar Mesias Anak Manusia untuk menandakan Keilahian sang Mesias! Gelar Anak Manusia dan Anak Allah digunakan bergantian dalam pekerjaan Yesus Kristus. Sosok Anak Manusia diberikan otoritas, kemuliaan dan raja oleh Allah. Maka, sangat cocok apa yang dilakukan Yesus selama hidup dan kebangkitan-Nya.
Komentar
Posting Komentar