Short Apologetics - Tuduhan Terhadap Konsili Nikea
Transkrip pembicaraan melalui chanel Video Dondy Tan: (tidak semua hanya sebagian yang relevan dengan bahasan kali ini)
"Dipilihlah tiga karena ada pagan-pagang sebelumnya tiga dan itu berhasil eksis untuk sementara waktu. Mereka tidak bisa meninggalkan dewa Bapak. Yesus sebagai Tuhan Putra.... Di 381 nah ini yang ketiga adalah Roh Kudus".
Kali ini saya menjawab kesesatan dari penjelasan Umi Irena Handono mengenai Konsili Nikea. Benar-benar kali ini saya menyeritkan dahi dan usap-usap dada. Buku atau literatur mana yang dibaca oleh Beliau, sampai-sampai dengan mudahnya mengatakan konsili ini menentukan jumlah Tuhan Kristen, pagan atau tidak, tandingan agama Romawi atau Yunani. Aneh bin ajaib. Tapi tidak heran karena mereka polemikus, yang tetap saja berpolemik tanpa belajar.
Icon of Nicaea Source: wikipedia.org/wiki/File:Nicaea_icon.jpg |
Dari beberapa buku yang saya baca, semua menjabarkan tentang Konsili Nikea (325 M) menegaskan keilahian Yesus Kristus yang disangkal oleh salah satu Imam Alexandria, Arius. Pengajaran Arius ditentang oleh Uskup Alexandria saat itu, St. Alexander berlanjut hingga St. Athanasius. Perdebatan teologis sudah terjadi di Alexandria tahun 318 M yang kemudian berlanjut dalam sidang besar. Keilahian Yesus disangkal oleh Arius dengan slogan terkenalnya "Ada waktu di mana sang Dia/Firman belum ada/eksis". Arius membuat pernyataan kontroversial kala itu, sang Firman itu pernah tidak ada.
Arkhimandrit Rm. Daniel menuliskan bahwa menurut Bapa Suci Athanasius, jikalau Kristus hanya sekadar ciptaan, maka Dia memiliki awal, meskipun jika awalnya itu sebelum ada dunia sebagaimana yang diajarkan Arius dan sekarang ajaran itu dibangkitkan lagi oleh saksi-saksi Yehuwah. Oleh karena itu, konsili Nikea diadakan untuk mengutuk dan menganatema Arius dan ajarannya. Inilah yang dibahas di Konsili Nicea bukannya membahas jumlah Tuhan, apakah kita mengikuti cara pagan atau tidak. Kok malah jadi semacam voting anak sekolah yang kerja kelompok.
Konsili Ekumenis Pertama ini begitu penting, karena menjadi tahap atau pijakan awal melawan ajaran sesat terhadap Kristologi yang tidak Alkitabiah. Leonardo Winarto menyatakan bahwa Para Bapa Gereja, menolak ajaran Arius tersebut karena tidak Alkitabiah. Sebab Firman Allah harus ada tanpa diawali waktu atau kekal, karena Firman Allah itu adalah Allah sendiri - kekal (Yoh 1:1-3). Sedangkan Firman yang awali waktu - ajaran Arius - erat kaitannya dengan Filsafat Neo Platonisme. Jadi, Konsili Nikea bukan merumuskan jumlah Tuhan atau ajaran baru! Tapi menegaskan kembali iman Kristen yaitu Yesus adalah Sang Firman lahir dari kekekalan yang berinkarnasi.
Penegasan ini menentang ajaran sesat Arius yang membabi buta serta merongrong Gereja dan kekaisaran. Ingat saat itu, Kristen menjadi Agama yang sah dan diakui Negara. Alasan lain juga disebutkan Timothy, meski Raja Kontantinus tidak menganggap hal teologis - Keallahan Yesus - masalah yang penting namun ia peduli dengan kesatuan Kerajaannya saja. Maka, diadakanlah konsili tersebut supaya mereda keributan yang malah berlanjut ke pembuangan St. Athanasius. Singkatnya, Konsili Ekumenis Nikea kala itu menegaskan kekeliruan dan kesalahan dalam Natur/tabiat Yesus Kristus itu sendiri.
Mohon belajar lagi untuk Polemikus. Saya lebih percaya sejarah. Karna sejarah tidak bisa diulang, diubah pun tidak bisa karna banyak data yang bisa dikumpulkan dan disaring hingga mengekstraksi kebenarannya.
Allah Tritunggal Memberkati
Sumber video:
Dondy Tan Channel - Lebih Hebat Mana Paulus vs Yesus - Umi Irena Handono diakses 6 Sep 2024. Silahkan lihat bagian mulai dari menit ke 11- 18.
Referensi dan Bacaan Lebih Lanjut:
1. Tony Lane, Runtut Pijar Pemikiran Kristen, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1993, 24-6. Bagian terakhir subbab Konsili Nicaea: Tony Lane menuliskan "Keallahan Yesus Kristus adalah asas iman Kristen. Tanpa pendekatan iman tersebut, tidak ada penyataan yang sebenarnya darj Allah dalam diri Yesus. Tanpa iman tersebut, doktrin Kristen tentang keselamatan digerogoti"
2. Justo Gonzales, Sejarah Kristianitas, Jakarta: STT AA, 2023, 206-13. Konsili Nicea dijelaskan dengan cukup rinci dan tegang di bagian ini.
3. Bruce A Shelley, Church History in Plain Language, 5th ed, Epub Ver., Grand Rapis: Zondervan, 2021, 160-67.
4. Timothy Paul Jones, Christian History Made Easy, Torrance: Rose Publishing, 2009, 63-5.
5. H. H. Pope Shenouda III, The Nature of Christ, Cairo: Dar El-Tebaa El-Kawmia, 1911, 12.
6. Arkhimandrit Rm. Daniel B. D. Byantoro, Kristologi Gereja Orthodox Timur, Yayasan Dharma Tuhu, 2021, 27-8. Buku ini ringkas, bahasanya pun tidak begitu berat jika anda mau penjelasan yang singkat nan padat. Saya merekomendasikan buku ini.
7. Leonardo Winarto, Ketritunggalan dan Keesaan Allah: antara Kesesatan dan Kebenaran, Memra Publishing, 2019, 160-63.
APOLOGET islam minim sekali memahami historis kristen... dan itu kelemahan mereka..
BalasHapusMereka hanya cenderung main teks tanpa paham konteks...