Refleksi - Kerendahan Hati Mengalahkan Dunia

Bagaimana cara mengasihi, menyayangi atau memaafkan orang yang membuat kita sakit hati? Bagaimana bisa kita mengasihi orang yang memaki kita? Bahkan ada yang menampar, meninju, memfitnah dan membunuh karakter kita. 

Mungkinkah semua ini? 

Saya berkaca dan melihat lagi ke dalam Injil. Yesus sang Juruselamat yang adalah Mesias bagi Kristen telah melakukan hal demikian. Yesus rela dicambuk, diludahi, ditinju, difitnah, disalib, dan direndahkan. Akan tetapi Injil mencatat, Yesus berdoa untuk mereka. Walaupun di peristiwa lain, Yesus sedang menegur orang Farisi, mengajar murid-Nya, dan mempraktekkan hal yang di luar nalar.

Anehnya semua itu mengalahkan dunia. Kasih mengalahkan dunia yang jahat ini! Tak hanya itu, kerendahan hati-Nya mengalahkan dunia.

Ayat hafalan orang Kristen di Yohanes 3:16 "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia mengaruniakan Anak-Nya yang Tunggal supaya setiap orang yang percaya tidak binasa melainkan memperoleh hidup yang kekal". Sangking hafalnya saya yakin anda tidak perlu membuka Alkitab untuk menyebutkan ayat tersebut -seperti saat saya mengetik ayat di atas-. Yesus Kristus adalah Firman yang menjadi manusia yang memberikan nyawa-Nya untuk tebusan. Kasih-Nya mengalahkan dunia ini!

1 Yohanes 4:16 (TB) Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia.

"Tuhan kasihanilah" (Kyrie Eleison) adalah doa puja Yesus pendek dalam Gereja Ortodoks baik Oriental, Katolik dan Timur. Doa singkat ini menjadikan kita menempatkan diri lebih rendah hati di hadapan-Nya. 

Lalu bagaimana dengan Yesus Kristus? Bukankah Dia sang Firman yang menjadi daging? Ya sederhana saja. Ia merendahkan diri dan hati-Nya untuk menjadikan diri korban yang benar di kayu salib. Menggantikan. Memulihkan kodrat manusia. Mengembalikan relasi dengan Allah dan manusia. 

Sedih sekali, Sang Pencipta mengambil rupa hamba untuk menebus kita yang adalah milik-Nya. Ini yang saya sebut sebagai kerendahan hati mengalahkan dunia! 

Filipi 2:5-8 (TB) Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, 
yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

Layaknya ibu yang menyusui anaknya demikian kasih Allah bagi kita. 
Layaknya ibu yang sabar menggendong kita demikianlah kerendahan hati Allah. 

Jika dua pertanyaan di awal artikel diajukan kembali, maka jawabannya "memandang kepada Yesus Kristus". Dalam Injil jawaban itu bertebaran di mana saja. Hari ini saya pun masih kesulitan. Berat tapi niscaya akan membuahkan rasa manis dalam pengalaman pahit. Roh Allah menolong kita.

Langkah praktis: 
Bacalah Mazmur 51 untuk memperkatakan pengakuan dosa. Raja Daud menuliskannya terlebih lagi kita melafalkan dalam saat teduh harian.

Terpujilah Allah Tritunggal.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menjawab Tuduhan - Apakah Kristen Progresif Masuk Arus Utama?

Apologetika - Syafaat melalui Para Kudus

Doa Puja Yesus: Makna Teologis