Short Apologetics - Kesaksian Malu dalam Injil Markus (2)
Markus 14:51-52 (TB) Ada seorang muda, yang pada waktu itu hanya memakai sehelai kain lenan untuk menutup badannya, mengikuti Dia. Mereka hendak menangkapnya, tetapi ia melepaskan kainnya dan lari dengan telanjang.
Saat penangkapan Tuhan Yesus di taman Getsemani, Injil Markus menuliskan keterangan yang tidak ditemui pada Injil lain. (Ayat di atas) Siapakah orang muda tersebut dan benarkah lari dengan telanjang? Melalui tulisan singkat ini, penulis mencoba untuk menjawabnya.
Yang pertama, siapa sebenarnya orang muda itu? Seperti yang dikutip di atas, "ada seorang muda" yang menurut tradisi Gereja adalah Rasul Markus, penulis Injil. Fr. Tadros Malaty menyebutkan dalam komentarinya seorang muda itu ialah Rasul Markus, penulis Injil tersebut. Hal senada disampaikan pula oleh Paul Barnett bahwa sang Penulis Injil berhasil menggambarkan potret dirinya dalam karya tersebut. Meski ini terkesan memalukan, namun tetap saja Gereja tidak menghapuskan bagian ini.
Kedua, apakah benar-benar telanjang? Atau ada maksud lain? Richard Baukham dalam Jesus and the Eyewitnesses menyebutkan pakaian yang digunakan seorang muda itu pakaian yang wajar dan biasa di zaman tersebut. Pakaian yang dimaksud terdiri dari baju linen dan jubah. Orang muda ini mengikuti Yesus ini kemungkinan menggunakan baju linen dan terburu-buru mengejar Yesus. Alhasil, ketika seorang tentara memegang baju linennya kemudian robek -pakaian ini tipis- biasanya pakaian ini dilapisi dengan jubah yang berikat pinggang ataupun bisa juga tidak.
Secara teologis, R. C Sproul menegaskan makna ketelanjangan adalah makna keberdosaan kita di hadapan Allah. Kita ini "telanjang" di hadapan-Nya, dalam keberdosaan kita hanya butuh anugerah untuk diselamatkan. Oleh karena itu, sudah sepatutnya kita memakai jubah kebenaran dari Allah berawal mengakui Yesus Kristus sebagai Juruselamat kita, kemudian dibaptis dalam Tritunggal Maha Kudus.
Melalui dua jawaban singkat di atas, baik yang berasal Gereja Koptik dan akademis sama-sama menyimpulkan bahwa kejadian ini memenuhi rasa malu sebagai kriteria otentisitas yaitu keaslian Injil Markus. Kebenaran yang ditulis di sini ialah Rasul Markus, si orang muda itu, dan tulisan ini otentik darinya. Bagian ini pula menunjukkan kerendahan hati penulis Injil dengan menulis kejadian sebenarnya.
Referensi:
1. Paul Barnett, Is New Testament Reliable?, Downer Grove: InterVarsity Press, 2003, p.76-7.
2. H.H Pope Shenouda III, The Beholder of God Mark the Evangelist: Saints and Martyr, California: St. Peter and St. Paul Coptic Orthodox Church. Tulisan ini sangat bagus dalam menjelaskan Rasul Markus baik pelayanan, perjalanan dan kematiannya.
3. Fr. Tadros Y. Malaty, Patristic Commentary: The Gospel According to Saint Mark, Orange: Coptic Orthodox Christian Center, 2003, p.269-70.
4. R. C. Sproul, St. Andrew's Expotitional Commentary: Mark, Sanford: Reformation Trust Publishing, 2011, p.423-26
5. Richard Baukham, Jesus and the Eyewitnesses: the Gospels as Eyewitness Testimony, Grand Rapids: Wm. Eerdmans Publishing Co., 2006, p.190-201.
Komentar
Posting Komentar