Ulasan - Menempatkan Yesus di Takhta-Nya karya Robert M. Bowman Jr. dan J. Ed Komoszewski

Ketika seseorang baru mempelajari apologetika mungkin bingung harus memulai dari mana. Bila mulai dari yang ringan dapat membaca buku-buku R.C. Sproul. Bagi yang memiliki ketahanan membaca tinggi dapat membaca buku ini dapat menjadi salah satu sumber untuk memperlengkapi kita. Tidak heran saya merekomendasikan pasalnya penulisan buku ini dilakukan duo sarjana Perjanjian Baru, Apologetik dan penuh riset ilmiah. Singkatnya buku ini menyangkut setiap dogmatika yang ortodoksi. Robert M. Bowman Jr. dan J. Ed Komoszewski sangat lihai untuk menyajikan "makanan rohani" dengan segala keterangan secara tajam dan dalam. Dua penulis ini memberikan argumentasi dan masukkan kedalaman iman Kristen. 

Saya melakukan ulasan secara bertahap karena buku ini memiliki tebal 416 halaman (beserta daftar pustaka dan catatan kaki). Meskipun demikian, semua halaman diisi dengan sajian yang dalam dan berbekas. Ibarat memakan "daging", kita tidak mau mengiris terlalu besar dan cepat menghabiskannya. Bukan saja untuk menanamkan akidah (doktrin) yang sesuai kitab suci melainkan kita ikut dalam devosi Kristen mula-mula. Bagaimana mereka meninggikan Yesus karena Ia setara baik dalam Kehormatan, Sifat, Nama, Perbuatan dan Kedudukan setara dengan Allah (Elohim bangsa Israel) - disingkat HANDS (Honors, Attributes, Names, Deeds and Seat). Kelimanya akan diulas singkat setelah ini.
  • Honor (Kehormatan: Yesus berbagian dalam kehormatan-kehormatan yang ditujukan kepada Allah;
  • Attributes (Sifat): Yesus berbagaian dalam sifat-sifat yang dimiliki Allah;
  • Names (Nama): Yesus berbagian dengan nama-nama dari Allah;
  • Deeds (Perbuatan): Yesus berbagian dalam perbuatan-perbuatan Allah;
  • Seat (kedudukan): Yesus berbagian dalam kedudukan di takhta Allah.
Dok. Pribadi
Kristen mula-mula tidak pernah kebingungan dalam menyembah Yesus dan dapat membedakan dengan Bapa dan Roh-Nya tanpa harus memisahkan ketiga-Nya. Pola Trinitarian dan Dwinatur Yesus sangat kental dalam buku ini. Sebagai pembaca, saya dapat banyak bekal dalam mempelajari dan mengulik lebih dalam arti bahasa Yunani dari catatan Alkitab - turun temurun sejak jemaat mula-mula. 

Pertama, Yesus menerima kehormatan ilahi, ini dibuktikan dengan Ia mendengar dan menjawab doa, lagu-lagu dinaikan untuk-Nya, kita hormat, takut, dan melayani-Nya serta mengasihi-Nya sebagaimana kita lakukan kepada Allah (Yoh 14:14; Kis 7:59-60; Ef 5:19; Why 5:9-10; Yoh 14:1; Rm 10:11; Dan. 7:14; Yoh 14:15,21; Ef 6:24). 
"Tidak semua tindakan pemujaan mengimplikasikan figur ilahi atau pengilahian. Namun, jika suatu figur menerima semua kehormatan yang secara eksklusif hanya diberikan kepada Allah, atau serangkaian kehormatan yang luas yang secara normal dikaitkan dengan Allah dan jika orang-orang mengekspresikan kehormatan tersebut dalam konteks aktivitas religius atau devosi spiritual, maka kehormatan itu memang menunjukkan bahwa mereka yang mempersembahkan kehormatan-kehormatan tersebut menganggap-Nya sebagai Allah." (Hlm 311)

Yohanes 14:14  Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya."
Kedua, Yesus memiliki sifat-sifat ilahi yang membuat-Nya setara dengan Allah. Penulis buku tersebut memberikan kesimpulan pada bagian ini sebagai berikut:
"Namun demikian, jika figur-figur memiliki sifat-sifat yang secara unik adalah milik Allah atau keserupaan-Nya dengan Allah sudah lengkap, total dan sempurna maka semua itu merupakan indikator yang kuat bahwa figur tersebut adalah pribadi ilahi". (Hlm 312).
Anda dapat membaca bagaimana Yesus yang adalah Anak sepenuhnya sempurna seperti Allah. 
Yohanes 14:9  Kata Yesus kepadanya: "Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami.

Kolose 1:15-16  Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan,  (16)  karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia.
Tak sampai di situ, yang ketiga ini menyangkut Nama-nama ilahipun melekat pada Yesus saat Ia masih di dunia dan telah naik ke Surga. Menarik sekali yang menjadi argumentasi penulis:
"Jika suatu figur diakui sebagai Allah atau dipanggil Allah dalam sebuah konteks yang menunjukkan bahwa nama-nama tersebut ia gunakan dengan cara yang sama kepada Allah, semua itu merupakan tanda positif bahwa figur tersebut adalah Allah" (hlm 313)
Jelas saya sangat setuju dan dapat dipertanggungjawabkan, karena semua tertulis dalam Perjanjian Lama dan Baru. Sumbernya berlimpah, mungkin selama ini kita terlewatkan dan buru-buru dalam membaca Alkitab. (Yoh 1:1; 18; 20:28; Rm 10:9-13; Flp. 2:9-11; Tit 2:13; Yoh 8:24; Ef. 1:21; Flp. 2:9-11; Kol. 3:17).
1 Korintus 8:6  namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari pada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang oleh-Nya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup.

Wahyu 1:7-8  Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia, juga mereka yang telah menikam Dia. Dan semua bangsa di bumi akan meratapi Dia. Ya, amin.  (8)  "Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa."
Keempat dan terakhir mengenai perbuatan dan kedudukan ilahi yang disandangkan kepada Yesus juga memberikan kunci jawaban bahwa Ia adalah Allah. Kita simak argumentasi bagian ini:
"Jika ada figur yang melaksanakan perbuatan-perbuatan yang merupakan bagian hak prerogatif yang dimiliki Allah secara eksklusif atau jika Ia melaksanakan semua perbuatan terbseut atau minimal sebagian besar dari perbuatan-perbuatan tersebut, yang secara normal dikaitkan dengan Allah sepanjang masa - dari penciptaan hingga sejarah dan terus sampai dan termasuk konsumasi - maka perbuatan-perbuatan seperti itu mendemonstrasikan bahwa Ia sesungguhnya adalah Allah." (hlm 314). 

Yohanes 1:1-3  Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.  (2)  Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah.  (3)  Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.

Ibrani 1:10-11  Dan: "Pada mulanya, ya Tuhan, Engkau telah meletakkan dasar bumi, dan langit adalah buatan tangan-Mu.  (11)  Semuanya itu akan binasa, tetapi Engkau tetap ada, dan semuanya itu akan menjadi usang seperti pakaian;
Untuk kedudukan ilahi, penulis buku memberikan pernyataan sebagai berikut:
"Namun, jika suatu figur secara permanen didudukan pada tempat Allah, bersama-sama duduk di takhta-Nya, menjalankan hak prerogatif Allah dari posisi tersebut, dan pada posisi tersebut menerima kehormatan-kehormatan yang hanya layak ditujukan kepada Allah, maka figur tersebut secara pasti sedang berfungsi sebagai Allah." (hlm 315).

Markus 14:61-62  Tetapi Ia tetap diam dan tidak menjawab apa-apa. Imam Besar itu bertanya kepada-Nya sekali lagi, katanya: "Apakah Engkau Mesias, Anak dari Yang Terpuji?"  (62)  Jawab Yesus: "Akulah Dia, dan kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di tengah-tengah awan-awan di langit."

Wahyu 22:1  Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir ke luar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba itu.

Kisah Para Rasul 2:32-33  Yesus inilah yang dibangkitkan Allah, dan tentang hal itu kami semua adalah saksi.  (33)  Dan sesudah Ia ditinggikan oleh tangan kanan Allah dan menerima Roh Kudus yang dijanjikan itu, maka dicurahkan-Nya apa yang kamu lihat dan dengar di sini.
Sebenarnya banyak sekali yang dikutip, diulas dan dieksegesis oleh penulis buku ini. Anda sebaiknya mempunyai dan membacanya sendiri. Bekal apologetis dan devosi dari buku ini begitu masif sayang sekali bila dilewatkan. Saya pula mempelajari bahwa Perjanjian Baru adalah catatan mengenai siapa, perbuatan, natur dan bagaimana Yesus dimuliakan semenjak kenaikan-Nya. Ini merupakan salah satu yang diutarakan dalam buku tersebut.

Sumber: Menempatkan Yesus di Takhta-Nya, hlm 138

Pribadi Yesus penuh dengan paradoks. Penulis buku mengajak kita berpikir bila Allah tetap Allah tidak pernah menjadi manusia bagaimana mungkin Ia merasakan kemanusiaan kita. Tetapi beda dengan Yesus, Ia telah turun menjadi manusia dan sama seperti kita. Ini paradoks ilahi yang dapat diselami dalam perjanjian baru. Dinyatakan, disampaikan dan diutarakan secara gamblang. 

Beberapa bagian menarik yang saya dapat dan menambahkan pemahaman dan kedalaman perjalanan Iman saya: 
"Di pihak lain, jika Yesus hanya seorang manusia yang agung atau bahkan seorang malaikat yang entah bagaimana menjadi seorang manusia, kita tidak akan mengharapkan Dia untuk menjadi seorang pribadi yang secara fundamental tidak terpahami. Justru karena Yesus adalah Allah dan juga manusia, Ia adalah pribadi yang unggul, penuh paradoks." (Hlm 139).

"Pengakuan ini - Yesus Kristus sebagai Tuhan - ini tidak hanya sekadar sebuah tindakan akademik; melainkan sebuah seruan untuk bertumbuh dalam relasi dengan Yesus Kristus dan mulai menjalankan kehidupan sedemikian rupa untuk memuliakan-Nya selama-lamanya." (hlm 177).

"Sesungguhnya, PB memanggil Yesus "Allah" bukan sekali, tetapi berkali-kali. PB juga mengafirmasi bahwa Yesus adalah "Tuhan", berulang kali dilakukan dalam konteks yang menyetarakan Yesus dengan YHWH, Allah dalam PL.... Semua nama tersebut diberikan kepada Yesus dalam situasi-kondisi di mana nama YEsus ditinggikan melampaui segala nama yang ada. Jika kita ingin setia kepada pengajaran Alkitab, kita harus mengakui Yesus Kristus sebagai Allah yang mahabesar dan juruselamat kita". (Hlm 207).
Singkatnya bagi yang percaya dan mengakui diri sebagai Kristus (Pengikut Kristus), Ia harus mengakui Yesus sebagai Tuhan dan Allah, Juruselamat hidup kita. Melalui Bowman dan Komoszewski, saya sendiri mempelajari Perjanjian Baru sudah cukup menjawab keilahian dan kemanusiaan Yesus. Bagaimana Ia berinkarnasi ke dunia dan melakukan karya keselamatan-Nya. Terpujilah Nama-Nya!

Bagi yang ingin menyangkal keilahian Yesus, Ia harus membuat kitab sendiri dan benar-benar harus berhadapan dengan Perjanjian Baru yang berotoritas. Tulisan Kristen mula-mula bukan karangan melainkan peristiwa sejarah yang dihayati dalam lisan (devosi) dan tulisan (Alkitab) hingga kita miliki sekarang. Terpujilah Allah Tritunggal!

Silahkan dibeli: Jual Menempatkan Yesus di TakhtaNya | Shopee Indonesia (Bahasa Indonesia di Shopee)

Judul : Menempatkan Yesus di Takhta-Nya: Pembuktian Atas Keilahian Kristus
Penulis : Robert M. Bowman Jr. dan J. Ed Komoszewski
Terbitan : Literatur SAAT
Tahun : 2015 (Cet. 1) dan 2021 (Cet. 2)
Jumlah : 416 hlm


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menjawab Tuduhan - Apakah Kristen Progresif Masuk Arus Utama?

Apologetika - Syafaat melalui Para Kudus

Doa Puja Yesus: Makna Teologis